B
|
Bila kita mengenang Sang
Terkasih Muhammad Rasulullah SAW - apalagi
sekarang masih bulan Rabiul Awwal, dimana tanggal 12 adalah hari kelahiran
Rasul SAW, kita hanya bisa menjumpainya
melalui do’a-do’a baik dalam shalat atau selesai shalat yang kita lantunkan.
Juga memohon syafa’at kepada Allah SWT melalui shalawat kepada Nabi SAW untuk
keselamatan kita di akhirat dan kebaikan hidup kita di dunia , tidakkah foto-foto
image berikut ini mengobati kerinduan kita yang sangat dalam kepada Sang Nabi
Tercinta, kekasih Allah, pribadi mulia sebagai rahmatan lil ‘ālamīn.
Ribuan orang jamaah Umrah dan Jutaan jamaah Haji secara bergiliran sebagiannya berdiri menghadap pintu makam Nabi untuk bershalawat dan berdo’a sampai ada yang meneteskan air matanya. Mereka berziarah ke
makam beliau di Masjid Madinah Al-Munawarah melalui dinding yang didalamnya ada
makam Beliau SAW bersama Abubakar RA dan Umar bin Khathab RA.
Makamnya berada disamping kiri bagian Raudah
- tempat atau ruang antara rumahnya dan mimbar tempat Beliau SAW berkhutbah, dulunya
merupakan rumah kediaman Rasulullah SAW yang berdempetan dengan Masjid Nabawi
Al-Madinah Al-Munawarah yang dibatasi dinding. Mari kita lihat gambar replika
rumahnya dan masjid Madinah tempo doeloe, lihat Gambar - 1; Masjid Madinah
Al-Munawarah sekarang, lihat Gambar - 2; Kemudian image makamnya dari luar,
lihat Gambar - 3; Dan dari dalam, lihat Gambar - 4.
Relik
Rasulullah SAW, apa makna relik ini? Dalam kamus Cambridge Dictionary “relic” (dibahasa Indonesiakan relik)
disebutkan an object from the past, esp.
one that has no modern use but is often valued for its meaning or importance in
history. Juga berarti a relic is also
a part of the body or clothing of a saint (holy person), or something
that belonged to a saint. Artinya, “Sebuah
objek dari masa lalu, khususnya
yang tidak ada di zaman modern ini namun sering dinilai ada arti atau kepentingannya dalam sejarah.
Relik juga merupakan bagian dari tubuh atau pakaian orang suci,
atau sesuatu yang dimiliki orang suci – dalam
uraian ini adalah peninggalan dari jejak-jejak Rasulullah yang masih kita
dapati hingga hari ini sebagai bukti sejarah.
Jejak-jejak
Nabi Muhammad SAW dalam bentuk relik tak hanya bisa dijumpai di Makkah atau
Madinah di Arab Saudi, kita pun bisa menjumpainya di wilayah yang agak jauh
dari situ, yaitu di Turki, atau tepatnya di Istana Topkapi, karena sebagian
relik ini tersimpan disana. Ini dilakukan Turki Utsmaniyyah yang ketika itu
menjadi khilafah umat muslim sedunia. Menyadari hal itu, maka diboyonglah
benda-benda sejarah jejak Rasulullah itu ke Turki.
Istana Topkapi
ini terletak di titik pertemuan Selat Bosphorus, Tanjung Tanduk Emas (Golden
Horn) dan Laut Marmara ini merupakan bangunan khas Turki yang mempunyai
taman-taman indah yang menghubungkan antara satu bangunan dan bangunan lainnya.
Kompleks
Istana Topkapi terletak di belakang bangunan Hagia Sophia (Aya Sofya) yaitu
dulunya bangunan gereja ortodok Yunani, kemudian menjadi Mesjid Kesultanan Utsmaniyyah
(Ottoman Empire), dan sekarang menjadi meseum Aya Sofia Muzēsi, lihat Gambar -
5. Topkapi dalam bahasa Turki berarti Gerbang Meriam. Kompleks Istana Topkapi
ini tercatat pernah mengalami renovasi sebanyak dua kali, yakni setelah gempa
bumi 1509 dan kebakaran tahun 1665. Sebanyak 24 Sultan Turki Utsmaniyah pernah
mendiami istana itu. Saat ini, Istana Topkapi telah beralih fungsi. Bangunan
megah itu telah diubah menjadi sebuah museum. Lihat Gambar – 6, Kompleks Istana
Topkapi Tampak Dari Udara; Lihat Gambar – 7, Sebahagian Ruang Dalam Istana
Topkapi; Gambar – 8, Pintu Gerbang
Museum Topkapi.
Banyak benda peninggalan kejayaan kesultanan
Utsmaniyah yang tersimpan di sana. Tapi mungkin yang paling menarik bagi umat
Islam adalah benda-benda peninggalan milik Nabi Muhammad SAW yang tersimpan di
Paviliun Relik Suci.
Sejarah Singkat
Istana Topkapi adalah istana di Istanbul,
Turki, yang merupakan kediaman resmi kesultanan Utsmaniyah atau dikenal juga
dengan sebutan kekaisaran Turki Ottoman selama lebih dari 400 tahun
(1465-1856). Pembangunan Istana Topkapi ini dimulai pada tahun 1459 atas
perintah Sultan Mehmed II. Kompleks Istana Topkapi terdiri dari
empat lapangan utama dan banyak bangunan-bangunan kecil. Pada puncaknya, istana
ini dihuni oleh 4.000 orang.
Berdiri
di tanah seluas sekitar 592.600 – 700.000 m² dan dikelilingi tembok sepanjang 5
kilometer, Istana Topkapi merupakan rumah bagi para Sultan Utsmaniyah selama 4
abad. Dimulai dengan Sultan Mehmed II yang menaklukkan Istanbul dari kekuasaan
Kekaisaran Roma pada tahun 1453. Instruksi pertamanya adalah membangun sebuah
istana sebagai pusat dari kesultanan Utsmaniyah.
Mulai
saat itulah Istana Topkapi dibangun dan terus mengalami perubahan dari masa ke
masa hingga pemerintahan Sultan Abd-ul-Mejid I yang meninggalkan Istana Topkapi
untuk tinggal di istananya yang baru di Istana Dolmabahce Bosphorus, sehingga
Istana Topkapi menjadi terlantar. Istana Topkapi baru kembali dilirik pada
tahun 1923, ketika dilakukan renovasi besar-besaran oleh pemerintah Turki yang
mengubah istana menjadi museum yang banyak dikunjungi hingga kini.
Peninggalan Sejarah Islam
Masih di lingkungan Istana Topkapi, juga ada
peninggalan sejarah khususnya sejarah Islam, benda-benda yang pernah dipakai
Nabi Muhammad SAW. Para pengunjung seperti dibawa ke zaman Rasulullah SAW dan
para sahabatnya. Berbagai peninggalan itu ditempatkan di dalam suatu ruang
khusus yang terpisah dari Istana Topkapi. Ruangan itu bernama Paviliun Relik
Suci.
Lebih
menarik lagi, sepanjang dan selama para pengunjung melihat barang-barang
bersejarah itu kita bisa mendengar alunan bacaan Al-Qur’an oleh 24 orang Hafiz
Qur’an secara bergantian 24 jam nonstop. Dan bayangkan, lantunan ayat suci itu
sudah berlangsung tanpa jeda sejak tahun 1517
Benda-benda
yang terkait Rasulullah SAW terdapat pedang hitam (Pedang Nabawi), mantel, gigi
(Nabi Muhammad SAW yang tanggal pada Perang Uhud), bakiak, tasbih kayu,
bendera, cambuk, segenggam janggut, sajadah, tongkat, busur panah, sabuk,
stempel dan berbagai benda lainnya. Selain itu, terdapat pula pedang-pedang
milik ke-empat sahabat Rasulullah SAW, Khulafaur Rasyidin RA di antaranya
pedang Abu Bakar as-Siddiq RA, Umar bin Khattab RA, Utsman bin Affan RA dan Ali
bin Abi Thalib RA.
Kemudian
yang paling menakjubkan adalah cetakan telapak kaki kanan Nabi Muhammad SAW.
Telapak kaki kanan itu tercetak saat peristiwa Mi’raj. Sedangkan telapak kaki
kirinya kini tersimpan di Masjid Al-Aqsa, Jerusalem
Terdapat
pula beberapa surat buatan Nabi Muhammad SAW. Surat itu ditulis kepada
Al-Muqawqis (Pemimpin Mesir) dan Musailamah Al Kazzab (si Pembohong yang
mengaku sebagai nabi). Surat untuk Al-Muqawqis ditulis di daun kurma dan
ditemukan di Mesir pada tahun 1850.
Peninggalan
penting lainnya adalah manuskrip Al-Qur’an yang pertama. Sebelum Al-Quran
disatukan menjadi kitab, manuskrip pertama Al-Qur’an dituliskan di atas
lembaran kulit binatang. Salah satu yang tersimpan di Istana Topkapi
menyuratkan Surah Al-Qadr.
Barang lain yang juga dipajang di sana dan dapat
dinikmati pengunjung ialah tongkat Nabi Musa AS, sorban Nabi Yusuf AS, potongan
sorban Syekh Abdul Qadir Jaelani, mangkuk Nabi Ibrahim AS, pedang Nabi Daud AS,
jubah dan sajadah Fatimah Al Zahra. Anda juga bisa menemukan pintu-pintu Ka’bah
tua dari berbagai negara di dunia, termasuk kunci-kuncinya. Selain itu, masih
banyak peninggalan lainnya dari para tokoh yang berjasa dalam perkembangan
Islam.
Pada
blog ini tidak semua seperti yang disebutkan diatas dapat ditampilkan image
fotonya hanya sebagian, Lihat Gambar - 9.
Relik Dokumen Rasul SAW
Pada masa awal setelah diangkat sebagai utusan Allah
(Rasulullah) Nabi Muhammad SAW membangun komunikasi dengan para pemimpin suku
dan pemimpin negara lain. Beliau mengirim utusan yang membawa surat ajakan
masuk Islam. Korespondensi melalui surat itu tujukan kepada Heraclius (kaisar
Romawi), Raja Negus (penguasa Ethiopia), dan Khusrau (penguasa Persia).
Sejarah
mencatat, waktu itu Heraclius (Raja Romawi) dan Kisra (Raja Persia) merupakan
dua kerajaan yang terkuat pada zamannya, dan merupakan dua orang yang telah
menentukan jalannya politik dunia serta nasib seluruh penduduknya. Perang
antara dua kerajaan ini berkecamuk dengan kemenangan yang selalu silih
berganti.
Pada mulanya Persia adalah pihak yang menang. Ia
menguasai Palestina dan Mesir, menaklukkan Baitul Maqdis (Yerusalem) dan
berhasil membawa Salib Besar (The True Cross).
Kemudian giliran Persia mengalami kekalahan lagi. Panji-panji Bizantium kembali
berkibar lagi di Mesir, Suriah serta Palestina, dan Heraklius berhasil
mengembalikan salib itu.
Kalau saja orang ingat akan kedudukan kedua kerajaan itu, mereka akan dapat mengira-ngira betapa besarnya dua nama ini, yang mendengarnya saja hati orang sudah gentar. Tiada satu kerajaan pun yang pernah berpikir hendak melawan mereka. Yang terlintas dalam pikiran orang ialah hendak membina persahabatan dengan keduanya. Jika kerajaan-kerajaan dunia yang terkenal pada waktu itu saja sudah demikian keadaannya, apalagi negeri-negeri Arab.
Yaman dan Irak waktu itu di bawah pengaruh Persia, sedang Mesir sampai ke Syam di bawah pengaruh Heraclius. Pada waktu itu Hijaz dan seluruh semenanjung jazirah terkurung dalam lingkaran pengaruh kedua imperium ini. Kehidupan orang Arab pada masa itu hanya tergantung pada soal perdagangan dengan Yaman dan Syam. Dalam hal ini perlu sekali mereka mengambil hati Kisra dan Heraclius agar kedua kerajaan ini tidak merusak perdagangan mereka.
Disamping
itu kehidupan orang-orang Arab tidak lebih daripada kabilah-kabilah, yang dalam
bermusuhan, kadang keras, kadang lunak. Tak ada ikatan di antara mereka yang
merupakan suatu kesatuan politik, yang dapat mereka gunakan untuk menghadapi
pengaruh kedua kerajaan raksasa tersebut.
Oleh sebab itu, Rasulullah mengirimkan utusan-utusannya kepada kedua penguasa besar itu—juga kepada Ghassan, Yaman, Mesir dan Abisinia. Beliau mengajak mereka untuk memeluk Islam, tanpa merasa khawatir akan segala akibat yang mungkin timbul. Dampak yang mungkin dapat membawa seluruh negeri Arab tunduk di bawah cengkeraman Persia dan Bizantium (Romawi Timur).
Akan tetapi kenyataannya, Rasulullah tidak ragu-ragu mengajak para raja itu menganut agama yang benar. Beliau mengirim utusan kepada Heraclius, Kisra, Muqauqis, Harits Al-Ghassani (Raja Hira), Harits Al-Himyari (Raja Yaman) dan kepada Najasi, penguasa Abesinia (Ethiopia).
Surat Rasulullah SAW untuk Raja Romawi Heraclius, mengajak masuk
Islam
Berikut ini surat Rasulullah kepada Heraclius (Raja Romawi), lihat Gambar -
10, yang dibawa oleh Dihyah al-Kalbi,
yang artinya:
"Dengan nama Allah, Pengasih dan Penyayang.
Dari Muhammad hamba Allah dan utusan-Nya kepada Heraclius pembesar Romawi.
Salam sejahtera bagi yang mengikuti petunjuk yang benar. Dengan ini saya mengajak tuan menuruti
ajaran Islam. Terimalah ajaran Islam, tuan akan selamat. Tuhan akan memberi
pahala dua kali kepada tuan. Kalau tuan menolak, maka dosa orang-orang
Arisiyin—Heraklius bertanggungjawab atas dosa rakyatnya karena dia
merintangi mereka dari agama—menjadi tanggungiawab tuan.
Wahai orang-orang Ahli Kitab. Marilah sama-sama
kita berpegang pada kata yang sama antara kami dan kamu, yakni bahwa tak ada yang kita sembah
selain Allah dan kita tidak akan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, bahwa yang satu takkan mengambil yang lain
menjadi tuhan selain Allah. Tetapi kalau mereka mengelak juga, katakanlah
kepada mereka, saksikanlah bahwa kami ini orang-orang Islam."
Ketika Rasulullah SAW mengirim surat kepada Kaisar Heraclius dan
menyerukan kepada Islam. Pada waktu itu Kaisar sedang merayakan kemenangannya
atas Negeri Persia.
Begitu menerima surat dari Rasulullah SAW, Sang Kaisar pun berkeinginan
untuk melakukan penelitian guna memeriksa kebenaran kenabian Muhammad SAW. Lalu
Kaisar memerintahkan untuk mendatangkan seseorang dari Bangsa Arab ke
hadapannya. Abu Sufyan, waktu itu masih kafir, dan rombongannya segera
dihadirkan di hadapan Kaisar.
Abu Sufyan pun diminta berdiri paling depan sebagai juru bicara karena
memiliki nasab yang paling dekat dengan Rasulullah SAW. Rombongan yang lain
berdiri di belakangnya sebagai saksi. Itulah strategi Kaisar untuk mendapatkan
keterangan yang valid.
Maka berlangsunglah dialog yang panjang antara Kaisar dengan Abu Sufyan. Kaisar Heraclius adalah seorang yang cerdas dengan pengetahuan yang luas. Beliau bertanya dengan taktis dan mengarahkannya kepada ciri seorang nabi. Abu Sufyan juga seorang yang cerdas dan bisa membaca arah pertanyaan Sang Kaisar. Namun beliau dipaksa berkata benar walaupun berusaha memberi sedikit bias.
Maka berlangsunglah dialog yang panjang antara Kaisar dengan Abu Sufyan. Kaisar Heraclius adalah seorang yang cerdas dengan pengetahuan yang luas. Beliau bertanya dengan taktis dan mengarahkannya kepada ciri seorang nabi. Abu Sufyan juga seorang yang cerdas dan bisa membaca arah pertanyaan Sang Kaisar. Namun beliau dipaksa berkata benar walaupun berusaha memberi sedikit bias.
Di akhir dialog Sang Kaisar mengutarakan pendapatnya. Inilah ciri-ciri seorang nabi menurut pandangannya dan sebagaimana telah dia baca di dalam Injil. Ternyata semua ciri yang tersebut ada pada diri Rasulullah SAW.
Kaisar Heraclius telah mengetahui tentang Rasulullah SAW dan membenarkan
kenabian beliau dengan pengetahuan yang lengkap. Akan tetapi ia dikalahkan rasa
cintanya atas tahta kerajaan, sehingga ia tidak menyatakan keislamannya. Ia
mengetahui dosa dirinya dan dosa dari rakyatnya sebagaimana telah dijelaskan
oleh Rasulullah SAW.
Dengan kecerdasan dan keluasan ilmunya Kaisar bisa mengetahui kebenaran
kenabian Rasulullah Saw. Bahkan Kaisar menyatakan: “Dia (maksudnya Rasulullah SAW) kelak akan mampu
menguasai wilayah yang dipijak oleh kedua kakiku ini.” Saat
itu Kaisar sedang dalam perjalanan menuju Baitul Maqdis (Yerusalem).
Abu Sufyan RA menceritakan dialog ini setelah masuk Islam dengan keislaman yang sangat baik, sehingga hadits ini diterima. Kaisar lalu memuliakan Dihyah bin Khalifah Al-Kalby dengan menghadiahkan sejumlah harta dan pakaian. Kaisar pun memuliakan surat dari Rasulullah SAW.
Surat Untuk Raja Persia (Raja
Khosrau II/Kisra Abrawaiz)
Rasulullah SAW juga mengirim surat
kepada Raja Khosrau II, Abrawaiz dari kerajaan Persia. Ia mengutus
sahabatnya Abdullah bin Hudzaifah As-Sahmi yang isinya menyerunya kepada Islam,
lihat Gambar - 11.
Berikut
Surat Rasulullah kepada Raja Persia, Kisra Abrawaiz yang artinya:
“Bismillahirrahmanirrahim. Dari Muhammad
hamba Allah dan Rasul-Nya. Kepada Kisra penguasa rakyat Persia. Salam sejahtera
bagi yang mengikuti petunjuk dan beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Aku
bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Aku
mengajak dengan seruan Allah.
Sesungguhnya aku adalah Rasul Allah kepada seluruh umat manusia supaya dapat memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup hatinya dan supaya ketetapan azab kepada orang-orang kafir itu pasti. Masuklah Anda ke dalam Islam, niscaya akan selamat. Jika kamu menolak, sesungguhnya kamu memikul dosa kaum Majusi.”
Ketika berita tersebut sampai kepada Rasulullah Saw, beliaupun mengatakan, “Semoga Allah mencabik-cabik kerajaannya.” Doa tersebut dikabulkan. Persia akhirnya kalah dalam perang menghadapi Romawi dengan kekalahan yang menyakitkan. Kemudian iapun digulingkan oleh anaknya sendiri yakni Syirawaih. Raja Khosrau II, Abrawaiz dibunuh dan dirampas kekuasaannya. Seterusnya kerajaan itu kian terobek-robek dan hancur sampai akhirnya ditakluki oleh pasukan Islam pada zaman Khalifah Umar bin Al-Khaththab RA hingga tidak dapat lagi berdiri.
Rasulullah kepada Raja Najasyi mengajak
masuk Islam
Rasulullah SAW mengirim surat kepada Raja
Najasyi - Habsyah yang bernama Ashhamah bin Al-Abjar, lihat Gambar – 12.
Isi suratnya adalah menyerukan sang raja agar
memeluk agama Islam yang artinya:
“Bismillahirrahmannirrahim.
Dari Muhammad Rasulullah, salam kepada Najasyi, pembesar Habasyah. Salam kepada
siapa yang mengikuti petunjuk. Amma ba’du.
Sesungguhnya aku bertauhid kepada yang tiada Tuhan kecuali Dia, Yang Maharaja yang Maha Suci, Yang Maha Pemberi Keselamatan, Yang Maha Pemberi Keamanan, Yang Maha Pelindung. Dan aku bersaksi bahwa Isa bin Maryam (tiupan) roh dari Allah (yang terjadi) dengan kalimat-Nya (yang disampaikannya) kepada Maryam yang perawan, yang baik dan menjaga diri (suci) lalu mengandung (bayi) Isa dari wahyu dan tiupan-Nya sebagaimana menciptakan Adam dengan tangan-Nya.
Sesungguhnya aku bertauhid kepada yang tiada Tuhan kecuali Dia, Yang Maharaja yang Maha Suci, Yang Maha Pemberi Keselamatan, Yang Maha Pemberi Keamanan, Yang Maha Pelindung. Dan aku bersaksi bahwa Isa bin Maryam (tiupan) roh dari Allah (yang terjadi) dengan kalimat-Nya (yang disampaikannya) kepada Maryam yang perawan, yang baik dan menjaga diri (suci) lalu mengandung (bayi) Isa dari wahyu dan tiupan-Nya sebagaimana menciptakan Adam dengan tangan-Nya.
Aku mengajak engkau kepada Allah yang Esa, tidak mempersekutukan sesuatu bagi-Nya dan taat patuh kepada-Nya dan mengikuti aku dan meyakini (ajaran) yang datang kepadaku.
Sesungguhnya aku utusan Allah. Dan aku mengajak engkau dan tentaramu kepada Allah Yang Maha Perkasa dan Agung. Aku telah menyampaikan dan telah aku nasihatkan; maka terimalah nasihatku. Salam bagi yang mengikuti petunjuk ini.” [Zaadul Ma'ad 3/61].
Saat
surat tersebut sampai di Istana, sang raja An-Najasyi mengambil surat
itu, lalu meletakkan ke wajahnya dan turun dari singgasana. Beliau pun
masuk Islam melalui Ja’far bin Abi Thalib RA.
Setelah masuk Islam, sang raja kemudian membalas surat kepada Rasulullah Sallallahu A’laihi Wasallam untuk mengabarkan keislamannya. Raja Najasyi akhirnya meninggal pada bulan Rajab tahun ke-9 Hijriyyah. Saat mendengar raja ini meningggal, Rasulullah SAW pun melakukan shalat ghaib untuk sebagai penghormatan terakhir. Nabi juga mengabarkan bahwa Raja Najasyi kelak akan masuk syurga.
Penutup
Demikianlah uraian relik Rasulullah Muhammad Sallallahu A’laihi Wasallam yang terekam
dalam Sejarah Islam Dunia yang bukti rekaman relik ini tersimpan di Masjid
Madinah Al-Munawarah dan meseum-meseum lainnya antara lain peninggalan Meseum
Topkapi di Turki ini.
Sebagian relik yang terkumpul di Topkapi ini ada
karena kasadaran sejarah para Sultan Utsmaniyyah Turki - yang ketika itu
sebagai Khilafah umat muslimin sedunia - yang dengan itu kita mendapatkan
pengetahuannya, dengan itu kita panjatkan doa semoga atas jasa-jasanya itu mendapat nilai amalan baik bagi mereka dari Allah SWT. AlhamdulilLāh dapat kita menikmatinya sebagai
melepas rindu kepada Rasulullah SAW yang dengan itu menyadarkan kita untuk menjalankan
As-Sunnahnya, sebagaimana Firman Allah SWT yang artinya:
Barangsiapa yang menaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya ia
telah mentaati Allah. Dan siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka (ketahuilah)
Kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi pemelihara mereka. [QS An-Nisā’ 4:80]
Mudah-mudahan
penulisan ini menambah keyakinan iman kita semua semangkin mantap lagi teguh, karena bukti-bukti sejarah telah
menguakkan melalui relik seperti yang telah kita simak dalam blog ini. Allāhu ‘alam
Bish-Shawab, bil-Lāhi Taufiq wal-Hidayah.
□ AFM
Sumber:
voa-i
http://www.maharprastowo.com/2012/07/surat-rasulullah-saw-untuk-raja-romawi.html
http://www.infoyunik.com/2015/03/surat-surat-ini-saksi-dakwah-rasulullah.html
Dan sumber-sumber lain. □□