Monday, May 3, 2021

Shalat Membangun Peradaban Dunia

 


 

 Assalamu ‘alaykum Wr. Wb.

Insya Allah akan terbit buku “SHOLAT MEMBANGUN PERADABAN DUNIA - Sebuah Narasi Gambaran Ajaran Islam Sebagai Rahmatan Lil Alamin”. Konsep atau skrip baru saja selesai, tinggal lagi penerbitannya sedang diproses. Mudah-mudahan dengan doa kita bersama buku ini terbit.

Sekarang kita memasuki sepertiga terakhir bulan Ramadhan yang sunnah Rasulnya sebaiknya kita beri’tikaf di Masjid bagi yang sehat atau setidaknya di rumah bagi yang kesehatannya kurang mengizinkan, apalagi di masa thoun covid-19 yang telah melanda dunia.

Disamping mengerjakan amalan-amalan i’tikaf lain, baik juga membaca tulisan buku tersebut yang diambil dari Bab-12 Penutup dan Kesimpulannya. Tapi yang disajikan disini adalah kesimpulannya saja, sebagai bahan renungan kita sebagai seorang muslim.

Selamat beri’tikaf dan beriqro’ buku tersebut. Mudah-mudahan bermanfaat. Billāhit Taufiq wal-Hidāyah. □ AFM


 

SHOLAT MEMBANGUN PERADABAN DUNIA

Sebuah Narasi Gambaran Ajaran Islam

Sebagai Rahmatan Lil Alamin

 

KESIMPULAN

D

ari uraian buku ini kita mendapat hikmah bahwa Ajaran Islam itu sungguh demikian baiknya, bukan saja dari segi kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) sebagai perangkat alat untuk para pelaku pemakmur bumi (seculer, dunia sebagai ladang ibadah) dalam membangun peradaban dunia sebagai ladang ibadah secara fisik, namun juga kemajuan dari segi ilmu Islam lainnya (religeous) sebagai tiang - penopang tegaknya - bangunan peradaban yang diridhoiNya yaitu: Usul-Fiqih dan penyusunan Kitab Fiqih yang membahas masalah masalah: thaharah, sholat, janazah, zakat, puasa, haji, umrah, muamalat (perdagangan, bank, perseroan, dll), faraid (waris), nikah, jinayat (kriminal, pembunuhan), hudud (hukuman), jihad (pertahanan), makanan dan penyembelihan, aqdhiyah (hukum pengadilan), al-Khilafah (hal-hal yang menyangkut dengan pemerintahan); Fikih Kontemporer; Kitab Hadits; Ilmu Kalam; Akaid (tauhid); Ilmu Mantiq (logika); Ilmu-ilmu Tafsir al-Qur’an; Ilmu Membaca Al-Qur’an; Seni Tulis Arab Qur’an, Ilmu-ilmu Islam lainnya. Hal ini  menggambarkan kebenaran sebuah Hadits yang menyebutkan: "Inti atau pokok segala perkara adalah ada dalam ajaran Islam, dan tiangnya atau penopangnya adalah sholat."

   Konten Ajaran Islam ini sungguh lengkap, disebut 'kaffah'. Terminologi Barat sebagaimana yang disebutkan oleh Dr. Michael H. Hart menyebutnya ‘religious dan seculer’. Maknanya adalah mendapat kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat ini.

   Perlu diperhatikan ungkapan ini, bahwa ‘apa yang diusahakan itulah yang di dapat’, sebagaimana firmanNya pada penggal pertama yang kedua menyebutkan: "...Lahā mā kasabat wa 'alayhā maktasabat...", artinya: ...Dia (manusia) mendapat (pahala, bangunnya peradaban komuniti, bangsa, negara dan antar negara) dari kebajikan yang dikerjakannya, dan dia mendapat (siksa, mandeknya bahkan runtuhnya peradaban) dari (kejahatan, ego yang tidak berakhlak mulia, tanpa 3T1I) yang diperbuatnya ...,  QS Al-Baqarah 2:286.

Jadi hasilnya bergantung kepada kepemahaman Ajaran Islamnya, niat, kemauan dan kesadaran Islam sebagai rahmatan lil 'ālamīn, serta kualitas kerja para pelaku pemakmur kehidupan di bumi dalam membangun peradaban yang sesungguh-sungguhnya peradaban. Yaitu peradaban (pemakmur bumi) yang diridhoiNya.

   Kemajuan ilmu hukum, sains, teknologi yang melahirkan Peradaban Islam ini 'dikutip' serta dijadikan 'contoh dan pelajaran' yang sangat berharga, bahkan sebagain ‘tolok ukur’ bagi para cendikiawan dan tokoh-tokoh Eropa dan Amerika dan lembaganya.

   Inti uraian dari buku 'Sholat Membangun Peradaban Dunia' - Sebuah Narasi Gambaran Ajaran Islam Sebagai Rahmatan Lil Alamin’, bertolak dari catatan sejarah bagaimana penanganan oleh pemerintahan Kekhalifahan Islam di Baghdad dan Kordoba yang meneruskan apa yang telah di capai Rasulullah Muhammad saw dan Khulafaur Rasyidin yang mengandung nilai Ajaran Islam yang kaffah. Yaitu taat beribadah kepadaNya (religious), dan melakukan kebajikan selaku pemakmur kehidupan di bumi (secular, dunia sebagai ladang ibadah). Dengan itu menghasilkan kebaikan dalam bermasyarakat dan bernegara dalam berpemerintahan dengan ditandai adanya kemajuan Ekonomi, Sains dan Teknologi, berakhlak mulia yang akhirnya berdampak hidup damai dan sejahtera bagi kehidupan warganya dan alam sekitarnya. Hal ini telah di akui pula oleh para cendikiawan dunia. Bahkan menjadi pelajaran dan tolok ukur dalam bernegara mereka.

   Kesimpulan yang dapat diambilkan disini, bahwa para cendikiawan dalam menggambarkan Paradaban Islam yang telah Membangun Peradaban Dunia, sebagaimana diuraikan dalam  Bab-12 sub tema ‘Pendapat Cendikiawan Barat Terhadap Ajaran Islam dan Nabi Muhammad saw’ dan ‘Komentar Tokoh-tokoh Dan Lembaga Lainnya’, sebenarnya dimulai atau dibangun dari nilai-nilai yang terkandung dalam bersholat terutama sholat berjamaah yang bersunguh-sungguh bersholat, sebagai berikut:

   Frieherr von Pufendorf dalam bukunya yang berjudul "Law and Nature and Nation" sangat sering mengutip hukum-hukum yang terdapat dalam Al-Qur'an antara lain hukum dalam keadaan perang. Pufendorf akhirnya mengakui bahwa hukum yang ada dalam Al-Qur'an tidak hanya 'mengatur sebuah bangsa', namun juga 'mengatur hubungan antar bangsa'.

Dalam bukunya ia mengatakan: "...Seharusnya lebih giat untuk berperan dalam menyelesaikan masalah bangsa lain, bahkan Al-Qur'an mengajarkan jika ada dua negara Islam berperang satu dengan yang lainnya, negara lain harus bersifat netral dan menjalin hubungan damai dengan kedua negara tersebut, kemudian berusaha meminta negara yang menyerang untuk memperbaiki kerusakan yang telah ditimbulkannya, setelah itu negara-negara lain harus mendamaikan mereka dan memperbaiki hubungan persahabatannya."

   Sir George Bernard Shaw mengatakan: "Saya senantiasa menghormati agama Muhammad karena potensi yang dimilikinya. Ini adalah satu-satunya agama yang bagi saya memiliki kemampuan menyatukan dan merubah peradaban. Saya sudah mempelajari Muhammad sesosok pribadi agung yang jauh dari kesan seorang anti kristus, dia harus dipanggil ’sang penyelamat kemanusiaan’.

Saya yakin, apabila orang semacam Muhammad memegang kekuasaan tunggal di dunia modern ini, dia akan berhasil (dengan membawa solusi) mengatasi segala permasalahan sedemikian rupa hingga membawa kedamaian dan kebahagiaan yang dibutuhkan dunia. Ramalanku, keyakinan yang dibawanya akan diterima Eropa (Barat) di masa datang. Dan memang ia telah mulai diterima Eropa (Barat) saat ini. Dia adalah manusia teragung yang pernah menginjakkan kakinya di bumi ini. Dia membawa sebuah agama, mendirikan sebuah bangsa, meletakkan dasar-dasar moral, memulai sekian banyak gerakan pembaruan sosial dan politik, mendirikan sebuah masyarakat yang kuat dan dinamis untuk melaksanakan dan mewakili seluruh ajarannya, dan ia juga telah merevolusi pikiran serta perilaku manusia untuk seluruh masa yang akan datang.

Dia adalah Muhammad (saw). Dia lahir di Makkah pada tahun 570, memulai misi mengajarkan agama Islam (Dīn ul-Islām)  pada usia 40 tahun, dan meninggalkan dunia pada usia 63 tahun. Sepanjang masa kenabiannya yang pendek (23 tahun) dia telah merubah Jazirah Arab dari ‘paganisme dan pemuja makhluk’ menjadi ‘para pemuja Tuhan yang Esa’, dari ‘peperangan dan perpecahan antar suku’ menjadi ‘bangsa yang bersatu’, dari ‘kaum pemabuk dan pengacau’ menjadi kaum pemikir dan penyabar’, dari kaum ‘tak berhukum dan anarkis’ menjadi ‘kaum yang teratur’, dari ‘kebobrokan ke ‘keagungan moral’. Sejarah manusia tidak pernah mengenal tranformasi sebuah masyarakat atau tempat sedahsyat ini, dan bayangkan ini terjadi dalam kurun waktu hanya sedikit di atas dua dekade.”

Ia mengatakan lagi: “Saya telah meneliti sejarah hidup Muhammad. Ternyata dia sama sekali tidak memusuhi kaum Kristen, bahkan dapat kita katakan dia adalah penyelamat kemanusiaan. Saya yakin, jika orang berakhlak mulia seperti Muhammad ini yang memimpin dunia, maka akan tercipta kebahagiaan dan kedamaian”.

   Pangeran Charles dari Inggris, “Islam adalah agama yang mampu mengajari kita cara menciptakan perdamaian dan keharmonisan dalam kehidupan di dunia ini. Islam adalah agama yang tidak memisahkan antara manusia dan alam, agama dan sains, atau pun akal dan materi”.

   Dunia mungkin belum tahu betapa berharganya warisan ilmu-ilmu pengetahuan yang ditemukan oleh Kaum Muslimin. Bahkan agaknya banyak yang tak menyangka bahwa prinsip-prinsip pengetahuan modern yang ada sekarang ini ditemukan lewat kecemerlangan pemikiran Ilmuwan Muslim. Untuk masa itu, ilmu mereka dapat dikatakan telah melampaui batas zamannya yang melahirkan Sains dan Teknologi yang dibangun dari hasil Peradaban Islam.

Dalam hal itu Carli Fiorina memaparkan keberhasilan tersebut, “Para arsitek yang merancang bangunan-bangunan yang mampu melawan gravitasi adalah mereka para matematikawan yang menciptakan aljabar dan algoritma yang dengan itu komputer dan enkripsi data dapat tercipta (penulis - komputer, laptop, tablet komputer, telepon genggam dan penggunaan applikasi algoritma lainnya seperti Google, Facebook, WhatsApp, Tik Tok, dst). Mereka para dokter yang memeriksa tubuh manusia, dan menemukan obat baru untuk menyembuhkan penyakit. Mereka para astronom yang melihat ke langit, memberi nama bintang-bintang, dan membuka jalan bagi perjalanan dan eksplorasi antariksa” - mereka itu adalah para ilmuan dan penemu Muslim pada zaman kejayaan Islam di abad tengah.

Bahkan dalam suatu kesempatan pidatonya Carly Fiorina memuji kontribusi Peradaban Islam abad tengah kepada masyarakat Amerika modern. mengatakan: “Gift (of Muslim civilizations) are very much a part of our heritage.” Artinya: “Hadiah (dari peradaban Muslim) sangat banyak dan telah menjadi bagian dari warisan kita (Amerika) terima.”

   George Sale penulis terjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa Inggris dari teks asli Al-Qur’an yang berbahasa Arab yang diberi nama The Koran, terbit tahun 1734, menulis sebagai berikut:  “Jika agama dan sistem lembaga sipil dari bangsa asing (penulis -maksudnya bangsa Arab yang beragama Islam) berguna sekali untuk diketahui, maka ketahuilah bahwa aturan dan hukum yang dibuat oleh Muhammad (penulis - berpedoman atau berasal dari Al-Qur’an) selaku pembuat hukum bagi orang Arab dan pendiri Imperium (penulis - Madinah yang selanjutnya kelak disebut ‘kekhilafahan’ - union of nations yang dipimpin oleh seorang Khalifah disebut juga ‘Imam’ atau ‘Amirul Mukminin’), kurang dari satu abad, dengan sendirinya, telah mampu mengembangkan dan melebarkan wilayahnya lebih besar daripada apa yang dicapai Imperium (Kekaisaran) Romawi yang dikenal sebagai penguasa dunia. Dengan itu, mestinya kita melakukan seperti itu pula hendaknya.”

   Demikianlah sejarah telah mencatatnya dengan tinta emas, bahwa perkembangan Islam yang telah membangun peradaban itu tidak lepas dari rintisan usaha dan kerja keras para sahabat dibawah  kepemimpinan Rasulullah Muhammad saw di Madinah. Kemudian tradisi itu dilanjutkan oleh setiap generasi dalam pemerintahan yang berdasarkan Ajaran Islam yang dicontohkan Rasulullah saw. Dan selanjutnya generasi umat Islam berikutnya, dimana saja mereka berada melestarikan nilai-nilai Ajaran Islam yang sangat menakjubkan George Sale, penerjemah Al-Qur’an yang memberi penghormatan dan penghargaan tinggi kepada Rasulullah Muhammad saw dan Kitab Suci Al-Qur’an. Ini suatu fakta sejarah yang tidak bisa diabaikan begitu saja, seperti apa yang digambarkan George Sale (1697-1736) pada abad ke-18, ia sendiri sangat terkenal atas buku terjemahan Al-Qur’an dari bahasa Arab ke dalam bahasa Inggris di tahun 1734.

Selanjutnya Michael H. Hart (lahir 1932) pada abad ke-20 yang terkenal dengan bukunya ‘The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History’ yang telah penulis baca pada tahun 1978 dalam terjemahan bahasa Indonesia yang di beli dari toko buku Gunung Agung di Jakarta, menempatkan Muhammad (saw) peringkat  pertama dari 100 tokoh yang ada dalam daftar buku tersebut sebagaimana disebutkan oleh Michael H. Hart:

”My choice of Muhammad to lead the list of world’s most influential persons may surprise some readers and may be questioned by others, but he was the only man in history who was supremely successful on both the religious and secular levels.”

Artinya: "Pilihan saya atas Muhammad untuk memimpin daftar orang paling berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan beberapa pembaca dan mungkin dipertanyakan oleh yang lain, tetapi dia adalah satu-satunya orang dalam sejarah yang sangat sukses baik dalam kapasitasnya sebagai tokoh agama (religious) dan tokoh keduniaan (secular)."

Demikianlah, mereka menggambarkan ad-Dīnul Islām yang dibawa Rasulullah Muhammad saw sebagai agama kaffah (religious dan secular). Artinya ajaran untuk sukses hidup di dunia (sebagai intermwdiate goal - tujuan antara) dan sukses hidup di akhirat (sebagai ultime goal - tujuan akhir), sebagaimana salah satu doa ’sapu jagat’ menyebutkan dalam al-Qur’an Surat Al-Baqarah 2:201.

   Dari para pemikir dan tokoh Barat lainnya seperti Thomas Jefferson (1743- 1826) antara abad ke-18 dan ke-19, dalam sejarahnya yang panjang selalu membela hak-hak Muslim yang berada di Amerika - Thomas Jefferson and the long history of defending Muslims’ rights. Dalam buku Denise A. Spellberg dengan tema “Thomas Jeferson’s:  Islam and the Founders”, ia sebagai pengajar sejarah dan studi Timur Tengah di Universitas of Texas, Austin, menuliskan: Bahwa jauh sebelum bangsa Amerika lahir, seorang warga penduduk Amerika dibawah pemerintahan Kolonial Kerajaan Inggris Raya, bernama Thomas Jefferson mencita-citakan berdirinya Negara Amerika dimana warganya bukan saja eks keturunan asal Eropa yang berimigrasi ke benua Amerika Utara, tapi juga disebutkan inklusif (termasuk) Muslim, kendatipun kehadiran Muslim di tanah Amerika ketika itu tidaklah ‘masuk hitungan’ - tidak menentukan dan penuh dengan kontroversial.

   Napoleon Bonaparte (1769-1821) abad ke-19 yang menerapkan beberapa pokok-pokok hukum Islam untuk negaranya yang dikenal dengan nama Napoleon Code.

   Nah bagaimanatah dengan kita sendiri sebagai umat Islam sekarang ini? Sementara orang lain mengakui dan mengagumi serta meneladaninya! Lihat Lampiran-4.

Maka, sungguh benarlah bahwa ‘peradaban’ yang dibangun dari Ajaran Islam yang dibawa Rasul Allāh (Rasulullah, Utusan Allah) Muhammad saw sebenarnya telah menghentakkan kesadaran dunia akan kebaikan dan kedahsyatan Ajaran Islam dan Peradabannya seperti yang telah disebutkan oleh para cendikiawan dan intelektual Eropa dan Amerika. Dengan itu jelaslah kini bahwa sebenarnya Islam yang kaffah itu diturunkan ke dunia sebagai rahmatan lil ‘ālamīn - rahmat bagi seluruh alam dan manusia. Masya Allah!

   Akhirulkalam, agar mendapat berkahNya, penulis menutupnya dengan memohon doa munajat kehadiratNya: “Yā Alllāh Ya Tuhan hamba! Perbaiki (pemahaman) agama (ad-Dīn ul-Islām) hamba yang menjadi pegangan hidup hamba. Dan perbaiki dunia hamba yang padanya hamba hidup (selaku pemakmur kehidupan - membangun peradaban - di bumi sebagaimana firmanMu menyebutkan). Dan perbaiki akhirat hamba yang menjadi tempat hamba kembali (dengan mendapatkan Surga Firdaus)...” Āmīn, Allāhuma Āmīn. Billāhit Taufiq wal Hidāyah. □ AFM

 


Friday, March 12, 2021

Pengantar Buku SMPD



KATA PENGANTAR

   Pada bulan Rajab tanggal 27 tahun ke delapan kenabiannya adalah hari yang sangat bersejarah bagi kaum muslimin yaitu terjadinya peristiwa perjalanan Isra’ Rasulullah saw dari Masjidil Haram, Makkah ke Masjidil Aqsho di Baitul Maqdis, Palestina. Kemudian dilanjutkan Mi’raj ke Sidratul Muntaha di langit ke tujuh dalam satu malam. Di Sidratui Muntaha ini Rasulullah saw saat itu mendapat perintah untuk melaksanakan ibadah sholat 50 waktu dalam sehari, namun Nabi Musa as Mengingat Nabi Muhammad saw akan batas kemampuan umatnya yang dengan itu Rasulullah saw meminta keringan kepada Allah swt sehingga perintah sholat itu  akhirnya menjadi 5 waktu dalam sehari. Sejak saat itulah umat Muslim disyariatkan harus melakukan sholat wajib liwa waktu.

   Berkenaan Isra' Mi'raj merupakan perjalanan agung Nabi Muhammad saw menuju langit ke-7 untuk menerima perintah sholat dari Allah swt itu kami perkenalkan - sebagai Kata Pengantar - sebuah buku yang Insya Allah akan diterbitkan oleh Perpustakaan IMAAM Center dengan judulnya "Sholat Membangun Peradaban Dunia."  AFM


PENGANTAR BUKU

SHOLAT MEMBANGUN PERADABAN DUNIA

A. Faisal Marzuki


”Ra’sul amril islām wa ’amūduhush sholāt”. Artinya: Inti (pokok) segala perkara adalah (dalam ajaran) Islam, dan tiangnya (penopangnya) adalah sholat. (HR Tirmidzi no. 2616 dan Ibnu Majah no.3937).

Wahai  anakku,  Laksanakanlah  sholat dan  suruhlah (mereka) berbuat yang ma’ruf (kebajikan, membangun) dan cegahlah (mereka) dari yang munkar (buruk, merusak)…” (QS Luqman 31:17).

“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dianta-ramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat”. (QS Al-Mujādalah 58:11). 

Sholat adalah tiang agama (dīn). Barang siapa yang menegakkan sholat, maka berarti ia menegakkan agama (dīn), dan barang siapa yang meninggalkan sholat berarti ia merobohkan agama (dīn)”. (HR Bukhari Muslim)

"Kamu (Umat Islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma'ruf (agent of develoment) dan mencegah dari yang munkar (agent of change), dan beriman kepada Allah." (QS Āli 'Imrān 3:110).

 

A

lhamdu lillāhi Rabbil ’ālamīn, segala puji bagi Allah Tuhan Pencipta, Pemelihara dan Pengendali seluruh alam semesta. Berkat hidayah dan rahmat dariMu jualah buku ini berhasil kami susun, seperti yang anda akan baca nanti - setelah diterbitkan atau dicetak. Buku ini terdiri dari kata pengantar, isi buku (12 bab), catatan kaki, lampiran-lampiran dan gambar berwarna dan hitam putih semuanya menjadi 450 halaman.

   Ikhwalnya, bermula dari usaha mengkaji ulang ibadah sholat yang penulis lakukan. Tentu alangkah baiknya hasil kajian ini kami sharing kepada yang mulia pelaku sholat (musholli), kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat yang dicintai Allah swt. Juga bagi siapa saja yang ingin mengetahui kenapa sholat di wajibkan bagi yang beriman kepadaNya.

   Sholat pada dasarnya untuk memelihara hubungan antara musholli dengan Allah Maha Penciptanya. Dengan itu tentunya mempunyai manfaat bagi musholli serta manusia dan lingkungannya, khususnya dalam ’membangun peradaban’ selaku ’pemakmur kehidupan di bumi’. Hal seperti itulah yang akan dikupas dalam buku ini.

  Tentunya usaha kaji ulang ini dilakukan agar kefahaman, kualitas, dan keabsahan dari ibadah sholat yang dilakukan itu benar-benar sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad saw sebagai Rasul utusanNya. Terutama dalam masalah bagaimana cara gerakan, bacaan, adab, dari sholat yang Rasul saw lakukan. Ketentuan syar’i sudah ditetapkan seperti itu, tinggal kita mengikuti saja. Dengan mengikuti aturan syar’i seperti itu, kita akan mendapatkan keberkahan serta kebaikan atas ketaatan dari perintahNya. Semisal ke dokter agar yang sakit menjadi sembuh. Tidak sakit, tapi tetap menjaga kesehatan dengan mengikuti general checkup dan mengikuti advisnya dalam meme-lihara kesehatan tubuh biologis dan jiwa manusia sebagaimana psikologis atau ulama lakukan.

   Dibalik itu semua kita akan mengerti apa hikmah yang terkandung dari cara, adab dan bacaan ibadah sholat yang dikerjakan oleh Rasulullah saw. Hal itu akan lebih dapat dirasakan nanti setelah kita pelajari bab demi bab dari setiap kupasan dalam bab-bab yang ada di dalam buku ini.

 


   Setiap individu muslim akan diperiksa terlebih dahulu di Yaumil Akhir adalah ibadah sholatnya oleh Allah swt. Sebab di dalam mengerjakan ibadah sholat itu ada keutamaan-keutamaannya sebagaimana firmanNya dalam surat Al-’Ankabūt ayat 45 penggal terakhir mengatakan:

"...Dan (ketahuilah) mengingat Allah (wa ladzikrul-Lāh dalam sholat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain)...”

Yaitu, ibadah sholat sebagai pembuka pintu Surga;  Di dalam ibadah sholat yang sebenarnya, dapat mencegah perbuatan-perbuatan yang merusak kehidupan; Di dalam sholat menumbuhkan akhlak dan perilaku yang baik, seperti bertutur kata yang baik, benar, tidak berdusta, tidak menyakiti orang lain. Dengan itu pribadinya menyenangkan dan dapat dipercaya. Artinya, didalam ibadah sholat yang dikerjakan ini mengandung seminal (strongly influencing later developments) - benih sebagai cikal bakal yang sangat mempengaruhi terjadinya atau bangunnya peradaban.

  Syarat bangunnya peradaban bila ada ukhuwah sesama muslim dan menjaga hubungan baik dengan tetangga, sekalipun tetangga itu non muslim sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah saw dan dipraktekkan peng-ikutnya. Yaitu memelihara kehidupan yang damai dan beradab dengan jalan ta’aruf - saling kenal, tafahum - memaklumi satu sama lainnya, ta’awun - tolong menolong, dan itsar - tidak bertengkar dan tidak memusuhi - melainkan caring, peduli sesama. Ta’aruf atau saling kenal diantara teman, tetangga, komunitas, dan lingkungannya, baik dari segi persamaan dan perbedaan. Dalam persamaan tidak masalah, yang bisa menjadi masalah adalah perbedaan. Perbedaan di zaman millennium ke-3 ini masih sering disikapi bukan dengan tafahum, melainkan dengan phobia, hate crime dan teror. Lebih parah dari itu adalah mengatasinya melalui kerusuhan atau 'perang' yang munggunakan senjata. Dengan itu korbannya termasuk orang-orang yang tak berdosa seperti anak-anak, perempuan dan usia lanjut. Yaitu orang yang tidak ada hubungan dengan pertikaian dalam konflik tersebut.

  Untuk menghindarinya dan mengurangi konflik bersenjata perlu menyikapinya dengan bijak. Yaitu, dengan jalan dialog dan membangun kehidupan koeksistensi damai sesama manusia dalam bingkai lakum dīnukum waliyadīn - bagimu ’agama’mu dan bagiku ’agama’ku termasuk dalam pengertian ideologi, ajaran dan keyakinan selama tidak melakukan tindakan fisik bersifat kriminal, teror apalagi dengan menggunakan senjata. Berikutnya tafahum dan dilanjutkan dengan ta’awun yaitu saling kerja sama dan saling membantu dalam membangun dan memelihara perdamaian dalam bernegara dan antar negara, daripada perang memerangi. Dilanjutkan lagi itsar, yaitu saling peduli.

   Esensi perang adalah membunuh lawan dan merusak. Bahkan perang yang akan datang lebih mengerikan lagi dari ’bom atom’ senjata pembunuh dan perusak masal Perang Dunia II, yakni senjata berkepala nuklir. Daya rusak dan bunuhnya luar luar luar biasa dibanding ’bom atom’. Belum lagi senjata kimia dan kuman.

  Ta’aruf, tafahum, ta’awun dan itsar (3T1I) ini sangat possible untuk terjadinya hidup aman dan damai. Dengan aman dan damai manusia dapat membangun kehidupan menjadi sejahtera atau makmur. Untuk itulah sebenarnya manusia dicipta oleh Allah Rabb Alam Semesta. Yaitu beribadah kepada Allah - Dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu (beribadah kepada Allah). (QS Adz-Adzāriyat 51:56), serta berdedikasi kepadaNya selaku khalifah-khalifah - Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di Bumi..." (QS Fathīr 35:39), sebagai pemakmur kehidupan di bumi - "...Dia telah menciptakan kamu dari bumi dan menjadikan kamu pemakmurnya..." (QS Hud 11:61).

  Dengan itu semua, tahulah kita sekarang, kenapa ibadah sholat disebut sebagai tiang agama (dīn, way of life). Tentunya kalau tidak ada tiang itu, maka ambruklah tatanan bangunan peradaban itu. Padahal ajaran Islam bertujuan memelihara perdamaian dan membangun peradaban diantara sesama manusia.

  Esensi ibadah sholat merupakan pemelihara hubungan antara Khalik yaitu Pembesar, Penguasa, Pencipta Alam Semesta termasuk makhluk manusia yang diciptaNya. Pemeliharaan hubungan antara Khalik dan makhluk ini mutlak di perlukan agar perjalanan yang ditempuh manusia tetap pada kondisi performance yang prima sesuai dengan yang digariskanNya. Alih-alih tanpa ada maintenance terus menerus melalui ibadah sholat, maka sejarah perjalan hidup ummat manusia mengajarkan selalu terjadinya melenceng, keluar dari ajaran yang semestinya yang mengakibatkan kerusakan di muka bumi. Ini dapat ditelusuri dari selalu adanya para Nabi dan Rasul sebagai utusanNya untuk mengingatkan manusia di setiap zaman. Malah, disamping sebagai pengingatan juga ajaranNya di tumbuh sempurnakan guna membimbing perkembangan zaman. Dan kemudiannya diutuslah Muhammad saw sebagai Nabi Penutup. Pada dirinya terdapat suri tauladan yang baik. Ia membawa kabar gembira yang cocok untuk setiap zaman, melalui Ad-Dīnul (agama) Islām yang diridhoiNya yang berpegang kepada Kitab Suci Al-Qur’an sebagai petunjuk. Di dalamnya terdapat hukum (law & order), akhlak (moral integritas). Ada pula berupa pokok-pokok, dasar-dasar, paradigma-paradigma ajaran Islam yang lengkap, meliputi dunia dan akhirat, sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi umat manusia.

  Khalik yang mencipta disebut juga Rabb. Rabb artinya dalam bahasa Indonesia adalah Tuhan Yang Maha Esa sebagai Pencipta-Pemelihara-Pengatur-Pengendali alam semesta yang menakjubkan ini, menjadi teratur dan harmonis. Rabb dengan sifat seperti itulah yang disembah manusia. Manusia yang diciptakanNya ini adalah sebagai khalifah pemakmur bumi.

  Bersimpuhsembahnya melalui ibadah sholat dan disertai amalan-amalan sholeh dalam rangka berdedikasi kepadaNya. Allah Yang Maha Kasih dan Maha Sayang ini menjadikan Alam Semesta teratur dan harmonis, maka manusia sebagai khalifahNya di bumi mesti melakukan hidup teratur dan harmonis pula di bumi. Yaitu diantara sesama manusia dengan cara saling menghormati perbedaan dan keyakinan agama masing-masing dalam bingkai lakum dīnukum waliyadīn.

  Setelah selesai ibadah sholat, baru amalan-amalan lainnya diperiksa. Apa artinya? Artinya disini adalah, mesti ada konsistensi yaitu keselarasan dan kelanjutan antara nilai-nilai yang terkandung dalam mengerjakan ibadah sholat dengan amalan-amalannya perbuatan yang dilakukan musholli setelah mengerjakan ibadah sholat. Yaitu, selesai mengerjakan sholat, kemudian kembali ke dalam kegiatan hidup sehari-harinya mesti melakukan amalan-amalan kebajikan dengan bekerja yang membangun peradaban. Inilah esensi dari mengerjakan ibadah sholat itu, terutama dalam shalat fardhu (wajib) lima kali sehari melakukan ibadah rohani plus ibadah badani. Yaitu, dilatih dan dibina dalam berhubungannya musholli dengan Allah swt melalui ibadah sholat yang menyebut lafadz bacaan tertentu yang bernilai disertai gerakan fisik seperti berdiri, ruku', i'tidal, sujud, duduk serta salam menghadap ke kanan dan ke kiri.

  Perihal seperti tersebut diatas itulah yang sangat mendorong penulis untuk mempelajari lebih dalam lagi tentang sholat ini, takut kalau-kalau ibadahnya yang tadinya diyakini sesuai dengan perintahNya, tapi tidak. Lantas bagaimana nasib kita di Hari Akhirat bila cara mengerjakan ibadah sholatnya tidak menuruti tuntunan dari Rasulullah saw, dan selesai mengerjakan sholat tidak mencontoh suri tauladan perbuatannya (sunnah Rasul saw) dalam membangun peradaban.

  Tentunya, orang-orang beriman mesti taat kepada Allah swt dan taat pula kepada Rasul saw. Yaitu mengerjakan perintahNya untuk melakukan ibadah sholat dan menjalankan sunnah Beliau saw dalam membangun peradaban. Sebelumnya penduduk Madinah belum berperadaban yang dalam sirah Rasul saw selalu disebut sebagai masyarakat jahiliyah. Yaitu bodoh dalam bersosial kemasyarakatan, seperti tidak peduli (racist) kepada orang di luar kabilah atau sukunya; sering kali perbedaan ego dan kepentingan diatasi dengan perang. Masyarakat jahiliyah belum mengenal kehidupan 3T1I. Setelah Rasul saw datang ke Madinah baru kehidupan berlangsung dalam 3T1I melalui tarbiyah - pembelajaran yang istiqomah. Kemudian hasilnya, dalam waktu dua dekade (23 tahun) bangunlah masyarakat baru yang berperadaban, sebagaimana seorang ahli pikir  Prancis Dr. Gustave Le Bon (1814-1931) mengomentari:

“Dalam satu abad atau 3 keturunan, tidak ada bangsa-bangsa manusia dapat mengadakan perubahan yang berarti. Bangsa Prancis memerlukan 30 keturunan atau 1000 tahun baru dapat mengadakan suatu masyarakat yang bercelup (menjadi bangsa) Prancis. Hal ini terdapat pada seluruh bangsa dan umat, tak terkecuali selain dari umat Islam, sebab Muhammad El Rasul sudah dapat mengadakan suatu masyarakat baru dalam tempo satu keturunan yang tidak dapat ditiru atau diperbuat oleh orang lain”.

Untuk apa tujuan dari sholat yang dikerjakan? Apa manfaat atau fadhilahnja bagi musholli? Terakhir yang mesti kita ketahui pula. Apa hikmah mengerjakan sholat yang telah di diperintahkanNya di langit ke-7 kepada Rasulullah saw dalam peristiwa Isra' Mi'raj? Apa dampak mengerjakan sholat bagi kehidupan dan peradaban manusia? Kupasan dari buku ini mencakup semua pertanyaan seperti itu.

  Selanjutnya, dalam kata pengantar ini dipandang perlu penulis menggam-barkan garis besar bagaimana hubungan ibadah sholat sampai dapat membangun peradaban. Pertama, mengerti apa yang dibaca dalam sholat. Yaitu bacaan sholat yang dimengerti, kemudian berlanjut menjadi dapat dipahami maksudnya. Dengan itu bukan saja dapat mudah diingat, tapi juga akan terpatri dalam lubuk hati yang paling dalam. Karena setiap bacaannya mengandung makna yang tidak sia-sia, melainkan semua mempunyai nilai-nilai yang berdaya guna. Kandungan bacaan yang telah terpatri itu nantinya sebagai daya pendorong dalam bertingkah laku yang mulia dan mengerjakan amalan sholeh yang bermanfaat. Kedua, testimoni manfaat ibadah sholat. Yaitu, suatu kesaksian pelaku sholat bagaimana sampai terasakan manfaatnya dari ibadah sholat yang dikerjakannya. Ketiga, ibadah sholat membangun peradaban manusia. Yaitu, dengan ibadah sholat yang dikerjakan secara berjamaah ini dapat membangun sebuah peradaban. Keempat, meneladani peran Nabi Muhammad saw dalam berbangsa (bernegara). Beliau saw selaku pemimpin yang al-amin  (dipercaya), capable dan handal dalam menangani administratif pemerintahan bagi warga Madinah dan sekitarnya sampai dapat terlaksananya pembangunan peradaban.

  Kedekatan Nabi Muhammad saw dengan Allah Yang Maha Kuasa ini, Beliau saw bina melalui ibadah sholat, terutama sholat berjamah. Ibadah sholat Rasulullah saw sungguh luar biasa, membangun kebersamaan dalam kepemimpinan (imam) yang amanah, dan ketaatan pengikutnya (jamaah). Dengan itu, memobilisasi pembangunan akan lebih mudah. Kalau ada masalah-masalah sosial dalam kehidupan kabilah (suku) dan antar kabilah sekitarnya dapat diatasi bersama. Kepiawaan Muhammad saw sebagai Rasullullah, pemimpin umat Madinah ini diabadikan oleh Dr. Michael H. Hart, seorang ilmuan Amerika ternama di bidang astronomi dan geometri, ia mengadakan riset tokoh-tokoh terkenal di dunia. Kemudian hasilnya dipaparkan dalam bukunya The 100: A Ranking of the most Influential Persons in History, by Michael H. Hart, Published by Carol Publishing Group. Dalam buku itu disebutkan:

”Sepanjang catatan sejarah, Muhammad (saw) adalah pemimpin peringkat pertama yang sungguh paling sukses. Dia mempengaruhi dunia, baik dalam kapasitasnya sebagai tokoh agama (religious) dan tokoh keduniaan (secular realms).”

Demikian mereka menggambarkan ad-Dīnul Islām sebagai agama kaffah (religious dan secular realms).

  Sebelumnya, George Sale penulis terjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa Inggris dari teks asli Al-Qur’an yang berbahasa Arab yang diberi nama The Koran, terbit tahun 1734, melihat sosok Nabi Muhammad saw sebagai: Pribadi yang sungguh baik karakternya; Punya kecerdasan yang mendalam; Perilakunya yang menyenangkan; Mengasihi orang miskin; Sopan kepada setiap orang; Kukuh didepan musuh; Dan diatas segalanya, memiliki peng-hormatan yang sangat tinggi atas nama Allah. Kemudian ia menuliskan lagi sebagai berikut:

“if the religious and civil institutions of foreign nations are worth of knowledge, those of Mohammed, the lawgiver of Arabians, and founder of an Empire which in less than a century spread itself over a greater part of the world than the Romans were ever masters of, must needs be so.”  

Artinya: Jika agama dan sistem lembaga sipil dari bangsa asing (maksudnya bangsa Arab yang beragama Islam) berguna sekali untuk diketahui, maka ketahuilah bahwa aturan dan hukum yang dibuat oleh Muhammad (saw) selaku pembuat hukum bagi orang Arab dan pendiri Imperium (Madinah), kurang dari satu abad, dengan sendirinya, telah mampu mengembangkan dan melebarkan wilayahnya lebih besar daripada apa yang dicapai Imperium (Kekaisaran) Romawi yang dikenal sebagai penguasa dunia. Dengan itu, mestinya kita melakukan seperti itu pula hendaknya.

 Demikian sejarah telah mencatatnya dengan tinta emas, bahwa perkembangan Islam yang telah membangun peradaban itu tidak lepas dari rintisan usaha dan kerja keras para sahabat dibawah kepemimpinan Muhammad saw di Madinah. Kemudian tradisi itu dilanjutkan oleh setiap generasi dalam pemerintahan yang berdasarkan ajaran Islam yang dicontohkan Rasulullah saw. Dan selanjutnya generasi umat Islam berikutnya, dimana saja mereka berada melestarikan nilai-nilai ajaran Islam yang sangat menakjubkan George Sale, penerjemah Al-Qur’an yang memberi penghormatan dan penghargaan tinggi kepada Rasulullah Muhammad saw dan kitab suci Al-Qur’an. Ini suatu fakta sejarah yang tidak bisa diabaikan begitu saja, seperti apa yang digambarkan George Sale pada abad ke 18 (1734) dan kemudian oleh Michael H. Hart pada akhir abad ke-20 (1978) dan dari para pemikir Barat lainnya seperti Thomas Jefferson, Napoleon Bonaparte yang menerapkan beberapa pokok-pokok hukum Islam untuk negaranya yang dikenal dengan nama 'Napoleon Code', George Bernard Shaw, Lamartine, Thomas Carlyle.

   Demikianlah uraian kata pengantar penulis, yang ingin menggaris bawahi, bahwasanya sungguh betapa luarbiasanya dampak dahsyat dari sholat ini. Dengan ibadah sholat berjamaah yang sungguh-sungguh, dapat membangun peradaban manusia. Suatu hal yang sebelumnya tidak terpikirkan sama sekali oleh penulis. Namun setelah mengadakan penelitian kepustakaan dan mempelajari arti dan maksud dari kata per kata ayat Al-Qur’an dan tafsir yang bertalian dengannya, kini dapat dipahami bahwa dampak melakukan sholat yang bersungguh-sungguh seperti yang dilakukan Nabi saw sungguh luar biasa hasilnya dalam membangun peradaban dunia.

   Dengan 'Kata Pengantar' penulis yang cukup 'panjang ini, insya Allah akan mempermudah dalam memahami pembahasan dari esensi hubungan dan dampak antara “sholat” dan “membangun peradaban dunia” dalam mengikuti paparan salanjutnya yang dituliskan dalam buku ini. Mungkin sebahagian pembaca menduga 'asing' (masa iya?) sebagaimana Rasulullah saw bersabda:

“Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing (dikemudian hari), maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.” (HR Muslim no. 208)

Gambaran uraian buku bertajuk “Sholat Membangun Peradaban Dunia” ini, terdiri dari duabelas bab sbb: (1) Mukaddimah; (2) Makna Wudhu’; (3) Makna Adzan dan Iqamat; (4) Makna Sholat; (5) Adab Sholat; (6) Sholat Rasulullah; (7) Adab Bathin Dalam Sholat; (8) Dzikir Rasulullah; (9) Hikmah Sholat Lima Waktu; (10) Makna Gerakan Sholat Bagi Kesehatan; (11) Peradaban Islam Merebak Dunia; (12) Penutup. Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua, āmīn. Billāhit Taufiq wal-Hidāyah. □ AFM


Thursday, October 22, 2020

Nabi Muhammad Sebagai Teladan


 


NABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI TELADAN

Oleh: Ahmad Faisal Marzuki

 

Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah”, QS Al-Ahzāb 33:21.

 

PENDAHULUAN

S

epekan lagi, terhitung mulai hari ini tanggal 22 Oktober 2020, adalah hari Maulid Nabi Muhammad Shalallāhu ‘Alaihi Wasallām (SAW) yang jatuh pada tanggal 12 Rabī’ul Awwal 1442 AH yang bertepatan dengan tanggal 29 Oktober 2020 CE.

Mengutip pendapat orang-orang diluar Islam tentang Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:

THOMAS CARLYLE yang menulis tentang Muhammad SAW. Thomas Carlyle yang lahir pada 4 Desember 1795 adalah seorang penulis sekaligus sejarawan asal Skotlandia. Ia berasal dari keluarga Kristen yang agamis.

Pada awalnya diharapkan mengikuti jejak orangtuanya dan menjadi pendeta. Tapi ketika kuliah di Universitas Edinburgh, ia berhenti menjadi orang percaya - menjadi atheis. Walaupun demikian, nilai-nilai Calvinisme tetap ia pertahankan hingga akhir hidupnya. Kombinasi antara temperamen religius ini dengan hilangnya iman kepercayaannya terhadap kekristenan tradisional membuat karya-karya Carlyle menarik untuk orang-orang pada zaman Victoria yang sedang bergumul dengan perubahan politik dan ilmu pengetahuan yang mengancam hierarki sosial tradisional (keberagamaan) mereka.

Dalam bukunya yang berjudul ‘His Heroes and Heroworship’, terbit tahun 1841, Carlyle mengungkapkan: “Betapa menakjubkan seorang manusia sendirian dapat mengubah suku-suku yang saling berperang dan kaum nomaden (Badui) menjadi sebuah bangsa yang paling maju dan paling berperadaban hanya dalam waktu kurang dari dua dekade. Kebohongan yang dipropagandakan kaum Barat yang diselimutkan kepada orang ini (Muhammad) hanyalah mempermalukan diri kita sendiri. Sesosok jiwa besar yang tenang, seorang yang mau tidak mau harus dijunjung tinggi. Dia diciptakan untuk menerangi dunia, begitulah perintah Sang Pencipta Dunia. Diantara aib terbesar yang ada hari ini ialah bahwa masih ada saja orang yang mengatakan bahwa Islam adalah bohong dan Muhammad adalah penipu.”

“Saudaraku, apakah kalian pernah menyaksikan, dalam sejarah, seorang pendusta yang mampu menyampaikan sebuah agama yang sedemikian kokoh dan menyebarkannya ke seluruh dunia? Saya yakin bahwa manusia harus bergerak sesuai dengan undang-undang dan logika. Jika tidak maka ia tidak akan mungkin mencapai tujuannya. Mustahil bahwa manusia besar ini adalah seorang pembohong. Karena pada kenyataannya, kebenaran dan kejujuran adalah dasar semua kerjanya dan pondasi semua sifat utamanya.”

“Pandangan yang kokoh, pemikiran-pemikiran yang lurus, kecerdasan, kecermatan, dan pengetahuannya akan kemaslahatan umum, merupakan bukti-bukti nyata kepandaiannya. Kebutahurufannya justru memberikan nilai positif yang sangat mengagumkan. Ia tidak pernah menukil pandangan orang lain, dan ia tak pernah memperoleh setetes pun informasi dari selain-Nya. Allah-lah yang telah mencurahkan pengetahuan dan hikmah kepada manusia agung ini. Sejak hari-hari pertamanya, ia sudah dikenal sebagai seorang pemuda yang cerdas, terpercaya dan jujur. Tak akan keluar dari mulutnya suatu ucapan kecuali memberikan manfaat dan hikmah yang amat luas.”

“Hati manusia mulia putra padang pasir ini (Muhammad) penuh dengan kebaikan dan kasih sayang. Ajaran-ajarannya terjauh dari semangat egoisme, dan pandangan-pandangannya bersih dari ketamakan kepada pangkat kedudukan duniawi. Saya mencintai Muhammad dengan segenap wujud, karena seluruh wataknya sangat jauh dari tipu muslihat dan basa-basi.”

Thomas Carlyle kagum akan hal perubahan dari masyarakat jahiliyah kepada masyarakat yang mempunyai peradaban seperti tersebut diatas. Carlyle bertanya-tanya: “Bagaimanatah satu orang sendirian - tunggal (seperti Muhammad), bisa memimpin dan memenangkan peperangan dengan kaum Musyrikin Makkah yang mapan. Dan bagaimanatah orang Arab  kota dan orang Arab dusun (suku Badui) menjadi bangsa yang kuat dan beradab dalam  waktu kurang dari dua decade.” Lebih lanjut ia berkomentar: “Dengan tidak menganggap dan mengabaikan saja (walaupun tidak bermaksud buruk yang telah menumpuk di diri kita - orang Barat) dalam menilai orang ini (Muhammad), membuat malu diri kita sendiri saja (terhadap keberhasilan Muhammad)”, demikian ia berkomentar.

Bahkan kekaguman dan pujian bagi Nabi Muhammad SAW ini dilakukan tidak saja oleh Thomas Carlyle, tapi juga oleh para intelektual non muslim lainnya. Yaitu Sir George Bernard Shaw, Dr. Gustave Le Bon, George Sale, penterjemah Qur’an, Michael  H. Hart, Penulis buku 100 Tokoh Yang Mempengaruhi Dunia, dan Sigrid Hunke Ph. D. sebagai berikut:

SIR GEORGE BERNARD SHAW (1856-1950), seorang dramawan Irlandia, kritikus dan polemik yang pengaruhnya terhadap teater, budaya dan politik Barat yang berkembang dari tahun 1880 sampai kematiannya, mengatakan:

“Saya senantiasa menghormati agama Muhammad, karena potensi yang dimilikinya. Ini (Islam) adalah satu-satunya agama yang bagi saya memiliki kemampuan menyatukan dan merubah peradaban. Saya sudah mempelajari Muhammad sesosok pribadi agung yang jauh dari kesan seorang anti kristus, dia harus dipanggil “sang penyelamat kemanusiaan”.

"Saya yakin, apabila orang semacam Muhammad memegang kekuasaan tunggal di dunia modern ini, dia akan berhasil mengatasi segala permasalahan sedemikian hingga membawa kedamaian dan kebahagiaan yang dibutuhkan dunia”.

DR. GUSTAVE LE BON (1841-1931), seorang ahli pikir Perancis mengatakan: “Dalam satu abad atau tiga keturunan, tidak ada bangsa-bangsa manusia dapat mengadakan perubahan yang berarti. Bangsa Perancis memerlukan 30 keturunan atau 1000 tahun baru dapat mengadakan suatu masyarakat yang bercelup Perancis. Hal ini terdapat pada seluruh bangsa dan umat, tak terkecuali selain dari umat Islam, sebab Muhammad El-Rasul (maksudnya Muhammad Rasullullah SAW) sudah dapat mengadakan suatu masyarakat baru dalam tempo satu keturunan yang tidak dapat ditiru atau diperbuat oleh orang lain”.

GEORGE SALE, penterjemah The KORAN (Al-Qur’an) dari bahasa asalinya - Arab, kedalam bahasa Inggris mengatakan: “Nabi (Muhammad saw) sebagai “pribadi yang sungguh baik karakternya, punya kecerdasan yang mendalam, perilaku yang menyenangkan, mengasihi orang miskin, sopan kepada setiap orang, kukuh di hadapan musuh, dan di atas segalanya, memiliki penghormatan yang sangat tinggi atas nama Allah”.

MICHAEL H. HART, Penulis buku 100 Tokoh Yang Mempengaruhi Dunia berkomentar: “Pilihan saya Muhammad memimpin daftar orang-orang paling berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan pembaca dan dapat dipertanyakan oleh orang lain, tapi dialah satu-satunya manusia dalam sejarah yang sangat berhasil baik dalam tingkat religious (agama) maupun seculer (dunia)."

● SIGRID HUNKE Ph D (1913-1999), seorang penulis wanita Jerman. Ia dikenal karena karyanya di bidang studi agama mengatakan: “Nabi Muhammad “Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”, HR Ibnu Abdil Barr [penulis] - sehingga mendorong bangsa Arab saat itu berbondong-bondong ke sekolah-sekolah untuk belajar dan mengajar.

Hal itu terjadi saat orang-orang Barat masih terbenam dalam buta huruf. Roger Bacon, Galileo, dan Da Vinci, mereka bukanlah pencetus penelitian ilmiah. Para pionir ilmu pengetahuan sesungguhnya berasal dari bangsa Arab yang telah lebih dulu menggunakan akal mereka dalam melakukan serangkaian penelitian ilmiah dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Umat Islam telah menyumbangkan hadiah paling berharga bagi kemanusiaan, yaitu metode penelitian ilmiah yang benar, sehingga Barat dapat memanfaatkannya untuk mengungkapkan rahasia-rahasia alam sebagaimana sekarang ini. Semua rumah sakit dan pusat-pusat kajian ilmiah sekarang ini sesungguhnya hanyalah monumen dan prasasti dari kecanggihan para ilmuwan Arab-Islam."

 

KELAHIRAN NABI

Dalam penanggalan Hijriyah awal setiap bulannya bergantung pada visibilitas bulan pada akhir bulan sebelumnya. Begitu bulan terlihat, tanggalan bulan baru dimulai. Oleh karena itu, setiap bulan ditentukan mulai tanggal satunya dari siklus bulan baru terlihat.

Oleh karena itu, Kalender Muslim hanya memberikan gambaran sementara dari tanggal Islam yang akan datang sebagai awal setiap bulan tunduk pada penampakan bulan. Rabiul Awwal adalah bulan ke-3 dalam Kalender Islam.

Dalam bahasa Arab, kata rabi berarti musim semi dan ‘al awwal berarti yang pertama. Oleh karena itu Rabiul Awwal secara keseluruhan diterjemahkan menjadi 'The First Spring'.

Sebenarnya, Rabiul Awwal adalah bulan dari kalender lunar, itu bisa datang kapan saja. Karena itu, nama Rabiul Awwal menggambarkan arti simbolis. Yaitu melambangkan munculnya kebahagiaan (musim semi) setelah musim dingin yang suram atau lebih khusus lagi kesedihan.

Rabiul Awwal dinamakan demikian karena sebelum Nabi Muhammad SAW lahir, orang-orang hidup dalam keadaan ketidaktahuan atau zaman kegelapannya bangsa Arab. Mereka menyembah patung-patung yang berbeda selain Allah, oleh karena itulah mereka bukan tidak percaya kepada Tuhan tapi tuhannya banyak yang dalam bahasa Qur’an (Arab) disebut kaum musyrikin - memperserikatkan Tuhan dengan tuhan-tuhan yang lain (patung-patung). Mereka telah menyimpang dari jalan Allah Subhāna Wa Ta’ālā (SWT). Ketika Nabi Muhammad SAW lahir, ia membawa bersamanya Pesan Kebenaran, Pesan Allah SWT, Pesan Keesaan-Nya. Pesan ini menuntun orang-orang menuju jalan pencerahan, membantu mereka membedakan antara benar dan salah.

Nabi Muhammad SAW adalah lambang kesempurnaan. Dia adalah panutan yang dipilih untuk kita oleh Allah SWT dan kita harus mengikuti Sunnahnya untuk memimpin gaya hidup ideal yang tidak hanya untuk kita yang berkeimanan  Islam, tetapi sebenarnya bermanfaat bagi semua umat manusia sebagaimana Firman-Nya menyebutkan dalam Surah Al-Ahzāb yartinya:


Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah”, QS Al-Ahzāb 33:21.

Bulan Rabiul Awwal memegang arti khusus dalam Islam karena orang Muslim percaya bahwa Nabi Muhammad SAW juga lahir di bulan ini. Di peringati atau tidak, dijadikan hari besar atau tidak, hari libur atau tidak, Namun sebagian Umat ​​Muslim memperingati Maulid Nabi di hari 12 Rabiul Awwal, sering kali disebut sebagai Maulid atau Kelahiran Nabi SAW dirayakan dengan antusiasme yang tinggi. Banyak umat Islam memperingatinya sepanjang bulan Milad Nabi untuk mengenang Nabi SAW  ini dimulai pada abad ke-7 Hijriyah.

 

PENUTUP

Demikianlah paparan dari tajuk diatas yang sempat penulis hadiri Peringatan Maulid Nabi SAW di Istana Negara Republik Indonesia tahun 1968. Ketika itu Presiden RI Bapak Soeharto dan Mentri Agama K. H. Muhammad Dahlan dan pemberi tausiyah-nya ayah penulis, H. Marzoeki Jatim.

Semoga paparan tajuk dapat menjelaskan kedudukan dari peringatan Maulid Nabi SAW terutama oleh keteladanan Sultan Salahuddin di abad ke-7 Hijriyah pada kala itu membuat peringatan Maulid dengan tujuan membangkitkan semangat umat Islam yang telah sayub-sayub sampai kalau tidak mau dikatakan gelap untuk kembali berjuang dalam membela Islam pada masa itu dalam menghadapi serangan Crusader (Tentara Salib).

Tentara Salib menyerang daerah-daerah tempat tinggal kaum Muslimin yang akhirnya dapat dikuasai kembali oleh Salahuddin dengan tentara-tentaranya dalam perang salib yang berjalan selama dua ratus tahun itu. Salahuddin ini sangat dikenal oleh para tentara salib (yang merupakan gabungan tentara dari negara-negara yang berada di Eropa), disamping ‘tegas tapi juga bijak’, yaitu setelah menguasai dan mengepung benteng Yerusalem, para tentara salib yang telah menyerah tidak seorang pun dibantai habis, tapi disuruh pulang ke negerinya masing-masing dengan damai.

Pernah juga Salahuddin masuk ke garis belakang musuh menemui panglima tentara salib seterunya, Richard the Lionheart - Raja Inggris, Richard I, dengan julukannya Richard berhati Singa yang sedang sakit, hanya untuk memberikan bantuan dokter dan obatnya untuk menyembuhkannya. Namanya diabadikan dalam produksi Tank Baja (Panzer) made in America dengan nama ‘Saladin’- karena kepahlawanannya yang gentleman.  Allāhumma Shalli ‘Alā  Muhammad, wa ‘Alā Āli Muhammad - Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad, dan keluarga Muhammad. Billāhit Taufiq wal-Hidāyah. □ AFM

 

                                  

REFERENSI:

http://hipohan.blogspot.com/2013/04/thomas-carlyle-tentang-muhammad-saw.html

https://jendelailmu-faisal.blogspot.com/2018/11/maulid-nabi-muhammad-saw.html

(Draf Buku) Shalat Membangun Peradaban, A. Faisal Marzuki. □□

Blog Archive