KATA PENGANTAR
B
|
ahan tulisan ini diambil dari draft buku
penulis yang berjudul: “(Berkah dan Nikmat) Shalat (& Dzikir Rasulullah)
dan Implikasinya Dalam Kehidupan”. Edisi ke-2. Dua ratus (200) halaman termasuk
kata pengantar sebagai mukadimahnya. Bab yang diambil adalah bab mengenai kata
pengantar, sebagiannya saja. Dalam posting milis IMAAM (Indonesian Muslim
Association in America) dan Blog penulis beri judul: Inilah Islam, Dalam Menghadapi
Abad Ke-21, sebagaimana ‘tafsir’ dari hadits yang mengatakan: "Di akhir
zaman kelak umat Islam (dan umat yang lainnya) merasa asing dengan (ajaran)
Islam itu sendiri." (Al-Hadits), sebagai jawaban simpatik ajaran Islam
bagi penghujat-penghujat Islam - serta yang salah kaprah dalam memaknai ajaran
Islam dalam tafsir Islam sebagai ajaran muamalah yang sesungguhnya - dalam era
memasuki abad ke-21.
Bagaimana sesungguhnya Islam yang "Di akhir
zaman kelak umat Islam (dan umat yang lainnya) merasa asing dengan (ajaran)
Islam itu sendiri." Satu hal pula yang mesti kita ketahui bahwa bedakan
antara orang Islam (yang mungkin saja tidak mencirikan Islam sebenarnya seperti
“ISIS” dan peristiwa 9/11) dan Ajaran Islam yang sebenarnya yang akan
diterangkan berikut ini. Boleh jadi asing rasanya bagi orang Islam sendiri, apalagi
diluar Islam.
ISLAM MENGHADAPI ABAD KE-21
Oleh: A. Faisal Marzuki
Thomas
Carlyle yang kagum akan hal perubahan dari masyarakat jahiliyah kepada masyarakat yang mempunyai peradaban. Carlyle
bertanya-tanya: “Bagaimanatah satu orang sendirian – tunggal (seperti Muhammad saw), bisa memimpin dan memenangkan
peperangan dengan kaum Musyrikin Makkah yang mapan. Dan bagaimanatah orang Arab
kota dan orang Arab dusun (suku Badui) menjadi bangsa yang kuat dan
beradab dalam waktu kurang dari dua decade.” [1]
M
|
enghadapi abad ke-21 – zaman modern ini, banyak
manusia mengidap penyakit stress; depressi; enxiety (cemas, takut-takut,
ketakutan, serba susah, tidak sabar, marah-marah); bunuh diri; tidak bahagia
hidup walaupun sudah kaya raya, apalagi miskin dst. Sementara itu al-Qur’an
menyebutkan bahwa ajaran Islam dalam al-Qur’an memberi petunjuk bagaimana
mengatasinya, firman Allah swt:
yā ayyuhannāsu qod jā-atkum mau’idzotum
mirabbikum wa syifā-ul limā fishshudūri wa hudaw wa rahmatul lilmu’minīn.
Artinya:
Hai manusia! Sesungguhnya telah datang kepadamu
pengajaran (al-Qur’an) dari Tuhanmu obat bagi hatimu, pimpinan dan rahmat untuk
orang yang beriman. [QS Yunus 10:57].
inna sholātaka sakanullahum.
Artinya:
Sesungguhnya
shalatmu itu menumbuhkan ketenteraman jiwa bagi mereka. [QS At-Taubah 9: 103]
Walaupun teknologi
sudah maju sekali, namun pencemaran udara, laut, sungai, dan tanah telah
terjadi dan kini membahayakan masa depan planet biru, bumi tempat kehidupan
kita. Teknologi pencegahannya sebagian telah tersedia, namun kandas akibat
ketamakan manusia. Laba usaha diraup sebanyak-banyaknya dengan jalan tidak mau
membelanjakan biaya yang sepatutnya dalam mencegah segala pencemaran itu.
Disamping itu, meskipun pakar ilmu ekonomi sudah begitu banyak, namun
jika penyakit ekonomi seperti resesi datang, tidak ada yang dapat mencegahnya
(sebagaimana dokter, ada saja penyakit yang dulukala belum ada seperti berbagai
macam penyakit cancer, HIV/AIDS [2]) terjadi dalam dunia moderen ini. Kejadian
ini berakibat kepada usaha ekonomi menjadi bangkrut. Buruh dan karyawan kantor
kehilangan pekerjaan. Penerimaan negara berkurang (defisit) karena penerimaan
dari pajak usaha dan pajak pendapatan negara berkurang. Budged belanja negara
dikurangi. Akibat lebih jauh lagi pengangguran bertambah banyak, daya beli
turun, tingkat investasi rendah. Lengkaplah kebangkrutan bukan saja pengusaha,
tapi rakyat dan negara pun juga. ’Homeless’ (kaum
gelandangan) tumbuh seperti jamur. Secara total runtuhlah bangun-an kemakmuran
suatu negara bahkan dunia yang sudah susah payah dibinanya. Belum lagi masalah
kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin yang berbahaya untuk keamanan
dan kedamaian serta kestabilan kawasan atau negara itu. Jurang
kemiskin-an antara negara kaya dan negara miskin makin melebar dengan tajamnya
baik kualitas maupun kuantitas. Sistim hidup manusia yang kini ada belum
sungguh dapat mengatasinya.
Amerika yang disebut
sebagai negara adi kuasa yang sedang dilanda resesi besar sekarang inipun
(akhir perioda kepresidenan Bush junior) tidak kuasa menanganinya, lantas ”Mr.
Speaker”, ketua Congress yang baru - dalam perioda keperesidenan Obama -
mengatakan dalam pidato pelantikannya: ”Kita tidak kuat mengatasi masalah yang
ada sekarang ini tanpa dibantu oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.”
Pendidikan sumber daya
manusia tidak seimbang lagi antara pendidikan umum dan pendidikan agama
(madrasah dan tarbiyah). Kemudian penduduk dunia dengan teknologi tinggi dari
sistim informasi yang menggunakan jejaringan sosial (Facebook, Youtube,
Twitter, WhatsApp, SMS, TV, surat kabar, majalah) kental dengan isi keduniaan (secularistic,
hubbud dunya) yang ‘hedonistic’, ‘materialistic’
dan kekerasan dimana-mana terjadi tanpa pembinaan kesadaran ‘religious’
sebagai ‘way of life’ yang memadai yang dapat menyelamatkan dari petaka hidup
dan kehidupan manusia dan lingkungannya baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Jawabannya ada dalam Ajaran Islam
Jawaban-jawaban
sederetan panjang dari masalah-masalah kehidupan moderen sekarang ini ada dalam
ajaran Islam. Karena kitab suci al-Qur’an dan kitab al-Hadits isinya mengandung
ajaran-ajaran yang bercirikan: ● Ajaran hidup di dunia (ibadah ghaira mahdah) yaitu
ajaran horizontal Islam (muamalah, habblum
minannās) seperti: Bekerja mencari nafkah; Hubungan baik sesama manusia
yang dilandasi niat ibadah kepada Allah. Memanfaat aplikasi tafsir ayat-ayat
kauniyah, sebagai buah dari ibadah mahdah yang dilakukan dengan ihsan (baik),
agar manusia hidup damai dan sejahtera ●
Keagamaan (religious) yaitu ajaran vertikal Islam
(ibadah mahdah, habblum minallāh)
seperti: Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa, Haji, - Rukun Islam; Beriman kepada
Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Na, hari Akhirat,
Qada dan Qadar - Rukun Iman.
Demikianlah Islam mengajarkan kepada umat
manusia sebabagaimana firman-Nya:
● wabtaghi fīmā ātākal-Lõhud dārul akhirah. ● wa lā tansa
nashībaka minad dunyā.
Artinya:
● Dan carilah negeri Akhirat dengan apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu. ● Tapi janganlah kamu lupakan bagianmu di Dunia.
[QS Al-Qashash 28:77]
huwa ansya-akum minal ardhi
wastamarokum.
Artinya:
Dia menciptakan kamu dari bumi dan menjadikan kamu
sebagai pemakmurnya.
[QS Hud 11:61]
Inna fi khalqis samāwāti wal ardhi wakh-tilāfil laili wan nahāri
la-āyātil li-ūlil albāb.
Arinya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (Kehadiran dan Kebesaran Allah,
serta bermanfaatnya alam) bagi orang yang berakal (ulil albāb). [QS Āli
’Imrān 3:191]
Ajaran Islam bersifat
kemanusiaan yaitu tidak bersifat rasial dalam suku; ras; bangsa, warna kulit dan
tidak juga bersifat kasta seperti kaya atau miskin, berpangkat atau tidak,
tingkat atas atau warga (citizen) biasa. Lita’ārafū, [3] artinya
respect each other, yaitu saling kenal dalam saling hormat dengan tidak
memandang asal keturunan dan status sosial. Bahkan dalam perbedaan keyakinan
(agama) sekalipun dapat hidup berdampingan dalam semangat Lā ikrõha fid dīn
[4] artinya tak ada paksaan dalam
keyakinan beragama, dan Lakum dīnukum waliadīn, [5] artinya bagimu agamamu, bagiku agamaku. Semuanya bagi
ajaran Islam adalah dalam rangka Taqwa [6] kepada-Nya, yaitu taat (patuh) kepada ajaran-Nya yaitu
aturan-Nya yang adil, damai dan berbuat baik antar sesama dalam menegakkan
hidup sosial kemasyarakatan.
Para ulama (scholar)
Islam; Para ilmuan Islam yang ahli ekonomi, psikologi, sosiologi,
kedokteran, perbankan, hukum, perdagangan, industrial, jasa, ahli media masa
dan hubungan internasional. Para pengusaha dan teknokrat, ditantang untuk
memahami keadaan dunia sekarang ini, dan mencari solusi yang baik dalam
bagaimana mengatasinya secara komprihensif.
Sebagai bahan renungan
kenapa agama Islam berkembang begitu maju melebihi peradaban Byzantium (Romawi
Timur) terutama pada perioda abad ke-7 sampai abad ke-15 adalah dari shalatnya,
yang telah difardhukan Allah swt
kepada umat Muhammad saw. Shalat
fardhu lima waktu dikukuhkan dilangit, ketika Rasulullah saw ber-Mi’raj [7]
setahun sebelum hijrah. Seluruh fardhu dan ibadat selain dari shalat,
diperintahkan Allah swt kepada Jibril
untuk menyampaikannya kepada Nabi saw.
Hanya shalatlah diperintahkan Jibril untuk membawa nabi dari Masjidil
Haram, Makah ke Masjidil Aqsha, Baitil Maqdis pada malam hari (isra’). Selanjutnya mi’raj ke alam tinggi untuk langsung menerima sendiri perintah
kefardhuan shalat lima waktu. Diperintahkan shalat di alam tinggi, dengan
terlebih dahulu dibersihkan lahir dan bathin diri Nabi saw di Makah - sebelum melakukan perjalanan Isra’-Mi’raj,
menyatakan kelebihan shalat dan keutamaanya.
Diwaktu hijrah,
rombongan Nabi saw tidak langsung ke
Yatsrib, namun berhenti dulu di Quba suatu desa kecil yang terletak dipinggir
kota Yatsrib. Menurut sirah [8] Rasul saw
tibanya pada hari Senin, tanggal 8, bulan Rabi’ul-Awwal, tahun 14 dari nubuwah
atau tahun pertama dari hijrah, bertepatan tanggal 23 September 622 M.
Setibanya disana, pertama yang dilakukan di desa ini adalah mendirikan mesjid, [9]
tempat shalatnya para pengikutnya. Kini mesjid Quba itu masih tegak berdiri, tanahnya
diperluas, bangunan diperbesar dengan arsitek dan pertamanannya yang indah.
Beliau berada di Quba ini selama 4 hari. Pada hari Jum’at rombongan imigran
dari Makah dan penduduk setempat melakukan Jum’atan di mesjid Quba, seusainya
dari shalat Jum’at ini para imigran dari Makah yang dipimpin Nabi saw meninggalkan Quba menuju Yatsrib.
Pada hari Jum’at itu
juga sampailah Nabi saw dan
rombongan imigran ini di Yatsrib yang mulai saat kedatangannya, nama kota itu
menjadi Madinatur-Rasul Shalallāhu ‘Alaihi Wassalam.
Kemudian disingkat menjadi Madinah. [10]
Berkembangnya komunitas Islam di Madinah ini dimulai dari shalat, maka untuk
memenuhi keperluan itu dibangunlah Mesjid Madinah, sebagai tempat beribadat
sholat dan center bagi berkumpulnya umat Muhammad saw secara terbuka dan bebas dari
ancaman dan ketakutan - sebelumnya tidak demikian ketika berada di Makah,
dalam kegiatan-kegiatan seperti: Shalat berjamaah; Konsultasi atas segala
masalah; ’Halaqah’, belajar tentang al-Qur’an dan Islam; Perencanaan masa
depan; Bersilahturahmi. Fungsi masjid menjadi hidup sebagai
pusat kegiatan ibadah dan pembinaan mental, karakter, aqidah, akhlak dan
praktek kehidupan Islami.
Berkembangnya Ilmu dan Majunya Peradaban
Perkembangan dari
ibadat shalat ini berlanjut dengan membuahkan ketaatan kepada Allah dan Rasul.
Dimana generasi kemudiannya disamping taat akan agama juga tumbuh pula sikap (attitude) [9] ilmiah dan temuannya (innovation) [12], akibat pengaruh dari mendalami ayat-ayat kauniyah (alam
semesta dan manusia) dan ayat-ayat qauliyah (al-Qur’an) yang bertalian
dengan sikap dan temuan itu. Seperti angka matematik. Tulisan angka yang ada
sekarang ini ditemukan oleh orang Islam, dalam literatur bahasa Inggris disebut
’Arabic number’. Ketika itu Eropah masih menggunakan angka Romawi. Ilmu pengetahuan
dan teknologi abad sekarang ini tidak akan maju dan berkembang tanpa ’angka
Islam’ ini apabila masih tetap menggunakan angka Romawi. Dalam sistim desimal
angka Islam menuliskan 1848 (4 digit angka), sedangkan angka Romawi
MDCCCXLVIII (memerlukan 11 digit huruf, ruwet serta sama sekali tidak
praktis). Dalam angka romawi tidak dikenal angka nol, oleh orang Islam
mengggunakannya. Selanjutnya mengembangkan ilmu hitung aljabar, alogaritma,
astronomi, ilmu pelayaran, kimia, kedokteran, sosiologi, filsafat, kesenian,
arsitek. [13] Baghdad dan Spanyol
Islam menjadi pusat ilmu dunia, dimana bukan hanya orang Islam saja yang
menuntut ilmu namun orang Barat juga, terutama di Andalusia (Spanyol Islam).
Disebutkan oleh Carli Fiorina, CEO (1999-2005)
dari Hewlett Packard produsen Industri computer Amerika berikut ini: “Para
arsitek yang merancang bangunan-bangunan yang mampu melawan gravitasi adalah
mereka para matematikawan yang menciptakan aljabar dan algoritma yang dengan
itu komputer dan enkripsi data dapat tercipta. Mereka para dokter yang
memeriksa tubuh manusia, dan menemukan obat baru untuk menyembuhkan penyakit.
Mereka para astronom yang melihat ke langit, memberi nama bintang-bintang, dan
membuka jalan bagi perjalanan dan eksplorasi antariksa” - mereka itu adalah
para ilmuan dan penemu Muslim pada zaman kejayaan Islam di abad tengah.
Dari segi ilmu Islam
lain disusunlah kitab Fiqih yang membahas masalah-masalah: Thaharah, Shalat,
Janazah, Zakat, Puasa, Haji, Umrah, Muamalat (perdagangan, bank,
perseroan); (Faraid) Hukum Waris; Hukum Nikah; Jinayat (Hukum
Kriminal, Pembunuhan); Hudud (hukuman); Jihad (Hukum Peperangan);
Hukum Makanan dan Penyembelihan; Aqdhiyah (Hukum Pengadilan), al-Khilafah
(Hal-hal yang menyangkut dengan pemerintahan); Kitab Hadits; Ilmu Kalam; Akaid
(Tauhid); Mantiq (Logika); Ilmu Tafsir al-Qur’an; Seni Tulis Arab
Qur’an, dst.
Seumpama kinayah
perkembangan biologi manusia dari satu sel sperma (bentuk dasar, sederhana)
membuahi sel telur (ovum) di dalam kandungan ibu. [14] Proses
seperti tersebut dari satu sel berkembanglah menjadi 40 triliyun sel yang
membentuk susunan dan struktur seorang manusia sempurna dengan segenap
kemampuan jiwa dan raga, serta hati dan akal budinya dalam menangani kebutuhan
dan pertahan dirinya. [15]
Demikian pulalah
kinayahnya Islam berkembang dari peribadatan shalat di Masjid. Kemudian
berkembang menjadi pusat pembinaan masyarakat Islam di Madinah dengan
kegiatan-kegiatan halaqah yaitu tempat belajar mengajar
Qur’an dan ilmu Islam dalam basis kelompok-kelompok. Sesuai dengan tuntutan
perkembangan dan keadaan masyarakat berkembang menjadi tempat konsultasi,
perancanaan, kajian al-Qur’an seterusnya sampai kepada ’social development’
yaitu pembangunan masyarakat agar lebih maju dan tanggap berdasarkan
nilai-nilai moral kedamaian dan keselamatan (Islam), dan ’social change’
- perubahan masyarakat kearah kebaikan dan kemajuan serta bangunnya Peradaban Islam. Michael Hart [16] meyebutkan:
Hart decided to choose Muhammad over Jesus or Moses. Hart
attributes this to the fact that Muhammad was ’supremely successful’ in both
the religious and secular realms. He also writes that Muhammad’s role in
development of Islam is far more influential than Jesus’s collaboration in the
development of Christianity.
Sepanjang catatan
sejarah Muhammad adalah pemimpin peringkat pertama yang sesungguhnya dan paling
sukses. Dia mempengaruhi dunia, baik dalam kapasitasnya sebagai tokoh agama (religious) dan
tokoh keduniaan yang islami (secular). Bahkan dia membangun ’negara’
Madinah ’ala moderen’ [17] seperti abad ini.
Rasulullah saw dalam membentuk
’Pemerintahan’ Madinah yang terdiri dari Yahudi (beragama Yahudi), Anshar
(Islam, penduduk asli), Muhajirin (Islam, pendatang dari Makah), Badui (Pagan,
penduduk asli) - tambah lagi semuanya terdiri pula dari kelompok suku-suku
kabilah - menyusun Konstitusi ’Negara’ - disebut juga sebagai 'Piagam Madinah'. Bunyi naskah itu sangat menarik. Ia
memuat pokok-pokok pikiran yang dalam tinjauan modernpun mengagumkan. Dalam
konstitusi itulah pertama kali dirumuskan ide-ide yang kini menjadi pandangan
hidup moderen di dunia, seperti kebebasan beragama, hak setiap kelompok untuk
mengatur hidup sesuai dengan keyakinannya, kemerdekaan hubungan ekonomi antar
golongan ditegakkan [18] dengan penuh keadilan, persamaan hak,
toleransi, perdamaian yang Islami berdasarkan hukum.
PENUTUP
M
|
emasuki abad ke-21 dunia ditandai dengan kekerasan, tidak ada toleransi dan saling percaya.
Walaupun adanya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bertujuan untuk: Menciptakan
dan mewujudkan perdamaian dunia; Menyelesaikan perselisihan internasional
secara damai; Menciptakan berbagai bentuk kerja sama internasional yang saling
menguntungkan, namun tidak banyak membantu pertikaian internasioanl dan
nasional seperti masalah Palestina, masalah masyarakat Uighur (muslim) di China,
masalah ISIS di Syria, dan konflik-konflik lainnya dibanyak negara anggotanya.
Maka kehadiran ajaran
Islam seperti tersebut diatas yang dibawa Rasulullah saw dan dipraktekkan pada zamannya telah membawa kesuksesan [19] patut
kita teruskan, pelihara dan kembangkan demi kedamaian dan kesejahteraan hidup
di dunia. Bagi warga muslim setempat dan dunia sadarilah bahwa ajaran-ajaran
kemanusiaan Islam yang adil dan beradab dalam ibadah ghairah mahdah (muamalah)
- disamping ibadah mahdah - wajib kita tegakkan sebagai khalifah-khalifah
(mandataris) Allah [20] di muka bumi dalam melanjutan sunnah risalah
junjungan Nabi kita Muhammad saw. Demikianlah
bahasan tajuk diatas, semoga menjadi pelajaran bagi kita semua. Billāhit
Taufiq wal-Hidāyah. □ AFM
Catatan Kaki:
[1] The famous Nobel Prize winner Scottish
philosopher Thomas Carlyle had said in his book: “It is a great shame for
anyone to listen to the accusation that Islam is a lie and that Muhammad was a
fabricator and a deceiver. We saw that he remained steadfast upon his
principles, with firm determination; kind and generous, compassionate, pious,
virtuous, with real manhood, hardworking and sincere. Besides all these
qualities, he was lenient with others, tolerant, kind, cheerful and
praiseworthy and perhaps he would joke and tease his companions. He was just,
truthful, smart, pure, magnanimous and present-minded; his face radiant as if
he had lights within him to illuminate the darkest of nights; he was a great
man by nature who was not educated in a school nor nurtured by a teacher as he
was not in need of any of this.”- Thomas Carlyle,
filosuf Skotlandia yang terkenal, Pemenang Hadiah Nobel mengatakan dalam
bukunya: "Sangat memalukan bagi siapa pun untuk mendengarkan tuduhan bahwa
Islam adalah dusta dan bahwa Muhammad adalah pembuat dan penipu. Kami melihat
bahwa ia tetap teguh pada prinsip-prinsipnya, dengan tekad kuat; baik dan murah
hati, penyayang, saleh, berbudi luhur, dengan keberanian dan ketegasan sejati, pekerja keras dan tulus. Selain semua kualitas
ini, ia lunak dengan yang lain, toleran, baik hati, ceria dan terpuji dan
mungkin ia akan bercanda dan menggoda teman-temannya. Dia adil, jujur, cerdas,
murni, murah hati dan berpikiran terbuka; wajahnya berseri-seri seolah-olah ada
cahaya di dalam dirinya untuk menerangi malam yang paling gelap; dia pada
dasarnya adalah pria hebat yang tidak dididik di sekolah atau dibina oleh
seorang guru karena dia tidak membutuhkan semua ini.”
[https://www.quora.com/What-has-Thomas-Carlyle-said-about-the-prophet-Muhammad-PBUH]
[2] HIV adalah singkatan dari ‘human immunodeficiency virus’. HIV ini merusak
sistem kekebalan tubuh si penderita dengan cara menghancurkan
sel-sel darah putih yang melawan infeksi. HIV ini menempatkan si penderita pada risiko infeksi serius sekali yaitu menyebabkan
kanker tertentu. AIDS adalah singkatan dari ‘sindrom imunodefisiensi’ yang lebih parah lagi, karena merupakan lanjutan
atau tahap akhir dari infeksi HIV.
Penyebab HIV
dan AIDS. AIDS disebabkan oleh human ‘immunodeficiency
virus’. HIV yang masuk ke dalam
tubuh akan menghancurkan sel CD4. Penularan HIV terjadi saat darah, sperma, atau cairan vagina dari seseorang
yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh orang lain. Sering terjadi penularan penyakit
ini akibat melakukan hubungan bebas diluar perkawinan resmi karena sering
berganti pasangan yang berlawanan jenis atau sesama jenis.
[3]Yā
ayyuhannāsu innā khalaqnākum min dzakarin wa untsā wa ja’alnākum syu’ūban wa
qobā ila lita’ārafū. Wahai
manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan. Kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
agar kamu saling mengenal (lita’ārafū, respect each other) [QS Al-Hujurāt
49:13]
[4] Tidak ada paksaan
untuk (memasuki) agama Islam. Sesungguh-nya telah jelas jalan yang benar
daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Taghut
dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul
tali yang amat kuat yang tidak akan putus. [QS Al-Baqarah 2:256]
[5] lakum dīnukum
waliadīn, artinya
bagimu agamamu, bagiku agamaku. [QS Al-Kāfirūn 109:6]
[6] Hai Manusia!
Patuhlah kepada Tuhanmu yang menjadikan kamu dari satu diri (jenis), dan
dijadikan istrinya dari jenisnya (ras manusia) sendiri dan diperkembang biakkan
dari keduanya lak-laki dan perempuan yang banyak. Patuhlah kepada Allah
(taqwa), yang dengan nama-Nya, kamu satu sama lain menuntut hak dan (dengan itu
hendaknya) menjaga pertalian kasih sayang di antara-mu, sesungguhnya Allah itu
Penjaga (hak dan kebenaran) kamu sekalian. [QS An-Nisā’ 4:1]
[7] Shalat telah
difardhukan sejak dari permulaan Islam. Ketika itu shalat dilakukan dua rakaat
pagi dan dua rakaat petang. [QS Al-Mu’min/Ghōfir 40:55]. Ibadat malam hanya
membaca al-Qur’an. Setahun sebelum hijrah, barulah difardhukan shalat lima
waktu.
[8] Sirah Nabawiyah,
oleh Syaikh Shafiyyurahman Al-Mubarakfury, Pustaka Al-Kautsar Jakarta, 2007,
Hal 232
[9] Sirah Nabawiyah,
oleh Syaikh Shafiyyurahman Al-Mubarakfury, Pustaka Al-Kautsar Jakarta,
2007, Hal 233
[10] Sirah Nabawiyah,
oleh Syaikh Shafiyyurahman Al-Mubarakfury, Pustaka Al-Kautsar Jakarta,
2007, Hal 233
[11] Firman Allah swt: Allah akan mengangkat orang-orang
yang beriman di antara kamu dan orang orang yang diberi ilmu
penge-tahuan beberapa derajat. [QS al-Mujādalah 58:11]
[12] Firman Allah swt:”Diturunkan-Nya hujan (awan) dari
langit, lalu dengan hujan itu dihidupkan-Nya bumi sesudah mati (kering);
Sesungguhnya yang demikian itu menjadi objek penelitian (ayat) bagi kaum yang
berfikir.” [QS Ar-Rūm 30:24]
Firman Allah swt: ”Sesungguhnya tentang kejadian
langit dan bumi dan pergantian malam dan siang, menjadi keterangan (ayat) bagi
orang-orang yang mengerti (ulil albab).” (Yaitu) Orang-orang yang mengingati
(ciptaan dan geniusnya Dia) Allah, ketika berdiri dan duduk, ketika berbaring
dan mereka memikirkan tentang kejadian (bagaimana terjadinya dan cara kerjanya
yang sungguh sempurna) langit dan bumi.” [QS Āli ’Imrān 3:190-191]
[13] Batu Sendi Peradaban Barat yang diletakkan oleh
Sarjana-sarjana Islam, Rom Landau, Terjemahan H. M. Bachrun,
PT Penerbit dan Balai Buku Ichtiar, Jakarta
[14] Butir makhluk
hidup yang berisi protoplasma yang nenjadi dasar atau bagian yang terkecil dari
segala makhluk hidup, seperti firman Allah swt
menyebutkan: Tsumma khalaqnan nuth-fata ’alaqotan, fakholaqnal ’alaqota
mudhghotan, fakhaqnal mud-ghata ’idzōman, fakasawnal ’idzō-ma lahman,
tsumma ansya’-nāhu kholqon ā-khoro, fatabāllōhu ahsanul khōliqīn. Artinya:
”Kemudian dari nuthfah yaitu campuran sperma dan ovum itu Kami jadikan ’alaqah.
yaitu gumpalan yang menggelantung atau cloth (segumpal darah). Lalu dari
’alaqah itu Kami jadikan lagi menjadi mudhghah yaitu jaringan tubuh,
organ-organ, janin atau embrio, dari mudhghah ini Kami jadikan ’izhōma
yaitu tulang belulang, rangka tubuh seperti: tengkorak kepala; rangka badan
(tulang rusuk, tulang belakang dari leher sampai tulang ekor/ujung bawah);
rangka tangan; rangka kaki. Kemudian ’izhōma itu Kami tutup dengan lahman.yaitu
daging yang berisi: otot-otot, jaringan darah, urat-urat syaraf, kulit. Sesudah
itu (dari sel) Kami jadikan makhluk yang lain (manusia), Maha berkat
Allah Pencipta yang paling pandai.” [QS Al-Mu’minūn 23:14]
Uraian tentang
Penciptaan Manusia (embriology)
yang lebih dalam lagi dapat diikuti Blog penulis dengan (mengklik-->) Islam
& Ilmu Pengetahuan (III)
[15] Firman Allah swt: ”Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam rupa yang amat baik.” [QS At-Tīn 95:4]
[16] The 100: A
Ranking of the most Influential Persons in History, by Michael H. Hart,
Published by Carol Publishing Group. Lihat juga di Blog penulis dengan (mengklik
-->) Rasul,
Tokoh Yang Mempengaruhi Dunia.
[17] Nurcholish
Majid, Cita-cita politik kita, dalam buku Aspirasi Umat Islam Indonesia,
LAPPENAS, Jakarta 1983. Hal. 11.
[18] Firman Allah swt: ”Kemudian, Kami rendahkan ketempat
yang paling rendah; Selain dari orang-orang yang beriman dan mengerjakan
perbuatan baik. Mereka akan memperoleh pahala yang tiada putus-putusnya.”
[QS At-Tīn 95:5,6]
[19] Muhammad mampu menghilangkan
berbagai kebiasaan-kebiasaan buruk yang telah mendarah daging dari kabilah suku
yang berkarakter keras kepala dan fanatik dalam keyakinan mereka, hanya dengan
melalui tarbiyah dan contoh ‘akhlak
mulia’ (ajaran) Islam dan hukum Islam yang bijak lagi tegas. Dalam perioda
waktu yang singkat telah berhasil memetik buah peradabannya. Hal ini
mengundang Thomas Carlyle yang kagum akan hal perubahan dari masyarakat jahiliyah kepada masyarakat yang
mempunyai peradaban seperti tersebut diatas. Carlyle bertanya-tanya:
“Bagaimanatah satu orang sendirian – tunggal (seperti Muhammad saw), bisa memimpin dan memenangkan
peperangan dengan kaum Musyrikin Makkah yang mapan. Dan bagaimanatah orang Arab
kota dan orang Arab dusun (suku Badui) menjadi bangsa yang kuat dan
beradab dalam waktu kurang dari dua decade.” Lebih lanjut ia berkomentar:
“Dengan tidak menganggap dan mengabaikan saja (walaupun tidak bermaksud buruk
yang telah menumpuk di diri kita - orang Barat) dalam menilai orang ini
(Muhammad), membuat malu diri kita - orang Barat - sendiri saja (terhadap
keberhasilan Muhammad)”, demikian ia berkomentar.
[20] Wahuwal ladzī
ja’alakum khalā-ifal ardhi. Dan Dialah yang menjadikan kamu
khalifah-khalifah (para mandataris-Nya) di bumi [QS Al-An’ām 6:165] □□