Oleh:
A. Faisal Marzuki
- Bersatu dimulai dari cara berfikir. Dari situ mulai menjadi satu cara pandang. Dari cara pandang yang satu menimbulkan cara penanganan yang sama. Maka, terbentuklah Umat Yang Satu.
- Bagaimana gambaran bentuk Umat Yang Satu itu? ”...dan (seperti yang ada) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan?” [QS Adz-Dzāriyāt 51:21]
K
|
eith Devlin 1 memandang bahwa hidup manusia itu hendaknya
seperti berkehidupannya alam cosmology. Yaitu tertib, disiplin dan harmonis.
Tidak berbenturan, masing-masing berjalan menurut garis edarnya. Benda alam
seperti bumi dan delapan planet yang lainnya. Benda-benda ini ’hidup’ dalam
tertib yang berdisiplin. Begitu pula antar sesama bintang, hidup dalam kelompok galaxy (kelompok bintang)
yang anggotanya berjumlah ribuan milyar. Begitu pula antar sama galaxy (yang
banyaknya milyaran galaxy). Cara hidup benda-banda alam yang teratur, tertib
dan berdisiplin ini mencengangkan Devlin. Katanya kenapa kita manusia sesama
antar manusia tidak hidup seperti itu!
Species Manusia seperti kita
sekarang ini yang telah hidup selama 10-an millennium ini terutama di mellennium
ke-3 berdasarkan penanggalan tahun Syamsiyah ’common era’ 2
masih dalam keadaan hidup yang hingar-bingar dalam firkah-firkah sesama
umat. Blok-blok antar sesama bangsa yang mudah meledak dalam bentuk kalau tidak
teror atau perang. Tukas Devlin kenapa kita masih menggunakan cara pandang hidup
ala logika yang dibangun Descartes 3, kenapa tidak seperti alam
coslomogy hidup yang berdisiplin, tertib dan harmonis itu.
Pandangan hidup berdasarkan cosmology ini
telah disebutkan 14 abad yang lalu dalam surat Āli-’Imrān: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi ’orang yang berakal’ (ulil-albab,
yang jeli melihat apa arti dan manfaatnya alam raya di raya ini – alam cosmology).
4
●●●
Telah disebutkan secara tegas (eksplisit)
dalam firman Allah Azza wa Jalla yang menerangkan bagaimana sebenarnya gambaran
bentuk ‘Umat Yang Satu’ itu, yaitu seperti
apa yang ada pada dirimu (dalam tubuhmu) sendiri. Maka apakah kamu tiada
memperhatikan. 5 Maksudnya adalah apa yang mesti dapat dipetik pelajaran
dari keadaan yang ada di dalam tubuhmu sendiri itu.
Untuk memahami ayat tersebut
dengan baik maka dapat kita ambil dari ’science’ (baca saiyn) biology dari
tubuh manusia yang menerangkan bahwa jasad tubuh manusia merupakan kumpulan
sel-sel hidup seumpama ’tembok’ atau ’dinding’ rumah yang terdiri dari susunan
batu-bata. Satu batu bata mempunyai ’share’ terjadinya tembok yang kuat dan kokoh
sebagai pelindung yang melindungi apa yang terdapat di dalam bangunan itu. Namun
cara kerjanya sedemikian rapihnya. Individual sel hidup ini bekerja saling
topang-menopang satu sama lainnya menurut fungsinya masing-masing dalam
koordinasi yang rapih. Bekerja dengan kesadaran masing-masing. Bekerjanya
secara otomatis dan serentak ’in time’ sebagaimana suatu proses kerja yang
mesti dijalani, tanpa saling menunda dan tanpa yang satu asyik menganggur dan
yang lainnya bekerja. Semuanya aktif bekerja menurut fungsi dan tugasnya.
Ahli biologi
melukiskan berdasar penelitiannya sebagai berikut: Tubuh manusia mengandung miliayaran sel yang dirakit
menjadi jaringan (lapisan) dan organ (kumpulan lapisan-lapisan). Kebanyakan sel
manusia dapat dilihat dengan alat mikroskop. Sel yang terbesar adalah sel telur
(ovum). Besarnya lebih kecil dari (diameter) rambut manusia. Sementara itu yang
terkecil adalah sel sperma yang besarnya kurang dari satu-pertiga juta meter (1/3,000,000,000
mm).
Pada tingkat kumpulan-kumpulan antar sel,
tubuh manusia layaknya seperti suatu kota besar sebagaimana suatu cerita fiksi
ilmiah. Tidak ada kota (kumpulan sel-sel) yang lebih besar dan kompleks serta
efisien seperti yang diselenggarakan oleh kumpulan sel-sel dalam tubuh manusia
ini. Seribu atau lebih jenis sel yang kita miliki ini, bekerja dalam harmonis satu
sama lainnya. Luar biasa cara kerjanya, untuk mengatur semua kegiatan. Dimana
satu sama lainnya memiliki kepentingan bagi suatu kehidupan bersama, seperti
produksi pengolahan makanan bagi kehidupan sel-sel yang dikerjakan oleh sel-sel
itu sendiri; penyimpanan bahan-bahan (cadangan) kebutuhan hidup sel-sel;
perbaikan dan pemeliharaan; transportasi kebutuhan hidup sel-sel dan pembuangan
limbah atau ampas yang dilaksanakan oleh sel-sel itu sendiri; sistim pengawasan
dan pertahanan dari bakteri dan virus yang mengancam tubuh manusia; komunikasi
dan manajemen kerja yang rapih. 6
Demikian terorganisirnya kegiatan dan cara
kerja sel-sel di dalam tubuh, demi menopang kehidupan tubuh manusia sebagai
cangkang ruh yang ada di dalamnya. Mereka bekerja independen tanpa diperintah
manusia. Nah gambaran bentuk hidup ‘Umat Yang Satu itu’ yang diisyarakat oleh
ayat firman Allah Azza wa Jalla “Wa
fī anfusikum afalā tubshirūn”. Umat Yang Satu hidupnya seperti apa yang ada
pada diri tubuh fisikmu sendiri yang telah dipaparkan seperti diatas. Maka
apakah kamu tidak memperhatikannya untuk mengambil pelajaran - maksudnya mencontohnya
- sebagaimana ’perintah-Nya’. Demikian
Rahman dan Rahim-Nya, Dia, bagi manusia dalam keteraturan (tertib, harmonis, disiplin
dan bergiat dalam hidup). Demikian pula hendaknya kita. Bentuk hidup ’Umat Yang
Satu’ seperti itu memungkinkan peran umat sebagai ’agent of development’ dan ’agent
of change’ 7 akan dapat meraih
kesuksesan yang sangat berarti bagi sesama umat dan berimbas pula bagi umat
lainnya (Islam sebagai rahmatan lil ’alamīn).©AFM
Catatan kaki:
1Keith Devlin, Goodbye Descartes, The end
of logic and the search for a new cosmology of the mind, John Wiley & Sons,
Inc. Keith Devlin Ph.D. adalah Senior Researcher pada Stanford University’s
Center dalam bidang studi Bahasa dan Komunikasi.
2Penulis tidak menggunakan tahun masehi, karena tahun
kelahiran Isa as itu tidak jelas, walaupun Paus Benecditus XVI menyatakan -sebagai
koreksi- bahwa penghitungan tahun Yesus yang selama ini diyakini keliru. Yesus
lahir beberapa 6 atau 4 tahun lebih awal dari tahun yang selama ini diyakini.
Begitu pula tempatnya bukan di Bethlehem (Bait Lahim) melainkan di Nazareth,
kedua kota atau daerah itu terletak di Palestina. Begitu pula tanggal lahirnya
bukan 25 Desember yang diyakini selama ini.
3Rene Descartes
(1596-1650) seorang yang terkenal sebagai ahli filsafat [juga ahli ilmu pasti,
ilmu mekanika, ilmu alam dan kedokteran] yang baru bangun dari tidur kesadarannya
(consciousness),
apa katanya ‘cogito ergo sum’ [ketika itu bahasa Latin di Eropah menjadi
bahasa Ilmu dan Kitab Injil] yang artinya ‘saya
berfikir, maka saya ada’. Makanya ‘dunia’ itu diadakan (maksudnya
terpahami) kalau kita pikirkan atau kita sadari. Kalau kita sadari ‘ada’, maka ‘adalah
dia’. Sebaliknya kalau kita tidak sadari ada, maka tidak ada. Jadi dunia ini
tergantung dari kita, kesadaran kita dengan adanya atau tidak adanya sesuatu
dihadapan kita. Suatu cara pandangan hidup
yang sangat subjektif sekali.
4[Āli-’Imrān
3:190]
5Firman Allah
Azza wa Jalla: ”Wa fī anfusikum afalā tubshirūn”
artinya: ”dan (seperti) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada
memperhatikan” (apa yang dapat dipetik dari keadaan yang ada di dalam tubuhmu
sendiri)? [QS Adz-Dzāriyāt 51:21]
Ayat tersebut diatas didahului oleh ayat yang dipaparkan-Nya sbb: ”Dan di bumi ini terdapat tanda-tanda (ayat-ayat yang dapat dipetik atau dipelajari
guna diambil pelajaran hidup - yang merupakan hasil dari kesempurnaan ciptaan
atas kekuasaan-Nya yang Maha Sempurna) bagi orang-orang (yang mengerti dan)
yang yakin”. [QS Adz-Dzāriyāt 51:20]
”...dan (juga seperti itu pula) pada dirimu (di dalam tubuhmu) sendiri.
Maka apakah kamu tidak perhatikan?” [QS Adz-Dzāriyāt 51:21]
6 As the basic units of life,
cells are the building blocks of all living things. While the simplest
organisms get by with just one cell, the human body contains billions assembled
into tissues and organs. Most human cells are microscopic. The largest, the ovum
or eggs, is narrower than human hair,
while one of the smallest, the sperm cell, is less than three millionths of 1m
(31/2 ft across) or three billionths of 1mm (1/3,000,000,000 mm)
At the cellular level, the human body has been compared
to a vast city. But outside the pages of science fiction, no city is as large,
complex or efficiently organized as the human body. The thousand or so
different types of cell we possess work in superb harmony to regulate all the
possess essential for life—food processing, production and storage; repair;
transport and waste disposal; surveillance and defense; communication and
administration.
7Kamu adalah umat
yang terbaik yang dilahirkan bagi manusia. (Karena) ● Menyuruh kepada yang ma’ruf
(mengerjakan kebajikan – ‘agent of development’) ● Mencegah dari yang berbuat
mungkar (mengganti dengan perbuatan yang lebih baik – ‘agent of change’) ●
(Karena) Beriman kepada Allah (dan berdasarkan ajaran Islam). [QS Āli ‘Imrān
3:110]□□□