Tuesday, March 17, 2020

Pesona Masjid Raya Sheikh Zayed Abu Dhabi





PESONA
MASJID RAYA SHEIKH ZAYED
ABU DHABI
Oleh: A. Faisal Marzuki


PENDAHULUAN

M
asjid Agung Sheikh Zayed (جَامِع ٱلشَّيْخ زَايِد ٱلْكَبِيْر, Jāmiʿ Ash-Shaykh Zāyid Al-Kabīr) terletak di Abu Dhabi, ibu kota Uni Emirat Arab. Masjid terbesar di negara ini adalah tempat ibadah utama untuk sholat harian, Jumat dan Idul Fitri dan Idul Adha. Selama Hari Raya Ied, dikunjungi oleh lebih dari 41 ribu orang.

Masjid Agung Sheikh Zayed di Abu Dhabi adalah masjid terbesar di Uni Emirat Arab dan dibangun selama 11 tahun, yaitu antara tahun 1996 dan 2007. Karpet di ruang sholat utama berukuran 5.627 meter persegi (m2), hal ini merupakan karpet masjid terbesar di dunia.


SEJARAHNYA

Masjid Agung dibangun antara tahun 1996 dan 2007 ini dirancang oleh arsitek Suriah, Yousef Abdelky. Kompleks bangunan ini berukuran sekitar 290 x 420 m, meliputi area lebih dari 12 hektar, tidak termasuk lansekap luar dan parkir kendaraan. Sumbu utama bangunan itu diputar sekitar 11 ° (derajat) selatan dari barat yang sebenarnya, menyejajarkannya atau menghadap ke arah Ka'bah di Makkah, Arab Saudi sebagai kiblatnya.

Proyek ini diluncurkan oleh mendiang presiden Uni Emirat Arab (UEA), Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, yang ingin membangun struktur yang akan menyatukan keragaman budaya dunia Islam dengan nilai-nilai historis dan modern dari arsitektur dan seni. Tempat peristirahatan terakhirnya yang terletak di tanah yang berdekatan dengan kompleks masjid.

Kantor Pusat Masjid Agung Sheikh Zayed (SZGMC) terletak di sebelah barat menara. Kantor ini mengelola operasi sehari-hari dan berfungsi sebagai pusat pembelajaran dan penemuan melalui kegiatan budaya pendidikan dan program layanan bagi para pengunjung masjid. Perpustakaan, yang terletak di sebelah timur laut menara, melayani masyarakat dengan buku-buku klasik dan publikasi yang membahas berbagai mata pelajaran Islam: ilmu pengetahuan, peradaban, kaligrafi, seni, dan koin, termasuk beberapa publikasi langka sejak 200 tahun yang lalu. Koleksinya terdiri dari materi dalam berbagai bahasa, termasuk Arab, Inggris, Prancis, Italia, Spanyol, Jerman, dan Korea. Selama beberapa tahun berjalan, kota itu terpilih sebagai landmark favorit kedua di dunia oleh TripAdvisor.


DISAIN DAN KONSTRUKSI BANGUNAN


Disain Masjid Sheikh Zayed telah diilhami dari berbagai arsitek dunia seperti Persia, Mughal, dan Masjid Aleksandria dari Masjid Abu al-Abbas al-Mursi di Mesir, juga arsitektur masjid Indo-Islam mempengaruhinya, khususnya Masjid Badshahi di Lahore, Pakistan. Tata letak kubah dan denah masjid terinspirasi oleh Masjid Badshahi. Lengkungannya pada dasarnya adalah orang Moor Maroko, dan menara-menaranya klasik Arab.

Di bawah kontraktor utama Impregilo dari Italia, lebih dari 3.000 pekerja dan 38 perusahaan sub-kontraktor dipekerjakan dalam membangun konstruksi masjid. Masjid ini selesai berdasarkan kontrak kedua oleh Joint Venture antara ACC dan Six Construct (bagian dari BESIX) antara 2004 dan 2007. Bahan-bahan alami untuk disain konstruksi bangunan sebagian besar dipilih dari kaulitas yang terbaik karena tahan lama, termasuk batu marmer, emas, batu semi mulia, kristal dan keramik. Pengrajin dan bahan bangunan berasal dari banyak negara seperti India, Italia, Jerman, Mesir, Turki, Maroko, Pakistan, Malaysia, Iran, Cina, Inggris, Selandia Baru, Makedonia Utara, dan lokal - Uni Emirat Arab (UEA).


KAPASITAS DAN MENARA SERTA PELATARAN MASJID

Masjid ini cukup besar untuk menampung lebih dari 40 ribu jamaah, sementara ruang sholat utama dapat menampung lebih dari 7 ribu. Ada dua ruang shalat yang lebih kecil, dengan kapasitas masing-masing 1.500, salah satunya adalah ruang sholat wanita.

Ada empat menara di keempat sudut halaman yang tingginya sekitar 107 meter. Pelataran halaman masjid yang berubinkan marmer berdisain bunga ini berukuran sekitar 17 ribu meter persegi (m2), hal ini merupakan mosaik marmer terbesar di dunia.

Sebagai perbandingan, Masjid Raja Faisal di Sharjah, yang sebelumnya merupakan masjid terbesar di Sharjah dan negara, berukuran antara 10 ribu sampai 12 ribu meter persegi (m2).

Marmer yang digunakan dalam konstruksi termasuk jenis-jenis dari Sivec dari Prilep, Makedonia Utara, digunakan pada kelongsong bagian luar (eksternal) 115.119 m2 dari kelongsong telah digunakan di masjid, termasuk menara; Lasa dari Laas, South Tyrol, Italia digunakan di ketinggian bagian dalam (internal); Makrana dari Makrana, India digunakan dalam lampiran dan kantor; Acquabianca dan Bianco P dari Italia; Putih Timur dan Hijau Ming dari Cina.


PENUTUP

Keistimewaan dari disain arsitektural dari Masjid Agung Sheikh Zayed memiliki banyak elemen khusus dan unik seperti antara lain adalah sebagai berikut.

Karpet di ruang sholat utama dianggap sebagai karpet terbesar di dunia yang dibuat oleh Perusahaan Karpet Iran dan dirancang oleh seniman Iran Ali Khaliqi. Karpet ini berukuran 5.627 meter persegi (m2), dan dibuat oleh sekitar 1.200-1.300 perajut karpet. Berat karpet ini adalah 35 ton dan sebagian besar terbuat dari wol yang berasal dari Selandia Baru dan Iran. Ada 2,268 milyar simpul di dalam karpet dan butuh waktu sekitar dua tahun untuk menyelesaikannya.

Masjid Agung Sheikh Zayed memiliki tujuh lampu gantung impor dari perusahaan Faustig di Munich, Jerman yang menggabungkan jutaan kristal Swarovski. Lampu gantung terbesar adalah lampu gantung terbesar kedua yang dikenal di dalam masjid. Terbesar ketiga di dunia, dalam memiliki diameter 10 meter dan tinggi 15 meter.

Kolam di sepanjang arcade (lorong, gang) yang mencerminkan kolom masjid menjadi terang pada malam hari. Sistem pencahayaan yang unik dirancang oleh arsitek pencahayaan Speirs dan Mayor Associates untuk mencerminkan fase bulan. Awan abu-abu kebiruan yang indah diproyeksikan dalam cahaya ke dinding luar dan menjadi lebih terang dan lebih gelap sesuai dengan fase bulan.

Di ruang shalat utama yang terdiri dari 96 kolom dilapisi dengan marmer dan bertatahkan mutiara, salah satu dari sedikit tempat di mana orang dapat melihat hasil dari kerajinan tangan yang indah ini.

Nama-nama Allah (99 Asmaul Husna) ditampilkan di dinding arah ke Qiblat dalam kaligrafi gaya Kufik tradisional yang dirancang oleh kaligrafer Uni Emirat Arab (UEA) terkemuka - Mohammed Mandi Al Tamimi. Dinding Qiblat juga memiliki pencahayaan serat optik yang halus, yang terintegrasi sebagai bagian dari disain organik.

Secara total, tiga gaya kaligrafi - Naskhi, Thuluth dan Kufic - digunakan di seluruh masjid dan dirancang oleh Mohammed Mandi Al Tamimi dari Uni Emirat Arab (UEA), Farouk Haddad dari Suriah dan Mohammed Allam dari Jordan.

Demikianlah penggambaran bagaimana usaha-usaha manusia beriman memberi keindahan, kesyahduan dan kemilauan yang tak ternilai bagi Masjid - Rumah Ibadah di setiap tempat, di setiap negeri, di setiap zaman. Lain tempat lain pula indahnya, lain negeri lain pula syahdunya lain zaman lain pula kemilauannya.

Untuk menyaksikan pesona kefantastikan Masjid Raya Sheikh Zayed ini, disajikan pula dalam blog ini gambar hidupnya melalui video youtube selama 4 menit 24 detik dalam layar penuh (full screen) dan berwarna (full color) dengan mengklik (--->) Masjid Raya Sheikh Zayed, Abu Dhabi. Setelah itu klik panah yang ada dalam gambar masjid tersebut. Selamat menyimak dan memirsanya. Billahit Taufiq wal-Hidayah. □ AFM



Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Sheikh_Zayed_Mosque
Photo Credit: https://en.wikipedia.org/wiki/Sheikh_Zayed_Mosque
https://www.youtube.com/embed/ItFTpGb5Is0  □□

Blog Archive