Saturday, October 11, 2014

Islam Menghadapi Abad ke-21


Kita berada di abad 21 (sepersepuluh millennium ke-3)




KATA PENGANTAR

B
ahan tulisan ini diambil dari draft buku penulis yang berjudul: “(Berkah dan Nikmat) Shalat (& Dzikir Rasulullah) dan Implikasinya Dalam Kehidupan”. Edisi ke-2. Dua ratus (200) halaman termasuk kata pengantar sebagai mukadimahnya. Bab yang diambil adalah bab mengenai kata pengantar, sebagiannya saja. Dalam posting milis IMAAM (Indonesian Muslim Association in America) dan Blog penulis  beri judul: Inilah Islam, Dalam Menghadapi Abad Ke-21, sebagaimana ‘tafsir’ dari hadits yang mengatakan: "Di akhir zaman kelak umat Islam (dan umat yang lainnya) merasa asing dengan (ajaran) Islam itu sendiri." (Al-Hadits), sebagai jawaban simpatik ajaran Islam bagi penghujat-penghujat Islam - serta yang salah kaprah dalam memaknai ajaran Islam dalam tafsir Islam sebagai ajaran muamalah yang sesungguhnya - dalam era memasuki abad ke-21.

Bagaimana sesungguhnya Islam yang "Di akhir zaman kelak umat Islam (dan umat yang lainnya) merasa asing dengan (ajaran) Islam itu sendiri." Satu hal pula yang mesti kita ketahui bahwa bedakan antara orang Islam (yang mungkin saja tidak mencirikan Islam sebenarnya seperti “ISIS” dan peristiwa 9/11) dan Ajaran Islam yang sebenarnya yang akan diterangkan berikut ini. Boleh jadi asing rasanya bagi orang Islam sendiri, apalagi diluar Islam.



ISLAM MENGHADAPI ABAD KE-21
Oleh: A. Faisal Marzuki


Thomas Carlyle yang kagum akan hal perubahan dari masyarakat jahiliyah kepada masyarakat yang mempunyai peradaban. Carlyle bertanya-tanya: “Bagaimanatah satu orang sendirian – tunggal (seperti Muhammad saw), bisa memimpin dan memenangkan peperangan dengan kaum Musyrikin Makkah yang mapan. Dan bagaimanatah orang Arab  kota dan orang Arab dusun (suku Badui) menjadi bangsa yang kuat dan beradab dalam waktu kurang dari dua decade. [1]


M
enghadapi abad ke-21 – zaman modern ini, banyak manusia mengidap penyakit stress; depressi; enxiety (cemas, takut-takut, ketakutan, serba susah, tidak sabar, marah-marah); bunuh diri; tidak bahagia hidup walaupun sudah kaya raya, apalagi miskin dst. Sementara itu al-Qur’an menyebutkan bahwa ajaran Islam dalam al-Qur’an memberi petunjuk bagaimana mengatasinya, firman Allah swt:

yā ayyuhannāsu  qod jā-atkum mau’idzotum mirabbikum wa syifā-ul limā fishshudūri wa hudaw wa rahmatul lilmu’minīn.

Artinya:

Hai manusia! Sesungguhnya telah datang kepadamu pengajaran (al-Qur’an) dari Tuhanmu obat bagi hatimu, pimpinan dan rahmat untuk orang yang beriman. [QS Yunus 10:57].

inna sholātaka sakanullahum.

Artinya:

Sesungguhnya shalatmu itu menumbuhkan ketenteraman jiwa bagi mereka. [QS At-Taubah 9: 103]

Walaupun teknologi sudah maju sekali, namun pencemaran udara, laut, sungai, dan tanah  telah terjadi dan kini membahayakan masa depan planet biru, bumi tempat kehidupan kita. Teknologi pencegahannya sebagian telah tersedia, namun kandas akibat ketamakan manusia. Laba usaha diraup sebanyak-banyaknya dengan jalan tidak mau membelanjakan biaya yang sepatutnya dalam mencegah segala pencemaran itu.

Disamping itu, meskipun pakar ilmu ekonomi sudah begitu banyak, namun jika penyakit ekonomi seperti resesi datang, tidak ada yang dapat mencegahnya (sebagaimana dokter, ada saja penyakit yang dulukala belum ada seperti berbagai macam penyakit cancer, HIV/AIDS [2]) terjadi dalam dunia moderen ini. Kejadian ini berakibat kepada usaha ekonomi menjadi bangkrut. Buruh dan karyawan kantor kehilangan pekerjaan. Penerimaan negara berkurang (defisit) karena penerimaan dari pajak usaha dan pajak pendapatan negara berkurang. Budged belanja negara dikurangi. Akibat lebih jauh lagi pengangguran bertambah banyak, daya beli turun, tingkat investasi rendah. Lengkaplah kebangkrutan bukan saja pengusaha, tapi rakyat dan negara pun juga. ’Homeless’ (kaum gelandangan) tumbuh seperti jamur. Secara total runtuhlah bangun-an kemakmuran suatu negara bahkan dunia yang sudah susah payah dibinanya. Belum lagi masalah kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin yang berbahaya untuk keamanan dan kedamaian serta kestabilan kawasan atau negara itu.  Jurang kemiskin-an antara negara kaya dan negara miskin makin melebar dengan tajamnya baik kualitas maupun kuantitas. Sistim hidup manusia yang kini ada belum sungguh dapat mengatasinya.

Amerika yang disebut sebagai negara adi kuasa yang sedang dilanda resesi besar sekarang inipun (akhir perioda kepresidenan Bush junior) tidak kuasa menanganinya, lantas ”Mr. Speaker”, ketua Congress yang baru - dalam perioda keperesidenan Obama - mengatakan dalam pidato pelantikannya: ”Kita tidak kuat mengatasi masalah yang ada sekarang ini tanpa dibantu oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.”

Pendidikan sumber daya manusia tidak seimbang lagi antara pendidikan umum dan pendidikan agama (madrasah dan tarbiyah). Kemudian penduduk dunia dengan teknologi tinggi dari sistim informasi yang menggunakan jejaringan sosial (Facebook, Youtube, Twitter, WhatsApp, SMS, TV, surat kabar, majalah) kental dengan isi keduniaan (secularistic, hubbud dunya) yang ‘hedonistic’,  ‘materialistic’ dan kekerasan dimana-mana terjadi tanpa pembinaan kesadaran ‘religious’ sebagai ‘way of life’ yang memadai yang dapat menyelamatkan dari petaka hidup dan kehidupan manusia dan lingkungannya baik di dunia maupun di akhirat kelak.


Jawabannya ada dalam Ajaran Islam

Jawaban-jawaban sederetan panjang dari masalah-masalah kehidupan moderen sekarang ini ada dalam ajaran Islam. Karena kitab suci al-Qur’an dan kitab al-Hadits isinya mengandung ajaran-ajaran yang bercirikan: ● Ajaran hidup di dunia (ibadah ghaira mahdah) yaitu ajaran horizontal Islam (muamalah, habblum minannās) seperti: Bekerja mencari nafkah; Hubungan baik sesama manusia yang dilandasi niat ibadah kepada Allah. Memanfaat aplikasi tafsir ayat-ayat kauniyah, sebagai buah dari ibadah mahdah yang dilakukan dengan ihsan (baik), agar manusia hidup damai dan sejahtera ● Keagamaan (religious) yaitu ajaran vertikal Islam (ibadah mahdah, habblum minallāh) seperti: Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa, Haji, - Rukun Islam; Beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Na, hari Akhirat, Qada dan Qadar - Rukun Iman.

Demikianlah Islam mengajarkan kepada umat manusia sebabagaimana firman-Nya:

● wabtaghi fīmā ātākal-Lõhud dārul akhirah. ● wa lā tansa nashībaka minad dunyā.

Artinya:

● Dan carilah negeri Akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu. ● Tapi janganlah kamu lupakan bagianmu di Dunia. [QS Al-Qashash 28:77]

huwa ansya-akum minal ardhi wastamarokum.

Artinya:

Dia menciptakan kamu dari bumi dan menjadikan kamu sebagai pemakmurnya. [QS Hud 11:61]

Inna fi khalqis samāwāti wal ardhi wakh-tilāfil laili wan nahāri la-āyātil li-ūlil albāb.

Arinya:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (Kehadiran dan Kebesaran Allah, serta bermanfaatnya alam) bagi orang yang berakal (ulil albāb). [QS Āli ’Imrān 3:191]


Ajaran Islam bersifat kemanusiaan yaitu tidak bersifat rasial dalam suku; ras; bangsa, warna kulit dan tidak juga bersifat kasta seperti kaya atau miskin, berpangkat atau tidak, tingkat atas atau warga (citizen) biasa. Lita’ārafū, [3] artinya respect each other, yaitu saling kenal dalam saling hormat dengan tidak memandang asal keturunan dan status sosial. Bahkan dalam perbedaan keyakinan (agama) sekalipun dapat hidup berdampingan dalam semangat Lā ikrõha fid dīn [4] artinya tak ada paksaan dalam keyakinan beragama, dan Lakum dīnukum waliadīn, [5] artinya bagimu agamamu, bagiku agamaku. Semuanya bagi ajaran Islam adalah dalam rangka  Taqwa [6] kepada-Nya, yaitu taat (patuh) kepada ajaran-Nya yaitu aturan-Nya yang adil, damai dan berbuat baik antar sesama dalam menegakkan hidup sosial kemasyarakatan.

Para ulama (scholar) Islam;  Para ilmuan Islam yang ahli ekonomi, psikologi, sosiologi, kedokteran, perbankan, hukum, perdagangan, industrial, jasa, ahli media masa dan hubungan internasional. Para pengusaha dan teknokrat, ditantang untuk memahami keadaan dunia sekarang ini, dan mencari solusi yang baik dalam bagaimana mengatasinya secara komprihensif.

Sebagai bahan renungan kenapa agama Islam berkembang begitu maju melebihi peradaban Byzantium (Romawi Timur) terutama pada perioda abad ke-7 sampai abad ke-15 adalah dari shalatnya, yang telah difardhukan Allah swt kepada umat Muhammad saw. Shalat fardhu lima waktu dikukuhkan dilangit, ketika Rasulullah saw ber-Mi’raj [7] setahun sebelum hijrah.  Seluruh fardhu dan ibadat selain dari shalat, diperintahkan Allah swt kepada Jibril untuk menyampaikannya kepada Nabi saw. Hanya shalatlah diperintahkan Jibril untuk membawa nabi dari Masjidil Haram,  Makah ke Masjidil Aqsha, Baitil Maqdis pada malam hari (isra’). Selanjutnya mi’raj ke alam tinggi untuk langsung menerima sendiri perintah kefardhuan shalat lima waktu. Diperintahkan shalat di alam tinggi, dengan terlebih dahulu dibersihkan lahir dan bathin diri Nabi saw di Makah - sebelum melakukan perjalanan Isra’-Mi’raj, menyatakan kelebihan shalat dan keutamaanya.

Diwaktu hijrah, rombongan Nabi saw tidak langsung ke Yatsrib, namun berhenti dulu di Quba suatu desa kecil yang terletak dipinggir kota Yatsrib. Menurut sirah [8] Rasul saw tibanya pada hari Senin, tanggal 8, bulan Rabi’ul-Awwal, tahun 14 dari nubuwah atau tahun pertama dari hijrah, bertepatan tanggal 23 September 622 M. Setibanya disana, pertama yang dilakukan di desa ini adalah mendirikan mesjid, [9] tempat shalatnya para pengikutnya. Kini mesjid Quba itu masih tegak berdiri, tanahnya diperluas, bangunan diperbesar dengan arsitek dan pertamanannya yang indah. Beliau berada di Quba ini selama 4 hari. Pada hari Jum’at rombongan imigran dari Makah dan penduduk setempat melakukan Jum’atan di mesjid Quba, seusainya dari shalat Jum’at ini para imigran dari Makah yang dipimpin Nabi saw meninggalkan Quba menuju Yatsrib.

Pada hari Jum’at itu juga sampailah Nabi saw dan  rombongan imigran ini di Yatsrib yang mulai saat kedatangannya, nama kota itu menjadi Madinatur-Rasul Shalallāhu ‘Alaihi Wassalam. Kemudian disingkat menjadi Madinah. [10] Berkembangnya komunitas Islam di Madinah ini dimulai dari shalat, maka untuk memenuhi keperluan itu dibangunlah Mesjid Madinah, sebagai tempat beribadat sholat dan center bagi berkumpulnya umat Muhammad saw secara terbuka dan bebas dari ancaman dan ketakutan - sebelumnya tidak demikian ketika berada di Makah,  dalam kegiatan-kegiatan seperti: Shalat berjamaah; Konsultasi atas segala masalah; ’Halaqah’, belajar tentang al-Qur’an dan Islam; Perencanaan masa depan; Bersilahturahmi. Fungsi masjid  menjadi hidup   sebagai pusat kegiatan ibadah dan pembinaan mental, karakter, aqidah, akhlak dan praktek kehidupan Islami.


Berkembangnya Ilmu dan Majunya Peradaban

Perkembangan dari ibadat shalat ini berlanjut dengan membuahkan ketaatan kepada Allah dan Rasul. Dimana generasi kemudiannya disamping taat akan agama juga tumbuh pula sikap (attitude) [9] ilmiah dan temuannya (innovation) [12], akibat pengaruh dari mendalami ayat-ayat kauniyah (alam semesta dan manusia) dan ayat-ayat qauliyah (al-Qur’an) yang bertalian dengan sikap dan temuan itu. Seperti angka matematik. Tulisan angka yang ada sekarang ini ditemukan oleh orang Islam, dalam literatur bahasa Inggris disebut ’Arabic number’. Ketika itu Eropah masih menggunakan angka Romawi. Ilmu pengetahuan dan teknologi abad sekarang ini tidak akan maju dan berkembang tanpa ’angka Islam’ ini apabila masih tetap menggunakan angka Romawi. Dalam sistim desimal angka Islam menuliskan 1848 (4 digit angka), sedangkan angka Romawi MDCCCXLVIII (memerlukan 11 digit huruf, ruwet serta sama sekali tidak praktis). Dalam angka romawi tidak dikenal angka nol, oleh orang Islam mengggunakannya. Selanjutnya mengembangkan ilmu hitung aljabar, alogaritma, astronomi, ilmu pelayaran, kimia, kedokteran, sosiologi, filsafat, kesenian, arsitek. [13] Baghdad dan Spanyol Islam menjadi pusat ilmu dunia, dimana bukan hanya orang Islam saja yang menuntut ilmu namun orang Barat juga, terutama di Andalusia (Spanyol Islam).

Disebutkan oleh Carli Fiorina, CEO (1999-2005) dari Hewlett Packard produsen Industri computer Amerika berikut ini: “Para arsitek yang merancang bangunan-bangunan yang mampu melawan gravitasi adalah mereka para matematikawan yang menciptakan aljabar dan algoritma yang dengan itu komputer dan enkripsi data dapat tercipta. Mereka para dokter yang memeriksa tubuh manusia, dan menemukan obat baru untuk menyembuhkan penyakit. Mereka para astronom yang melihat ke langit, memberi nama bintang-bintang, dan membuka jalan bagi perjalanan dan eksplorasi antariksa” - mereka itu adalah para ilmuan dan penemu Muslim pada zaman kejayaan Islam di abad tengah.

Dari segi ilmu Islam lain disusunlah kitab Fiqih yang membahas masalah-masalah: Thaharah, Shalat, Janazah, Zakat, Puasa, Haji, Umrah, Muamalat (perdagangan, bank, perseroan); (Faraid) Hukum Waris; Hukum Nikah; Jinayat (Hukum Kriminal, Pembunuhan); Hudud (hukuman); Jihad (Hukum Peperangan); Hukum Makanan dan Penyembelihan; Aqdhiyah (Hukum Pengadilan), al-Khilafah (Hal-hal yang menyangkut dengan pemerintahan); Kitab Hadits; Ilmu Kalam; Akaid (Tauhid); Mantiq (Logika); Ilmu Tafsir al-Qur’an; Seni Tulis Arab Qur’an,  dst.


Seumpama kinayah perkembangan biologi manusia dari satu sel sperma (bentuk dasar, sederhana) membuahi sel telur (ovum) di dalam kandungan ibu. [14] Proses seperti tersebut dari satu sel berkembanglah  menjadi 40 triliyun sel yang membentuk susunan dan struktur seorang manusia sempurna dengan segenap kemampuan jiwa dan raga, serta hati dan akal budinya dalam menangani kebutuhan dan pertahan dirinya. [15]

Demikian pulalah kinayahnya Islam berkembang dari peribadatan shalat di Masjid. Kemudian berkembang menjadi pusat pembinaan masyarakat Islam di Madinah dengan kegiatan-kegiatan halaqah yaitu tempat belajar mengajar Qur’an dan ilmu Islam dalam basis kelompok-kelompok. Sesuai dengan tuntutan perkembangan dan keadaan masyarakat berkembang menjadi tempat konsultasi, perancanaan, kajian al-Qur’an seterusnya sampai kepada ’social development’ yaitu pembangunan masyarakat agar lebih maju dan tanggap berdasarkan nilai-nilai moral kedamaian dan keselamatan (Islam), dan ’social change’ - perubahan masyarakat kearah kebaikan dan kemajuan serta bangunnya Peradaban Islam. Michael Hart [16] meyebutkan:

Hart decided to choose Muhammad over Jesus or Moses. Hart attributes this to the fact that Muhammad was ’supremely successful’ in both the religious and secular realms. He also writes that Muhammad’s role in development of Islam is far more influential than Jesus’s collaboration in the development of Christianity.

Sepanjang catatan sejarah Muhammad adalah pemimpin peringkat pertama yang sesungguhnya dan paling sukses. Dia mempengaruhi dunia, baik dalam kapasitasnya sebagai tokoh agama (religious) dan tokoh keduniaan yang islami (secular). Bahkan dia membangun ’negara’ Madinah ’ala moderen’ [17] seperti abad ini. Rasulullah saw dalam membentuk ’Pemerintahan’ Madinah yang terdiri dari Yahudi (beragama Yahudi), Anshar (Islam, penduduk asli), Muhajirin (Islam, pendatang dari Makah), Badui (Pagan, penduduk asli) - tambah lagi semuanya terdiri pula dari kelompok suku-suku kabilah - menyusun Konstitusi ’Negara’ - disebut juga sebagai 'Piagam Madinah'. Bunyi naskah itu sangat menarik. Ia memuat pokok-pokok pikiran yang dalam tinjauan modernpun mengagumkan. Dalam konstitusi itulah pertama kali dirumuskan ide-ide yang kini menjadi pandangan hidup moderen di dunia, seperti kebebasan beragama, hak setiap kelompok untuk mengatur hidup sesuai dengan keyakinannya, kemerdekaan hubungan ekonomi antar golongan ditegakkan [18] dengan penuh keadilan, persamaan hak, toleransi, perdamaian yang Islami berdasarkan hukum.


PENUTUP

M
emasuki abad ke-21 dunia ditandai dengan kekerasan, tidak ada toleransi dan saling percaya. Walaupun adanya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bertujuan untuk: Menciptakan dan mewujudkan perdamaian dunia; Menyelesaikan perselisihan internasional secara damai; Menciptakan berbagai bentuk kerja sama internasional yang saling menguntungkan, namun tidak banyak membantu pertikaian internasioanl dan nasional seperti masalah Palestina, masalah masyarakat Uighur (muslim) di China, masalah ISIS di Syria, dan konflik-konflik lainnya dibanyak negara anggotanya.

Maka kehadiran ajaran Islam seperti tersebut diatas yang dibawa Rasulullah saw dan dipraktekkan pada zamannya telah membawa kesuksesan [19] patut kita teruskan, pelihara dan kembangkan demi kedamaian dan kesejahteraan hidup di dunia. Bagi warga muslim setempat dan dunia sadarilah bahwa ajaran-ajaran kemanusiaan Islam yang adil dan beradab dalam ibadah ghairah mahdah (muamalah) - disamping ibadah mahdah - wajib kita tegakkan sebagai khalifah-khalifah (mandataris) Allah [20] di muka bumi dalam melanjutan sunnah risalah junjungan Nabi kita Muhammad saw. Demikianlah bahasan tajuk diatas, semoga menjadi pelajaran bagi kita semua. Billāhit Taufiq wal-Hidāyah. □ AFM



Catatan Kaki:
[1] The famous Nobel Prize winner Scottish philosopher Thomas Carlyle had said in his book: “It is a great shame for anyone to listen to the accusation that Islam is a lie and that Muhammad was a fabricator and a deceiver. We saw that he remained steadfast upon his principles, with firm determination; kind and generous, compassionate, pious, virtuous, with real manhood, hardworking and sincere. Besides all these qualities, he was lenient with others, tolerant, kind, cheerful and praiseworthy and perhaps he would joke and tease his companions. He was just, truthful, smart, pure, magnanimous and present-minded; his face radiant as if he had lights within him to illuminate the darkest of nights; he was a great man by nature who was not educated in a school nor nurtured by a teacher as he was not in need of any of this.”- Thomas Carlyle, filosuf Skotlandia yang terkenal, Pemenang Hadiah Nobel  mengatakan dalam bukunya: "Sangat memalukan bagi siapa pun untuk mendengarkan tuduhan bahwa Islam adalah dusta dan bahwa Muhammad adalah pembuat dan penipu. Kami melihat bahwa ia tetap teguh pada prinsip-prinsipnya, dengan tekad kuat; baik dan murah hati, penyayang, saleh, berbudi luhur, dengan keberanian dan ketegasan sejati, pekerja keras dan tulus. Selain semua kualitas ini, ia lunak dengan yang lain, toleran, baik hati, ceria dan terpuji dan mungkin ia akan bercanda dan menggoda teman-temannya. Dia adil, jujur, cerdas, murni, murah hati dan berpikiran terbuka; wajahnya berseri-seri seolah-olah ada cahaya di dalam dirinya untuk menerangi malam yang paling gelap; dia pada dasarnya adalah pria hebat yang tidak dididik di sekolah atau dibina oleh seorang guru karena dia tidak membutuhkan semua ini.”
[https://www.quora.com/What-has-Thomas-Carlyle-said-about-the-prophet-Muhammad-PBUH]
[2] HIV adalah singkatan dari human immunodeficiency virus. HIV ini merusak sistem kekebalan tubuh si penderita dengan cara menghancurkan sel-sel darah putih yang melawan infeksi. HIV ini menempatkan si penderita pada risiko infeksi serius sekali yaitu menyebabkan kanker tertentu. AIDS adalah singkatan dari sindrom imunodefisiensi yang lebih parah lagi, karena merupakan lanjutan atau tahap akhir dari infeksi HIV. Penyebab HIV dan AIDS. AIDS disebabkan oleh human ‘immunodeficiency virus’. HIV yang masuk ke dalam tubuh akan menghancurkan sel CD4. Penularan HIV terjadi saat darah, sperma, atau cairan vagina dari seseorang yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh orang lain. Sering terjadi penularan penyakit ini akibat melakukan hubungan bebas diluar perkawinan resmi karena sering berganti pasangan yang berlawanan jenis atau sesama jenis.
[3]Yā ayyuhannāsu innā khalaqnākum min dzakarin wa untsā wa ja’alnākum syu’ūban wa qobā ila lita’ārafū. Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal (lita’ārafū, respect each other) [QS Al-Hujurāt 49:13]
[4] Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama Islam. Sesungguh-nya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Taghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. [QS Al-Baqarah 2:256]
[5] lakum dīnukum waliadīn, artinya bagimu agamamu, bagiku agamaku. [QS Al-Kāfirūn 109:6]
[6] Hai Manusia! Patuhlah kepada Tuhanmu yang menjadikan kamu dari satu diri (jenis), dan dijadikan istrinya dari jenisnya (ras manusia) sendiri dan diperkembang biakkan dari keduanya lak-laki dan perempuan yang banyak. Patuhlah kepada Allah (taqwa), yang dengan nama-Nya, kamu satu sama lain menuntut hak dan (dengan itu hendaknya) menjaga pertalian kasih sayang di antara-mu, sesungguhnya Allah itu Penjaga (hak dan kebenaran) kamu sekalian. [QS An-Nisā’ 4:1]
[7] Shalat telah difardhukan sejak dari permulaan Islam. Ketika itu shalat dilakukan dua rakaat pagi dan dua rakaat petang. [QS Al-Mu’min/Ghōfir 40:55]. Ibadat malam hanya membaca al-Qur’an. Setahun sebelum hijrah, barulah difardhukan shalat lima waktu.
[8] Sirah Nabawiyah, oleh Syaikh Shafiyyurahman Al-Mubarakfury, Pustaka Al-Kautsar Jakarta, 2007, Hal 232
[9] Sirah Nabawiyah, oleh Syaikh Shafiyyurahman Al-Mubarakfury, Pustaka  Al-Kautsar Jakarta, 2007, Hal 233
[10] Sirah Nabawiyah, oleh Syaikh Shafiyyurahman Al-Mubarakfury, Pustaka  Al-Kautsar Jakarta, 2007, Hal 233
[11] Firman Allah swt: Allah akan mengangkat orang-orang yang   beriman di antara kamu dan orang orang yang diberi ilmu penge-tahuan beberapa derajat. [QS al-Mujādalah 58:11]
[12] Firman Allah swt:”Diturunkan-Nya hujan (awan) dari langit, lalu dengan hujan itu dihidupkan-Nya bumi sesudah mati (kering); Sesungguhnya yang demikian itu menjadi objek penelitian (ayat) bagi kaum yang berfikir.” [QS Ar-Rūm 30:24]
Firman Allah swt: ”Sesungguhnya tentang kejadian langit dan bumi dan pergantian malam dan siang, menjadi keterangan (ayat) bagi orang-orang yang mengerti (ulil albab).” (Yaitu) Orang-orang yang mengingati (ciptaan dan geniusnya Dia) Allah, ketika berdiri dan duduk, ketika berbaring dan mereka memikirkan tentang kejadian (bagaimana terjadinya dan cara kerjanya yang sungguh sempurna) langit dan bumi.” [QS Āli ’Imrān 3:190-191]
[13] Batu Sendi Peradaban Barat yang diletakkan oleh Sarjana-sarjana Islam, Rom Landau, Terjemahan H. M. Bachrun, PT Penerbit dan Balai Buku Ichtiar, Jakarta
[14] Butir makhluk hidup yang berisi protoplasma yang nenjadi dasar atau bagian yang terkecil dari segala makhluk hidup, seperti firman Allah swt menyebutkan: Tsumma khalaqnan nuth-fata ’alaqotan, fakholaqnal ’alaqota mudhghotan, fakhaqnal mud-ghata ’idzōman, fakasawnal ’idzō-ma lahman, tsumma ansya’-nāhu kholqon ā-khoro, fatabāllōhu ahsanul khōliqīn. Artinya: ”Kemudian dari nuthfah yaitu campuran sperma dan ovum itu Kami jadikan ’alaqah. yaitu gumpalan yang menggelantung atau cloth (segumpal darah). Lalu dari ’alaqah itu Kami jadikan lagi menjadi mudhghah yaitu jaringan tubuh, organ-organ, janin atau embrio, dari mudhghah ini Kami jadikan ’izhōma yaitu tulang belulang, rangka tubuh seperti: tengkorak kepala; rangka badan (tulang rusuk, tulang belakang dari leher sampai tulang ekor/ujung bawah); rangka tangan; rangka kaki. Kemudian ’izhōma itu Kami tutup dengan lahman.yaitu daging yang berisi: otot-otot, jaringan darah, urat-urat syaraf, kulit. Sesudah itu (dari sel) Kami jadikan  makhluk yang lain (manusia), Maha berkat Allah Pencipta yang paling pandai.”  [QS Al-Mu’minūn 23:14]
Uraian tentang Penciptaan Manusia (embriology) yang lebih dalam lagi dapat diikuti Blog penulis dengan (mengklik-->) Islam & Ilmu Pengetahuan (III)
[15] Firman Allah swt: ”Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam rupa yang amat baik.” [QS At-Tīn 95:4]
[16] The 100: A Ranking of the most Influential Persons in History, by Michael H. Hart,  Published by Carol Publishing Group. Lihat juga di Blog penulis dengan (mengklik -->)  Rasul, Tokoh Yang Mempengaruhi Dunia.
[17] Nurcholish Majid, Cita-cita politik kita, dalam buku Aspirasi Umat Islam Indonesia, LAPPENAS, Jakarta 1983. Hal. 11.
[18] Firman Allah swt: ”Kemudian, Kami rendahkan ketempat yang paling rendah; Selain dari orang-orang yang beriman dan mengerjakan perbuatan baik. Mereka akan memperoleh pahala yang tiada putus-putusnya.”  [QS At-Tīn 95:5,6]
[19] Muhammad mampu menghilangkan berbagai kebiasaan-kebiasaan buruk yang telah mendarah daging dari kabilah suku yang berkarakter keras kepala dan fanatik dalam keyakinan mereka, hanya dengan melalui tarbiyah dan contoh ‘akhlak mulia’ (ajaran) Islam dan hukum Islam yang bijak lagi tegas. Dalam perioda waktu yang singkat telah berhasil memetik buah peradabannya.  Hal ini mengundang Thomas Carlyle yang kagum akan hal perubahan dari masyarakat jahiliyah kepada masyarakat  yang mempunyai peradaban seperti tersebut diatas. Carlyle bertanya-tanya: “Bagaimanatah satu orang sendirian – tunggal (seperti Muhammad saw), bisa memimpin dan memenangkan peperangan dengan kaum Musyrikin Makkah yang mapan. Dan bagaimanatah orang Arab  kota dan orang Arab dusun (suku Badui) menjadi bangsa yang kuat dan beradab dalam  waktu kurang dari dua decade.” Lebih lanjut ia berkomentar: “Dengan tidak menganggap dan mengabaikan saja (walaupun tidak bermaksud buruk yang telah menumpuk di diri kita - orang Barat) dalam menilai orang ini (Muhammad), membuat malu diri kita - orang Barat - sendiri saja (terhadap keberhasilan Muhammad)”, demikian ia berkomentar.
[20] Wahuwal ladzī ja’alakum khalā-ifal ardhi. Dan Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah (para mandataris-Nya) di bumi [QS Al-An’ām 6:165] □□

Blog Archive