Tuesday, June 14, 2016

Pembebasan Kota Makkah 1





Kata Pengantar

Kota Makkah jauh sebelum Nabi Ibrahim as dan Ismail as, memang telah memiliki keutamaan luar biasa sejak era Nabi Adam as, bahkan pondasi Ka’bah yang berada di Makkah yang dibangun oleh Malaikat. Hal ini senada dalam Kitab Suci Al-Qur’an dalam surat Āli ‘Imrān ayat 96:

“Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Makkah) yang diberkati dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam (semua manusia).”

Keutamaan kota Makkah berlanjut hingga era Qushay bin Kilab (Bani Quraisy) yang menguasai kota tersebut pada pertengahan abad ke-5 yaitu pada tahun 440 Masehi. Peralihan kekuasaan dari Bani Khuza’ah terjadi akibat perlawanan yang dilakukan oleh Qushay bin Kilab sehingga dimulailah era kepemimpinan Bani Quraisy. Hal ini berarti memang kota Makkah sejak dahulu telah diperebutkan oleh berbagai bani di daerah tersebut.

Memasuki era Rasulullah saw penguasaan Rumah Ibadah di kota Makkah tidak lagi menjadi persoalan antara bani-bani atau kabilah-kabilah lagi, akan tetapi Rasulullah saw berusaha mengembalikan kepada ajaran Tauhid yang sebenarnya. Sementara itu Rumah Ibadah di kota Makkah ini masih dikuasai kaum musyrikin Quraisy, yang fungsinya telah keluar dari ajaran Islam sebenarnya yang dibawa sejak dari Nabi Adam as dan Nabi Ibrahim as. Bahkan Rasulullah saw mengutarakan keutamaan kota Makkah dalam sebuah Hadits bahwa:

“Tidak ada bumi yang lebih baik dan lebih aku sukai daripadamu (Makkah), seandainya kaumku tidak mengusirku darimu (Makkah), maka aku tidak akan tinggal selainmu (hanya di Makkah)”

Adapun tanda-tanda, fungsi dan kewajiban kaum Muslimin terhadap Baitullah yang ada di Makkah ini telah digambarkan dalam firman Allah swt sebagai berikut:

Di sana (di Bakkah, di Makkah) terdapat tanda-tanda yang jelas (di antaranya) maqam Ibrāhim. Siapa yang memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah Haji ke Baitullah, yaitu orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban) Haji, maka ketahuilah Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.

Sehingga dalam sejarah atau sirah Rasulullah saw diketahui bahwa terdapat salah satu peristiwa yang sangat menentukan bagi tegaknya ajaran dan ibadah  Islam sebagaimana disebutkan pada surat Āli ‘Imrān tersebut di atas yakni pembebasan kota Makkah pada tahun 8 Hijriyah.

Karena hari ini adalah hari ke-9 bulan Ramadhan 1437 Hijriyah. Besok hari, pada tahun 8 Hijriyah adalah hari diberangkatkannya 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Makkah, dan kemudian membebaskan kota Makkah dari manajemen (kepengurusan) Baitullah oleh kaum Musyrikin Makkah ke tangan kaum Muslimin secara keseluruhan tanpa pertumpahan darah yang berarti. Kini umat Muslim melakukan peribadatan ke Makkah telah terbebaskan dari tuhan-tuhan patung buatan manusia.

Sebelumnya (tahun 6 Hijriyah) sesuai dengan Perjanjian Hudaybiyah, kaum Muslimin boleh melakukan ibadah Haji pada musim Haji -   sebelumnya umat Muslimin tidak diperbolehkan - , tapi baik dalam Ka’bah maupun di luar masih ada tuhan-tuhan patung yang berjumlah 360 patung. Bagaimana hari kemenangan dalam pembebasan kota Makkah dari tangan kaum Musyrikin Makkah dapat diperoleh, apa latar belakangnya, serta pelajaran apa yang dapat diambil dari sejarah Fut-hu (Pembebasan) Makkah. Berdasarkan itu pembahasan mengenai pembebasanan kota Makkah menjadi pembahasan yang menarik untuk diketahui lebih lanjut.




PENDAHULUAN


R
asulullah shalallahu alaihi wasallam lahir di Makkah. Diangkat menjadi Rasul Allah pada umur yang cukup matang, 40 tahun, di Makkah. Risalah yang dibawanya adalah Dinul Islam (Agama Islam), untuk umat manusia. Di mulai dari kota kelahiran dimana Beliau berada, yaitu Makkah. Kota Makkah adalah suatu kota tempat peribadatan, perdagangan dan tempat persinggahan bagi kafilah yang membawa barang dagangan. Kafilah ini  melakukan perjalannan dari selatan, Yaman, ke utara, Syam. Bagitu pula sebaliknya, membawa barang dagangan dari utara, Syam, ke selatan, Yaman. Kota ini ramai dikunjungi orang. Ketika itu Syam (sekarang adalah daerah-daerah Irak, Siria, Lebanon, Palestina) dibawah pendudukan Kerajaan Romawi. Sebelah timur dari Syam adalah Kerajaan Persia (Iran sekarang).

Beliau terkenal di Makkah sebagai orang yang dapat dipercaya. Kalau orang menitipkan barang, selalu amanah. Artinya kembali kepada pemiliknya dengan utuh. Untuk itu Muhammad digelari Al-Amin. Suatu waktu Ka’bah direnovasi. Ketika hampir selesai terjadilah pertikaian antar kabilah (suku) dimana masing-masing merasa berhak (karena keterhormatannya) untuk meletakkan Batu Hajar Aswad ketempat semula, di sudut dari dinding luar Ka’bah. Hampir-hampir terjadi pertumpahan darah, sebagaimana lazim selalu terjadi ketika itu, yang merasa  kuat menekan yang lemah.

Dalam keadaan seperti itu Abu Umayyah tampil dan mengusulkan  kepada khalayak ramai sebagai jalan keluarnya, yaitu siapa orang pertama yang melewati pintu menuju Ka’bah, maka dialah yang berhak menghakimi perselisihan itu. Seketika itu lewat orang pertama, ia adalah Muhammad. Setelah semua orang berkumpul di sekitar Beliau dan memberitahukan apa yang harus Beliau lakukan, maka Beliau meminta sehelai selendang, lalu Beliau meletakkan Batu Hajar Aswad ditengah selendang itu. Kemudian meminta pemuka-pemuka kabilah yang saling berselisih untuk memegang ujung-ujung selendang, lalu memerintahkan mereka secara bersama-sama mengangkat dan membawanya ke tepi sudut Ka’bah. Setelah sampai, Beliau mengambil Batu Hajar Aswad dan meletakkannya ditempat semula, di sudut dinding Ka’bah. Para kabilah merasa puas dengan cara itu, semua punya andil meletakkan Batu Hajar Aswad yang mulia itu.

Lain hal ketika Beliau setelah menjadi Rasulullah saw yang membawa risalah Islam yaitu ajaran Tauhid, sementara penduduk kota Makkah menjalankan ajaran Syirik (menserikatkan Allah dengan tuhan-tuhan yang lain). Dakwah Muhammad Rasulullah saw mula-mula selalu mendapat penolakan, kemudian ada, walaupun sebahagian kecil saja yang baru dapat menerimanya.


Memang, kedatangan Muhammad Rasulullah saw untuk meluruskan agama penduduk  Makkah khususnya dan manusia pada umumnya dari menserikatkan Tuhan Yang Sebenarnya dengan tuhan-tuhan buatan manusia. Hal men-Tauhid-kan Tuhan Yang Sebenar inilah, salah satu inti dari ajaran Islam disamping hal-hal lainnya seperti antara lain ajaran-ajaran kedamaian, keadilan, kejujuran, bertanggung jawab, dan membantu kaum yang lemah – yaitu membawa agar menjadi manusia yang mempunyai nilai-nilai kemanusian yang adil dan beradab, terutama dalam hidup bermasyarakat, bernegara dan berantar Negara dalam ta’aruf - saling mengenal, respect each other, baca juga Islam & Kemanusiaan.  Last but not lease, Selamat dan Sejahtera di Dunia dan Selamat dan Sejahtera di Akhirat bagi seluruh umat manusia melalui ajaran dari Tuhan Yang Maha Mengetahui tentang (kebutuhan dan keperluan) makhluk-Nya yang Dia ciptakan.


Muhammad saw lahir, besar dan tinggal di kota Makkah selama 53 tahun lama sebagai warga kota Makkah. Setelah itu, tinggal 10 tahun di Madinah dan meninggal di sana.

Banyak peristiwa-peristiwa pelecehan, terror dan perbuatan kriminal yang dilakukan para musyrikin Makkah kepadanya. Tidak terkecuali juga kepada pengikutnya. Selanjutnya sebagian besar pengikut Rasulullah saw secara berangsur-angsur meninggalkan Makkah, mula-mula hijrah ke Habsyi (Ethiopia sekarang) dan selanjutnya ke Madinah. Nabi saw ketika itu masih menetap di Makkah melakukan tugas dakwahnya kepada masyarakat Makkah.

Suatu waktu para pimipinan kaum musyrikin Makkah merencanakan secara rahasia untuk melakukan assassinasi (pembunuhan terencana) rahasia atas Muhammad saw, namun Beliau saw mengetahui. Di Hari H, Rasul saw tidak berada di rumahnya, ketika para pembunuh ini hendak mengayunkan pedangnya  – yang sebelumnya menyingkapkan selimutnya terlebih dahulu – tidak didapati Muhammad saw, melainkan Ali bin Abi Thalib. Karena bukan Nabi saw, maka Ali ra dibiarkan hidup. Dengan itu Nabi saw luput dari pembunuhannya. Pada saat yang sama, Nabi saw bersama shahabatnya Abu Bakar ra telah berangkat meninggalkan kota Makkah menuju Madinah yang berjarak 500 km dari Makkah.

Namun demikian bukan berarti Rasulullah saw hanya tinggal di Madinah, tidak. Beliau pernah mengerjakan haji. Pertama rombongan Rasulullah berhenti di Hudaybiyah diluar kota Makkah untuk beristirahat dalam perjalan panjang (500 km), namun didatangi oleh kaum musyrikin Makkah yang melarangnya masuk kota Makkah. Selanjutnya diadakanlah perjanjian damai 10 tahun lama. Rasulullah saw dan pengikutnya boleh melakukan Ibadah Haji tahun berikutnya. Peristiwa itu terjadi tahun 6 Hijriyah. Setelah perjajian Hudaybiyah ini Beliau saw mengadakan Haji Wada (Haji terahir Beliau saw) ke Makkah dan melakukan khutbah yang bersejarah, yaitu menurut riwayat turun ayat pada saat Rasul saw melakukan khutbah Haji pada bulan Dzulhijjah tahun ke-10 Hijriyyah. Turun ayat itu sangat penting bagi kita dimana ayat itu merupakan pengumuman atau “Deklarasi Maha Agung” dari Allah tentang Dinul (agama) Islam yang berbunyi sebagai berikut:

Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu. Aku telah cukupkan nikmat-Ku kepadamu, dan Aku telah merasa senang (ridha) Islam itu menjadi agamamu. [QS Al-Māidah 5:3]

Dengan turunnya ayat itu yang disampaikan di saat peribadatan Haji berlangsung, yakinlah kita dengan seyakin-yakinnya akan kebenaran Dinul Islam, karena yang Maha Kuasapun telah puas dan ridha atas Dinul Islam ini untuk kita. Kalau Allah Yang Maha Tahu confident (yakin, ridha, ikhlas) kenapa kita tidak?



PEMBEBASAN KOTA MAKKAH

Synopsis

Pembebasan Makkah (فتح مكة, Fat-hu Makkah) merupakan peristiwa yang terjadi pada tahun 630 Masehi tepatnya pada tanggal 10 Ramadan 8 Hijriah, di mana Nabi Muhammad saw beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Makkah, dan kemudian menguasai Makkah secara keseluruhan tanpa pertumpahan darah yang berarti. Dari pihak kaum Muslimin gugur syahid dua orang yaitu Kurz bin Jabir Al-Fihri dan Khunais bin Khalid bin Ra’biah. Dari kaum Musyrikin Makkah 12 orang. Kejadian ini hanya suatu insiden kecil saja, karena Rasulullah saw sebelumnya telah memberi petunjuk tidak boleh melakukan peperangan kecuali hanya membela diri. Pada kesempatan pembebasan Makkah Rasulullah saw dan beberapa shahabat menyingkirkan berhala-hala sebagai tuhan-tuhan kaum musyrikin Makkah yang ditempatkan di dalam dan sekitar Ka’bah yang disembah mereka.

Penyebab Fat-hu Makkah adalah - jauh sebelum Pembebasan Kota Makkah - pada tahun 628 Masehi bertepatan dengan tahun 6 Hijriyah, Quraisy Makkah dan Muslim dari Madinah menandatangani Perjanjian Hudaybiyah. Meskipun hubungan yang lebih baik terjadi antara Makkah dan Madinah setelah penandatanganan Perjanjian Hudaybiyah, 10 tahun gencatan senjata dirusak oleh kaum Quraisy sendiri, sekutunya Bani Bakr, menyerang Bani Khuza’ah yang merupakan sekutu Muslim, walaupun dulunya - sebelum perjanjian Hudaybiyah - sebenarnya yang pertama kali menyerang Bani Bakr adalah Bani Khuza'ah, dan sayang sekali permasalahan tersebut hanya diselesaikan dengan perjanjian elite yang tidak melibatkan akar rumput, sehingga masih menimbulkan dendam dikalangan Bani Bakr. Pada saat itu musyrikin Quraisy ikut membantu Bani Bakr, padahal bersadasarkan kesepakatan damai dalam perjanjian Hudaybiyah tersebut di mana Bani Khuza'ah telah bergabung ikut dengan Nabi Muhammad saw dan sejumlah dari mereka telah memeluk Islam, sedangkan Bani Bakr bergabung dengan musyrikin Quraisy.

Abu Sufyan, kepala suku Quraisy di Makkah, pergi ke Madinah untuk memperbaiki perjanjian yang telah dirusak itu, tetapi Nabi Muhammad saw  menolak, Abu Sufyan pun pulang dengan tangan kosong. Setelah itu sekitar 10.000 orang pasukan Muslim pergi ke Makkah yang segera menyerah dengan damai. Nabi Muhammad saw bermurah hati kepada pihak Makkah, dan memerintahkan untuk menyingkirkan dan kemudian menghancurkan berhala di sekitar dan di dalam Ka’bah. Selain itu hukuman mati juga ditetapkan atas 17 orang Makkah atas kejahatan mereka terhadap orang Muslim, meskipun pada akhirnya beberapa di antaranya diampuni. □ AFM


Bersambung ke: Pembebasan Kota Makkah 2

Blog Archive