Adanya Jagat
Raya Dan Sekumpulan Alam - “Multiverse”
yaitu suatu hipotesis ilmiah - temuan karya ilmiah Stephen Hawking, berupa
kemungkinan adanya beberapa kumpulan alam semesta, disamping alam semesta yang
kita kenal - tempat kita tinggal sekarang ini.
Dunia
sekarang ini akan berakhir, namun sebenarnya ada dunia lain - sebagaimana
hipotesis ilmiah menyatakan. Dari kalangan orang yang beriman disebut dunia
(alam) akhirat yaitu sebagai tempat pembalasan dari apa yang mereka kerjakan
semasa hidup di dunia.
PENDAHULUAN
D
|
engan berjalannya waktu,
berkembang pula ilmu dan pengetahuan manusia. Kalau dulu zaman abad gelap Eropa
percaya bahwa dunia ini datar yang diatasnya tampak bulan dan bintang serta
matahari, seperti yang terlihat pada imaje gambar ini tampak seorang pria
merangkak ke batas tepi bumi.
Kini dipercayai oleh
saintis baik kalangan kosmologian maupun fisikawan bahwa alam jagat raya
bukanlah berbentuk tunggal seperti yang diyakini sebelumnya oleh para pakar
kosmologi.
"Multiverse"
[1] yaitu suatu hipotesis ilmiah - temuan karya ilmiah Stephen Hawking, berupa
kemungkinan adanya beberapa kumpulan alam-alam lainnya, disamping alam semesta
tempat kita tinggal sekarang ini. Lihat imaje gambar sket dibawah ini - tanpa
skala, dari pandangan Islam.
Staphen Hawking mempercayai dengan teori
sainsnya bahwa alam semesta ini akan berakhir - namun sebenarnya ada dunia lain.
Multiverse [2] adalah kelompok hipotetis dari berbagai alam semesta
termasuk alam semesta tempat manusia hidup. Bersama-sama alam semesta ini
terdiri dari segala sesuatu yang ada: keseluruhan ruang, waktu, materi, energi,
hukum fisik dan konstanta yang menggambarkannya berbagai alam semesta dalam multiverse disebut "alam
semesta paralel", atau "alam
semesta lain", atau lagi "alam
semesta alternatif".
Dari kalangan kaum beriman disebut dunia (alam)
akhirat yaitu ‘dunia akan datang’ bagi manusia setelah dunia (alam semesta) ini
hancur. Kepercayaan ini diambil sumbernya dari ‘Divine’, Allah Pencipta Alam Semesta atau Jagat Raya yang terdapat
dalam firman-Nya dalam Kitab Suci Al-Qur’an: “Allah-lah yang menciptakan Langit
Ruang Angkasa (Samāwāti) dan Bumi (Ard)
dan segala apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa...maka apakah kamu
tidak memperhatikan”, QS As-Sajdah 32:4.
Kemudiannya tibalah hari akhir atau kiamat. Kiamat
diartikan sebagai hari akhir yang juga disebut dengan istilah yaumul qiyamah, yaumul hisab dan sebagainya. Kiamat secara istilah diartikan
sebagai kehancuran alam semesta dan segala kehidupan di muka bumi. Setelah itu,
dibangkitkan orang yang sudah mati, kemudian di hisab amal-amalnya. Tidak
seorang pun yang tahu kapan hari kiamat akan terjadi, hanya Allah swt sajalah yang mengetahuinya. Kiamat
sendiri disebutkan dalam berbagai surat di Al-Qur’an khususnya dalam sebuah
surat yakni sural Al-Qariah:
“Hari Kiamat, apakah hari Kiamat
itu? Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? Pada hari itu manusia
seperti laron yang berterbangan, dan gunung-gunung seperti bulu yang
dihambur-hamburkan. Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)-nya, maka
dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang). Dan adapun orang-orang
yang ringan timbangan (kebaikan)-nya, maka tempat kembalinya adalah neraka
Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat
panas”, QS
Al-Qāri’ah 101:1-11.
KIAMAT ALAM SEMESTA DAN ADANYA ALAM LAIN
I
|
lmuan ikon kelas dunia dalam bidang kosmologi,
Stephen Hawking (1942 - 2018),
membuat sebuah makalah penelitian yang menakjubkankan dunia. Dua minggu sebelum ia meninggal pada tanggal 14 Maret 2018. Dalam hipotesisnya, ia
mengisyaratkan dalam analisa sains-nya bagaimana para ilmuwan bisa menemukan
alam semesta dan memprediksi akhirnya kehidupan dunia alias kiamat dan adanya alam lainnya.
Menurut rekan penulisnya, Thomas Hertog, ikon
ahli fisika tersebut menyelesaikan penelitiannya itu dari "ranjang
kematiannya".
Hawking menuliskan, dibutuhkan sebuah pesawat
ruang angkasa seperti Star Trek agar bisa menemukan bukti eksperimental
mengenai "multiverse" yaitu
hipotesis berupa kemungkinan adanya beberapa kumpulan alam semesta, disamping
alam semesta tempat kita tinggal sekarang ini yang akan berakhir, namun ada
dunia lain. Dari kalangan orang beriman disebut dunia akhirat yaitu ‘dunia akan
datang’ setelah dunia ini.
Jika bukti semacam itu ditemukan saat Stephen
Hawking masih hidup yang tidak dalam saat-saat menjelang kematiannya menemukan
teori atau hypotesa ini, mungkin ilmuwan jenius ini bisa kembali menyabet
hadiah Nobel, lapor The Sunday Times.
"Inilah Stephen: dengan berani ia pergi ke
tempat yang ditakuti Star Trek saat mereka melangkah," kata Hertog yang
merupakan profesor fisika teoretis dari KU Leuven University di Belgia.
"Dia sering dinominasikan untuk mendapat
hadiah Nobel dan seharusnya kini ia memenanginya, tapi sekarang tidak pernah
lagi bisa," lanjutnya, seperti dikutip dari News.com.au, Senin (19/3/2018).
Makalah ini menghadapi sebuah permasalahan yang
mengganggu pikiran Stephen Hawking, sejak teori "tanpa batas" dibuat
pada 1983 bersama James Hartle.
Dalam teori itu, keduanya menjelaskan bagaimana
awal mula Bumi tercipta selama Big Bang atau Ledakan Dahsyat. Teori tersebut
juga meramalkan penciptaan multiverse,
di mana terdapat sejumlah fenomena yang disertai oleh Big Bang, sehingga
menciptakan alam semesta yang terpisah.
Dalam makalah terakhirnya, Stephen Hawking dan
Hertog mengeksplorasi penemuan alam semesta dengan menggunakan roket riset (probe) yang ditempatkan dalam
pesawat luar angkasa.
Makalah ini juga meramalkan alam semesta kita
akhirnya akan pudar, menjadi gelap saat bintang-bintang yang kehabisan energi.
Meski demikian, gagasan Stephen Hawking dinilai
kontroversial di kalangan ahli kosmologi lainnya. Profesor Neil Turok, Direktur
Perimeter Institute Kanada dan teman Hawking, adalah salah satu ilmuwan yang
tidak setuju dengan teori itu.
"Saya masih tak habis pikir, mengapa ia
menganggap gambaran ini menarik," katanya.
Boleh jadi menjelang kematiannya di mana dia
bergelut semasa hidupnya yang berkecimpung dalam ilmu kosmologi, diperlihatkan
oleh Allah Mahapencipta tanda-tanda kebesar-Nya kepadanya.
Di satu sisi ilmuwan lain mendukung teori
Hawking dengan menyebut bahwa karya sang ahli mungkin bisa jadi terobosan yang
dibutuhkan kosmologi, terutama karena ini adalah teori pertama yang dapat diuji
dalam eksperimen.
Makalah hasil pemikiran Stephen Hawking yang
berjudul "A Smooth Exit from Eternal
Inflation" telah direvisi pada 4 Maret 2018, 10 hari sebelum si
profesor jenius itu meninggal dunia.
The Sunday Times
melaporkan, makalah Hawking akan diterbitkan oleh jurnal terkemuka setelah
ditinjau ulang. Hertog mengatakan kepada The
Sunday Times, ia bertemu langsung dengan Hawking demi mendapat
persetujuan akhir, sebelum menyerahkan makalah sains tersebut.
PENUTUP
D
|
emikianlah firman-firman Allah yang mengandung
sains satu demi satu terbukti secara ilmiah (sains) mulai dari penciptaan
manusia sampai alam semesta dan alam dibalik alam semesta ini. Dibawah ini akan dipaparkan penciptaan manusia dan
alam smesta.
PENCIPTAAN MANUSIA
Dia (manusia) diciptakan dari air
(mani) yang terpancar, QS At-Tāriq 86:6. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah. Selanjutnya Kami jadikan saripati itu air mani - nuthfah [3] (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim), QS Al-Mu’minūn 23:12,13.
Kemudian air mani
itu Kami jadikan segumpal darah - ’alaqah
[4]; Lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging - mudhghah [5]; Dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang - ’idhama
[6]; Lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging - lahman [7]. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain - manusia. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik. [QS
Al-Mu’minūn 23:14]
Demikianlah Allah Mahapencipta menerangkan
pertumbuhan cabang bayi di dalam kandungan - embriology. Urutan-urutan mana yang sebelumnya ilmu
pengetahuan belum mengetahuinya, namun setelah diselidiki lebih dalam lagi apa
yang diuraikan dalam Kitab Suci Al-Qur’an bersesuaian dengan penelitian dalam
ilmu embriology ini, seperti yang dikatakan oleh Profesor
Dr. Keith L. Moore MSc, PhD, FIAC, FSRM.
Selain seorang guru besar Departemen
Anatomi dan Biologi Sel Universitas Toronto, beliau juga pernah menjabat
sebagai Presiden AACA (American Association of Clinical Anatomi) antara tahun
1989 dan 1991.
Ia menjadi terkenal karena literaturnya
tentang mata pelajaran Anatomi dan Embriologi dengan puluhan kedudukan dan
gelar kehormatan dalam bidang sains.
Dia menulis bersama profesor Arthur F. Dalley II, Clinically Oriented Anatomy, yang merupakan literatur berbahasa Inggris paling populer dan menjadi buku kedokteran pegangan di seluruh dunia. Buku ini juga digunakan oleh para ilmuwan, dokter, fisioterapi dan siswa seluruh dunia.
Ada kisah menarik saat Prof.Moore ini mengajarkan proses pembentukan manusia di dalam rahim kepada para mahasiswanya. Pada suatu waktu, ada sekelompok mahasiswa yang menunujukkan referensi al-Qur’an tentang ‘Penciptaan Manusia’ kepada Profesor Keith L Moore, lalu sang Profesor melihatnya dan berkata: “Tidak mungkin ayat ini ditulis pada abad ke-7 kalendar Gregorion, karena apa yang terkandung di dalam ayat tersebut adalah fakta ilmiah yang baru diketahui oleh ilmu pengetahuan modern! Ini tidak mungkin, Muhammad pasti menggunakan mikroskop!”
Para Mahasiswa tersebut lalu berkata, “Prof, bukankah saat itu Mikroskop juga belum ada?” “Iya, iya saya tau”. “Saya hanya bercanda, tidak mungkin Muhammad yang mengarang ayat seperti ini,” jawab sang profesor.
Betul, jauh sebelum sains modern
menemukan proses pembentukan embrio manusia, pada abad ke-7 Al-Qur’an telah
menjelaskan proses pembentukan cabang bayi - embrio manusia.
PENCIPTAAN ALAM SEMESTA
Allah-lah yang menciptakan Langit Ruang
Angkasa (Samāwāti) dan Bumi (Ard) dan segala apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa...maka
apakah kamu tidak memperhatikan, QS As-Sajdah 32:4.
”(27) Apakah penciptaan kamu yang lebih hebat ataukah langit yang telah
dibangunnya? QS An-Nāzi’āt 79:27.
Al-Qur’an surat ke-32, As-Sajdah, ayat ke-4 penggal pertama
menerangkan bahwa Samāwāti (Langit
Ruang Angkasa) dan Ard (Bumi) dan apa
yang ada diantara keduanya – disebut sebagai Alam Semesta terbentuk
sampai seperti yang ada sekarang ini diperlukan dalam enam (sittati) masa (ayyāmin).
Pada Masa Pertama, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar
yang disebut ”big bang” (Kun,
jadilah. Fayakun, maka jadilah –
selanjutnya berproses), kira-kira mulai 13.7 milyar tahun lalu.
Pada
Masa Kedua, pengembangan dan Penyempurnaan, QS An-Nāzi’āt 79:28. Bunyi firman-Nya: ”Dia telah meninggikan
bangunannya lalu menyempurnakannya”. Dalam ayat 28 ini terdapat kata ”meninggikan bangunan” dan
”menyempurnakan”. Kata ”meninggikan bangunan” sebagai analogi dari alam semesta
yang mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan langit alam semesta
terlihat makin tinggi (meluas).
Pada Masa Ketiga, pembentukan Tata Surya termasuk di dalamnya planet bumi, QS An-Nāzi’āt, 79:29. Bunyi firman-Nya: ”dan
Dia menjadikan malamnya (gelap gulita), dan menjadikan siangnya (terang
benderang)”. Ayat tersebut dapat ditafsirkan sebagai penciptaan matahari
sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi, sehingga terjadi siang dan malam.
Pada Masa Keempat, awal mula daratan di bumi, QS An-Nāzi’āt 79:30. Bunyi firman-Nya: “Dan setelah itu bumi Dia hamparkan”. Penghamparan yang disebutkan dalam ayat 30 ini dapat diartikan
sebagai pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi.
Masa Ketiga hingga
Masa Keempat ini juga bersesuaian dengan surat-ke 41, surat Fushshilat ayat 9
yang artinya, “Katakanlah: ‘Pantaskah kamu ingkar kepada
Tuhan yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan adakan pula
sekutu-sekutu bagi-Nya?’ Itulah Tuhan Rabb semesta alam”.
Pada Masa Kelima, pengiriman air ke bumi melalui komet, QS An-Nāzi’āt,
79:31. Bunyi
firman-Nya: “Darinya
Dia pancarkan mata air, dan (ditumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya”. Dari ayat 31 di atas, dapat diartikan bahwa di Bumi belum
terdapat air ketika mula-mula terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan evolusi Bumi
dari tidak ada air menjadi ada air.
Jadi, darimana
datangnya air? Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk bumi ketika
atmosfer bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian
bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian
turun sebagai hujan yang pertama.
Bukti bahwa air
berasal dari komet, adalah rasio Deuterium dan Hidrogen pada air laut, yang
sama dengan rasio pada komet. Deuterium adalah unsur Hidrogen yang massanya
lebih berat daripada Hidrogen pada umumnya.
Karena semua
kehidupan berasal dari air, maka setelah air terbentuk, kehidupan pertama
berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air.
Pada Masa Keenam, proses Geologis Serta Lahirnya Hewan Dan Manusia, QS An-Nāzi’āt, 79:32 dan atau 33. Bunyi firman-Nya: ”Dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan
teguh,” surat An-Nāzi’āt ayat
32. Dalam ayat 32 di atas, disebutkan ”gunung-gunung dipancangkan dengan teguh.” Artinya, gunung-gunung
terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan air dan munculnya tumbuhan
pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen
Pangaea mulai tadinya satu kontingen, kemudian terpisah menyebar menjadi bagian
benua-benua dengan nama masing-masing seperti Asia, Afrika, Eropa, Amerika
Utara, Amerika Selatan, dan Australia. Demikian uraian dari Prof Dr. T.
Djamaludin, pakar ahli astronomi
Indonesia.
Demikianlah uraian dari tajuk JAGAT RAYA DAN KUMPULAN ALAM yang menjelang ajal
kematian sebagai saintis agnostic - tidak
percaya adanya Tuhan, ternyata secara tidak disadarinya diperlihatkan oleh Sang
Penciptanya ada dunia lain selain alam semesta menjelang kematiannya. Yaitu dunia akhirat - ‘pembalasan’
dari apa yang kita kerjakan (amalkan, perbuat) selama di dunia.
"Lahā mā kasabat wa 'alaihā maktasabat"
- Dia (manusia) mandapat pahala (dan kenikmatan hidup dunia dan akhirat) dari
kebajikan yang di kerjakan, dan dia (manusia) mendapat siksa (tidak sejahtera, sengsara
dalam hidup dunia dan akhirat) dari dosa (kejahatan, ke-jahiliyah-an, mismanagement,
ibadah mahdah dan ghaira mahdah yang semesti dilakukannya)
yang diperbuatnya, QS al-Baqarah 2:286. Wallahu ‘alam Bish-Shawab, billahit Taufiq wal-Hidayah. □ AFM
Baca juga tema ini: (klik
--->) Dahsyatnya Penciptaan Alam Semesta.
Biografi Singkat Stephen
William Hawking
S
|
tephen William Hawking
CH CBE FRS FRSA (8 Januari 1942 - 14 Maret 2018) adalah seorang fisikawan
teoritis Inggris, kosmolog, dan penulis, yang adalah direktur penelitian di Pusat
Kosmologi Teoritis di Universitas Cambridge pada saat kematiannya. Dia adalah Profesor Lucasian Matematika di Universitas
Cambridge antara 1979 dan 2009.
Karya ilmiahnya
termasuk kolaborasi dengan Roger Penrose pada teorema gravitasional singularitas
dalam kerangka relativitas umum dan prediksi teoretis bahwa lubang hitam
memancarkan radiasi (bintang khunnas), yang sering disebut radiasi Hawking. Hawking adalah
orang pertama yang menetapkan teori kosmologi yang dijelaskan oleh gabungan
teori relativitas umum dan mekanika kuantum. Dia adalah pendukung kuat dari
banyaknya interpretasi dunia dalam masalah mekanika kuantum.
Hawking meraih sukses dalam
penjualan beberapa buku karya tulisnya
yang populer dari ilmu di mana ia mendiskusikan
teori dan kosmologinya secara umum. Bukunya A
Brief History of Time muncul di daftar buku terlaris Inggris Sunday Times
untuk memecahkan rekor selama 237
minggu. Hawking adalah rekan atau sahabat dari Royal Society (FRS), anggota seumur hidup
Akademi Ilmu Kepausan, dan penerima Presidential Medal of Freedom, penghargaan
sipil tertinggi di Amerika Serikat. Pada 2002, Hawking menduduki peringkat
nomor 25 dalam jajak pendapat BBC atas 100 warga Inggris Terbesar.
Hawking memiliki
penyakit yang langka yaitu neuron
motoriknya berkembang
lambat (juga dikenal sebagai amyotrophic
lateral sclerosis "ALS" atau penyakit Lou Gehrig) yang secara
bertahap melumpuhkannya selama beberapa dekade. Bahkan setelah kehilangan kemampuan
berbicara, ia masih bisa
berkomunikasi melalui perangkat yang menghasilkan suara, awalnya melalui penggunaan sakelar genggam, dan
akhirnya dengan menggunakan satu otot pipi. Dia meninggal pada 14 Maret 2018
pada usia 76 tahun.
Profil Dr. T. Djamaludin
D
|
r. T. Djamaludin, pakar
ahli astronomi Indonesia. Pendidikan: S3 Astronomi, Kyoto
University (1991-1996); S2 Astronomi, Kyoto University (1988-1991); S1 Astronomi,
Institut Teknologi Bandung (1981-1986)
Karier: Kepala
LAPAN (2014-Sekarang); Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan,
LAPAN (2011-2014); Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika, LAPAN
(2009-Sekarang); Dosen/Pembimbing Program Magister dan Doktor Ilmu Falak,
IAIN/UIN Walisongo Semarang; Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim
(Eselon II), LAPAN (2007-2010); Kepala Bidang Matahari dan Antariksa (Eselon
III), LAPAN (2001-2003); Kepala Unit Komputer Induk (Eselon IV), LAPAN
(1999-2001); Peneliti Antariksa, LAPAN (1986-sekarang). □□
Catatan kaki:
[1] Multiverse [2] adalah kelompok hipotetis dari berbagai alam semesta
termasuk alam semesta tempat manusia hidup. Bersama-sama, alam semesta ini
terdiri dari segala sesuatu yang ada: keseluruhan ruang, waktu, materi, energi,
hukum fisik dan konstanta yang menggambarkannya. Berbagai alam semesta dalam
multiverse disebut "alam semesta paralel", "alam semesta
lain", atau "alam semesta alternatif".
[2] Laszlo, Ervin
(2003). The Cennectivity Hypothesis: Fountations of an Integral Science of
Quantum, Cosmos, Life, and Consciousness, p.108. State University of New
York Press, Albany. ISBN 0791457850
[3] Then We made him a drop of liquid (sperm)
and put in strong serenity
[4] Then We made the sperm
drop into a (nuthfah) in
a place firmly fixed
[5] Then We made the sperm (nuthfah) into a clot
of congealed blood (‘alaqah)
[6] Then of that clot We made a (fetus)
lump
(mudghah)
[7] Then We made out of that lump bones
(‘idhāma) and clothed the
bones with flesh (lahman).
Sumber:
https://www.liputan6.com/global/read/3386732/misteri-karya-terakhir-stephen-hawking-ungkap-nasib-semesta-kiamat
https://afaisalmarzuki.blogspot.com/2015/10/dahsyatnya-penciptaan-alam-semesta.html
https://afaisalmarzuki.blogspot.com/2014/05/islam-ilmu-pengetahuan-iii.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Stephen_Hawking
https://id.wikipedia.org/wiki/Thomas_Djamaluddin
Dan sumber-sumber
lainnya. □□□