KEUTAMAAN SHOLAT DHUHA
Oleh: Ahmad Fisal Marzuki
I. PENDAHULUAN
S |
ebagai umat muslim dan muslimah, mengerjakan sholat lima
waktu setiap hari adalah wajib hukumnya. Namun, di samping sholat wajib
ini, ada berbagai jenis sholat sunnah yang bisa dikerjakan pula guna menambah
pahala, memenuhi hajat hidup, menambah dan meningkatkan keimanan bagi para
pelakunya. Salah satu jenis sholat sunnah tersebut adalah sholat dhuha.
Sholat dhuha adalah sholat yang dilaksanakan pada waktu dhuha, yakni saat matahari mulai naik kurang lebih tujuh hasta atau 0.45 meter diukur dari sejak terbit matahari sampai waktu dzuhur tiba. Sholat dhuha dikerjakan dalam jumlah minimal dua rakaat. Dan ada beberapa surat yang baik di baca pada saat melaksanakannya, yaitu surat Al-Waaqiah, surat Asy-Syams, surat Adh-Dhuha', surat Al-Kaafirun, surat Quraisy, san surat Al-Ikhlaash. Rasulullah saw berkata mengenai sholat dhuha melalui hadits yang di riwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad. [1]
Keutamaan sholat dhuha di jelaskan dalam beberapa hadits Rasulullah saw, salah satunya yang di riwayatkan Abu Dzar ra yang artinya: "Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah (gerakan-gerakan ketika mengerjakan sholat). Setiap bacaan tasbih (subhanallāh) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillāh) bisa sebagai sedekah (dalam setiap gerakan-gerakan ketika mengerjakan sholat ada bacaan-bacaannya), setiap bacaan tahlil (lā ilaha illallāh) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allāhu akbar) juga bisa sebagai sedekah (dalam setiap gerakan-gerakan ketika mengerjakan sholat ada bacaan-bacaannya). Begitu pula amar ma'ruf (mengajak kepada ketaatan, agen pembangunan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran, agen perubahan dari nahi mungkar menjadi amar ma’ruf) adalah sedekah (amalan-amalan setelah sholat). Ini semua bisa dicukupi dengan melaksanakan shalat dhuha sebanyak 2 raka'at.” (HR Muslim).
II. PEMBAHASAN
S |
ecara
bahasa “Dhuha” diambil dari kata adh-Dhahwu
[arab: الضَّحْوُ] artinya siang hari yang mulai memanas.
(Al-Ain, kata: ضحو).
Allah berfirman:
“Wa annaka
lā tazhma-u fīhā wa lā tadh-hā.” (Artinya: “dan sungguh - di
surga - engkau tidak akan merasa dahaga dan tidak akan ditimpa panas matahari.” (QS
Thāhā 20:119).
Kaitannya dengan makna bahasa kata dhuha,
pada ayat di atas, Allah menyebutkan kenikmatan ketika di surga, salah satunya
tidak kepanasan karena sinar matahari, yang itu diungkapkan dengan kata, wa lā tadh-hā (تَضْحَى وَلَا).
Sedangkan menurut ulama ahli fiqh, Dhuha yang artinya: “Waktu ketika matahari mulai meninggi sampai datangnya zawal (tergelincirnya matahari)”. (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, 27/221).
1. WAKTU-WAKTU SHOLAT DHUHA
1.1. Waktu Mulainya Sholat Duha
Sebelum kita awali dengan hadits tentang waktu larangan sholat, terdapat hadits yang menyebutkan waktu larangan untuk melakukan sholat. Yaitu dari Uqbah bin Amir ra dia berkata yang artinya: "Ada tiga waktu di mana Nabi saw melarang kami untuk melaksanakan sholat di tiga waktu dan termasuk dalam menguburkan jenazah: 1). Ketika matahari terbit sampai tinggi, 2). Ketika seseorang berdiri di tengah bayangannya sampai matahari tergelincir, 3). Ketika matahari miring hendak tenggelam sampai benar-benar tenggelam." (HR Muslim no. 1926).
Pada hadits di atas, ada dua waktu yang mengapit waktu dhuha: 1). Ketika matahari terbit sampai tinggi; 2). Ketika seseorang berdiri di tengah bayangannya sampai matahari tergelincir.
Pendapat ulama 'mengenai waktu mulainya sholat dhuha'. Sebagian ulama
Syafi’iyah berpendapat bahwa 'waktu mulainya sholat dhuha' adalah tepat setelah
terbitnya matahari. Namun dianjurkan untuk menundanya sampai matahari setinggi
tombak. Pendapat ini diriwayatkan An Nawawi dalam kitab Ar-Raudhah.
Sebagian
ulama syafi’iyah lainnya berpendapat bahwa 'sholat dhuha' dimulai ketika matahari
sudah setinggi kurang lebih satu tombak. Pendapat ini ditegaskan oleh Ar Rofi’i
dan Ibn Rif’ah.
Demikian yang menjadi pendapat Imam Abu Syuja’ dalam matan At-Taqrib, ketika beliau menjelaskan waktu-waktu yang terlarang untuk sholat. Hal yang sama juga menjadi pendapat Imam Al-Albani. Beliau ditanya tentang berapakah jarak satu tombak. Beliau menjawab: “Satu tombak adalah 2 meter menurut standar ukuran sekarang.” (Mausu’ah Fiqhiyah Muyassarah, 2/167).
1.2. Waktu Akhir Sholat Dhuha
Batas akhir waktu sholat dhuha adalah
sebelum waktu larangan sholat, yaitu ketika bayangan tepat berada di atas
benda, tidak condong ke timur atau ke barat. Untuk menentukan batas akhir waktu
dhuha, anda bisa perhatikan bayangan benda. Selama bayangan benda masih condong
ke arah barat, meskipun sedikit, berarti waktu dhuha masih ada. Kemudian ketika
bayangan benda lurus dengan bendanya, tidak condong ke barat maupun ke timur,
waktu sholat dhuha telah habis. Karena matahari persis berada di atas benda.
Ada sebagian yang memberikan acuan, kurang lebih 15 menit sebelum masuk dzuhur.
1.3. Cara Mudah Menentukan Batas Waktu Sholat Dhuha
Saat ini banyak kalender yang dilengkapi
jadwal sholat yang diterbitkan oleh IMMAM Center, Depag atau Tarjih Muhammadiyah, termasuk
beberapa kampus islam. Yaitu, Anda bisa perhatikan, waktu terbit matahari dan
waktu dzuhur. Jadi batas awal waktu dhuha: waktu terbit matahari + 15 menit. Batas
akhir waktu dhuha: waktu dzuhur – 15 menit.
1.4. Waktu Dhuha yang Paling afdhal
Waktu
yang paling utama untuk mengerjakan sholat dhuha adalah ketika matahari sudah
mulai panas (dekat dengan waktu berakhirnya dhuha). Sebagaimana riwayat dari Al-Qosim
Asy-Syaibani bahwasanya Zaid bin Arqam ra melihat beberapa orang melakukan sholat Dhuha, kemudian Zaid
mengatakan: “Andaikan mereka tahu bahwa sholat setelah waktu ini lebih utama.
Sesungguhnya Nabi saw bersabda yang artinya: “Shalat para
Awwabin adalah ketika anak onta mulai kepanasan.” (HR. Muslim 748). Awwabin artinya orang yang suka kembali
pada aturan Allah.
Sebagian
ulama mengatakan: “Sholat pada waktu ini dikaitkan dengan Awwabin karena umumnya pada waktu tersebut jiwa manusia condong
untuk istirahat. Akan tetapi orang ini menggunakan waktu tersebut untuk
melakukan ketaatan dan menyibukkan diri dengan melakukan sholat. Meninggalkan
keinginan hati menuju ridho Penciptanya.” (Faidhul Qadir, 4/216)
Imam An-Nawawi mengatakan: ulama madzhab
kami (syafi’iyah) mengatakan: “Waktu ketika matahari mulai panas adalah waktu
yang paling utama untuk melaksanakan sholat dhuha, meskipun dibolehkan sholat
sejak terbit matahari sampai menjelang tergelincirnya matahari. (Syarh Shahih
Muslim, 6/30). [2]
2. DOA & DZIKIR SETELAH SHOLAT DHUHA
Bacaan doa dan dzikir setelah sholat dhuha sebaiknya dibaca oleh kaum muslimin dan muslimah. Keutamaan sholat dhuha telah dijelaskan dalam beberapa hadits Rasulullah saw, salah satunya yang diriwayatkan oleh Abu Dzar ra yang artinya: Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah (gerakan-gerakan ketika mengerjakan sholat). Setiap bacaan tasbih (subhanallāh) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillāh) bisa sebagai sedekah (dalam setiap gerakan-gerakan ketika mengerjakan sholat ada bacaan-bacaannya), setiap bacaan tahlil (lā ilaha illallāh) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allāhu akbar) juga bisa sebagai sedekah (dalam setiap gerakan-gerakan ketika mengerjakan sholat ada bacaan-bacaannya). Begitu pula amar ma'ruf (mengajak kepada ketaatan, agen pembangunan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran, agen perubahan dari nahi mungkar menjadi amar ma’ruf) adalah sedekah (amalan-amalan setelah sholat). Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan sholat dhuha sebanyak 2 raka'at." (HR Muslim).
Hadits ini menegaskan kedudukan sholat yang sangat mulia ini sebagai pengganti sedekah dari seluruh persendian tubuh. Dengan manfaat ini, para muslimin dan muslimat tidak perlu ragu dalam waktu memulai sholat dhuha.
Waktu doa dan dzikir yang sebaiknya dibaca sesudah sholat dhuha selesai. Bacaan doa dan dzikir ini akan membantu membuka ointu rezeki setiap hari sebagai berikut:
2.1. Doa setelah sholat dhuha:
"Allaahumma innadh-dhuhaa-a dhuhaa-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal-jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka. wal 'ishmata 'ishmatuka." Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha itu adalah dhuhaMu, dan keagungan itu adalah keagunganMu, dan keindahan itu adalah keindahanMu, dan kekuatan itu adalah kekuatanMu, dan kekuasaan itu kekuasaanMu, dan perlindungan itu adalah perlindanganMu."
"Allaahumma in kaana rizqii fis-sama-i fa anzilhu, wa in kaana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kaana mu'assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa thahhirhu, wa in kaana ba'iidan fa qarrib-hu". Artinya: "Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, dan apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, dan apabila sukar mudahkanlah, dan apabila haram sucikanlah, dan apabila jauh dekatkanlah.
"Bi haqqi dhuhaa-ika, wa bahaa-ika, wa jamaalika, wa quwwatika, wa qudratika, aatinii maa ataita 'ibaadakash-shalihiin". Artinya: Dengan berkat waktu dhuhaMu, dan keagunganMu, dan keindahanMu, dan kekuatanMu, dan kekuasaanMu, limpahkanlah kepadaku segala yang telah Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang shaleh." [3,4].
2.2. Dzikir setelah sholat dhuha
Bacaan dzikir dilakukan setelah sholat dhuha selesai disebut dalam hadits sesuai dengan yang diriwayatkan oleh Aisyah ra yang artinya sebagai berikut: Aisyah berkata, "Rasulullah saw melaksanakan sholat dhuha, kemudian beliau mengucapkan dzikirnya:
"Allaahhammaghfirli wa tub 'alayya, innaka antat tawwaabur rohiim." Artinya: " Ya Allah, ampunilah dosaku dan terimalah tobatku. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang, sampai Beliau membacanya seratus kali." (Haditas Bujhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, no. 619, Syaikh Al-Bani mengatakan bahwa hadits ini sanadnya shahih). [5]
III. PENUTUP
Dengan melakukan sholat dhuha selesai, berikutnya berdoa dan berdzikir yang dilakukan setiap hari seperti yang telah disebutkan dalam beberapa hadits dibawah yang menegaskan kedudukan sholat dhuha yang sangat mulia dengan keutamaan-kutamaannya [6] sebagai berikut:
1. Pahala Seperti Sedekah
Keutamaan
sholat dhuha bagi yang rajin menunaikannya adalah akan mendapatkan pahala
seperti jika ia bersedekah. Ternyata, amalan sholat dhuha memiliki nilai yang
sama layaknya bersedekah. Sedekah yang dimaksud adalah sedekah yang
diperlukan oleh 360 persendian yang ada dalam tubuh jasad manusia yang membuat kesehatannya
prima - sehat lagi bugar baik fisik, mental, spiritual maupun sosial yang dengan
itu memungkinkan setiap orang untuk hidup di jalanNya, terutama jika dikerjakan
dengan ikhlas.
Bagi umat Islam yang mengerjakan sholat
dhuha, maka dirinya akan mendapat pahala sebanyak persendian sehat lagi bugar sebagaimana
hadist yang diriwayatkan oleh Rasulullah saw
yang artinya sebagai berikut:
“Di setiap sendi seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih
(ucapan subhanallāh) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillāh) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lā ilaha
illallāh) adalah sedekah, setiap takbir (ucapan Allāhu akbar) adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah,
mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha sebanding dengan
pahala semua itu.”
2. Kebutuhannya Akan Dicukupi
Keutamaan
sholat dhuha yang selanjutnya adalah akan dicukupi segala kebutuhan bagi siapa
saja yang mengerjakannya. Sholat dhuha adalah sholat yang dilakukan untuk
memohon limpahan rezeki dari Allah swt.
Untuk itu, barangsiapa yang mengerjakannya maka ia akan mendapati bahwa
kebutuhannya tercukupi pada akhir hari.
Hal ini tersirat dalam ketentuan waktu
pengerjaan sholat dhuha dan bacaan doa yang dipanjatkan setelah melaksanakan sholat.
Sesuai janji-Nya, Allah swt akan
memberikan imbalan dan balasan atas kesediaan hambaNya mengingat diriNya di
waktu dhuha. Janji Allah tersebut dapat ditemukan dalam sebuah hadist
qudsi Rasulullah saw yang artinya:
“Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman: “Wahai anak Adam,
cukuplah bagiKu empat rakaat di awal hari, maka Aku akan mencukupimu di sore
harimu.”
3. Raih Keuntungan
Keutamaan
sholat dhuha yang ketiga adalah untuk meraih ghanimah atau keuntungan secara lebih cepat. Umat Islam yang secara
tekun mengerjakan sholat dhuha akan memperoleh ghanimah atau keuntungan
yang lebih cepat atas izin Allah swt.
Di zaman Rasulullah saw, beliau
membandingkan orang-orang mu’min yang melaksanakan sholat dhuha dengan para
mujahid yang berangkat bertempur ke medan perang dekat dengan tampat tinggal
mereka. Para mujahid tersebut kembali dengan cepat membawa ghanimah (rampasan perang) dalam jumlah banyak beserta
kemenangannya.
Hal ini
adalah motivasi bagi para umatnya untuk mengerjakan amal ibadah serta usaha
untuk bertawakkal kepada Allah swt,
karena manfaat dari tawakkal sangatlah besar.
Rasulullah saw bahkan menimbang bahwa keuntungan yang di peroleh oleh para
pelaksana sholat dhuha berjumlah lebih banyak di banding dengan keuntungan yang
diperoleh oleh para mujahid perang tersebut. Hal ini sebagaimana sabda Rasullulah
saw yang artinya:
“Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali! Mereka
akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya
ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat
jaraknya). Lalu Rasulullah saw bersabda; “Maukah kalian aku tunjukan kepada
tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak
ghanimah (keuntungan)nya dan cepat kembalinya? Mereka menjawab: “Ya! Rasul
berkata lagi: “Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk
melakukan shalat dhuha, dialah yang paling dekat tujuannya (tempat perangnya),
lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya”
4. Mendapat Rumah di Surga
Keutamaan sholat dhuha bagi yang
melaksanakannya adalah akan mendapatkan rumah di surga kelak. Umat Islam
yang bersedia meluangkan waktu untuk melaksanakan sholat dhuha sebanyak
12 rakaat di awal hari, dijanjikan oleh Allah swt imbalan berupa rumah yang indah bagai istana di surga nanti.
Menurut Anas Bin Malik yang mendengar Rasulullah saw bersabda yang artinya:
“Siapa saja yang sholat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuat
untuknya sebuah istana yang terbuat dari emas di surga.” (HR Ibnu Majah)
5. Pahala Haji dan Umrah
Keutamaan sholat dhuha yang tak kalah
dahsyat lainnya adalah dapat mendatangkan pahala yang setara dengan haji dan
umrah. Barang siapa yang melaksanakan sholat dhuha dengan tekun, maka
orang tersebut akan mendapatkan pahala setara haji dan umrah yang sempurna,
Sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas ra, Rasulullah saw
bersabda yang artinya:
“Barangsiapa yang mengerjakan sholat fajar (shubuh) berjamaah,
kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu
ia sholat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan
umrah; sempurna, sempurna, sempurna.”
6. Gugurkan Dosa
Keutamaan sholat dhuha yang selanjutnya
adalah untuk membantu menggugurkan dosa-dosa. Dengan melaksanakan sholat dhuha
secara rutin, dosa para umat akan dihapuskan meski sebanyak buih-buih di
lautan. Terdapat hadist yang memperkuat hal ini, yakni dari Abu Hurairah ra, di mana Rasulullah saw bersabda yang artinya:
“Barangsiapa yang menjaga sholat dhuha, maka dosa-dosanya diampuni
walaupun dosanya itu sebanyak buih dilautan” (HR Tirmidzi)
7. Dibuatkan Pintu Khusus di Surga
Keutamaan shalat dhuha yang terakhir yang
dijanjikan oleh Allah swt adalah akan
dibuatkannya pintu khusus di surgaNya. Pintu yang dinamakan pintu dhuha ini
secara khusus diperuntukkan bagi orang-orang yang tekun dan rutin melaksanakan
ibadah shalat dhuha setiap hari semasa hidupnya. Dari hadits yang diriwayatkan
Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda yang artinya:
Sesungguhnya disurga ada salah satu pintu yang dinamakan pintu dhuha, bila datang hari kiamat malaikat menjaga surga memangil; mana ia yang melazimkan shalat dhuha? Inilah pintu kalian maka masukilah dengan kasih sayang Allah." (HR Thabrani)
Dengan melakukan sholat dhuha dan berdoa dan berdzikir setelah usai bersholat dhuha dengan khusyu' dan bersungguh-sunggu akan banyak manfaat yang akan diperoleh bagi yang mengerjakannya sebagaimana yang telah dipaparkan diatas.
Demikianlah uraian dari 'Keutamaan Sholat Dhuha'. Semoga bermanfaat hendaknya bagi yang membaca artikel ini dan mengamalkannya dengan ikhlas serta berpedoman pula kepada sunatullahNya. Yaitu - disamping berdoa dan berdzikir - dalam bekerja mesti pula dilakukan dengan sebaik mungkin dan bertanggung jawab secara professional sesuai dengan bidang tugas pekerjaannya yang disertai ilmu dan terlatih atau berpengalaman dalam mengerjakan sesuatu yang menjadi tugasnya. Apakah sebagai pegawai negeri atau swasta, Atau pemilik usaha kecil, menengah atau besar. Atau sebagai petugas atau pekerja organisasi sosial kemasyarakatan nirlaba lainnya. Perlu diperhatikan, bahwa dalam berinteraksinya memperhatikan pula adab-adab akhlaknya. Seperti dalam bertetangga, bekerja di tempat kerja, dalam mengadakan rapat, berada dalam majelis ilmu, berada di dalam masjid. Billaahit Taufiq wal-Hidaayah. □ AFM
Catatan Kaki:
[1] https://www.merdeka.com/jatim/berikut-keutamaan-shalat-dhuha-yang-wajib-diketahui-bantu-tambah-pahala-kln.html
[2] https://konsultasisyariah.com/21925-waktu-sholat-dhuha.html
[3] https://news.detik.com/berita/d-5689085/bacaan-doa-dan-dzikir-setelah-sholat-dhuha-pembuka-rizki-setiap-hari
[4] https://artikel.rumah123.com/bacaan-doa-sesudah-sholat-dhuha-beserta-arab-latin dan arti-indonesia--amalkan-agar-rezeki-terus-lancar--121739
[5] https://rumaysho.com/16939-doa-shahih-setelah-shalat-dhuha.html
[6] Idem catatan kaki no. 1 □□
Referensi:
1. https://www.merdeka.com/jatim/berikut-keutamaan-shalat-dhuha-yang-wajib-diketahui-bantu-tambah-pahala-kln.html
2. https://konsultasisyariah.com/21925-waktu-sholat-dhuha.html
3. https://news.detik.com/berita/d-5689085/bacaan-doa-dan-dzikir-setelah-sholat-dhuha-pembuka-rizki-setiap-hari
4. https://artikel.rumah123.com/bacaan-doa-sesudah-sholat-dhuha-beserta-arab-latin dan arti-indonesia--amalkan-agar-rezeki-terus-lancar--121739
5. https://rumaysho.com/16939-doa-shahih-setelah-shalat-dhuha.html
6. ALFATIH. Al-Qur'an Tafsir Per Kata Disarikan Dari Tafsir Ibnu Katsir □□□