PESONA MASJID RAYA ROMA
Oleh: A. Fasial Marzuki
R
|
oma atau Romawi, dalam bahasa Arab Rūm, tidak
asing lagi bagi umat Islam sejak zaman Nabi Muhammad shalallāhu ‘alaihi wasallam dengan kaisarnya bernama Heraclius (575-641).
Kisahnya bangsa Rūm ini tertulis pula dalam Al-Qur’an dalam Surah ke-30, Al-Rūm
(baca: ar-rūm), baca juga (klik--->) Mengambil
Pelajaran dari Romawi
Masjid Raya Roma adalah masjid terbesar di
Eropa, terletak di kota Roma, Italia. Masjid ini dapat menampung sekitar 12 ribu
jamaah. Jumlah Umat Muslim di Italia sebanyak 1,5 juta orang diantaranya 100
ribu penduduk asli Italia selebih para pendatang yang berasal dari Maroko,
Albania, Senegal, Mesir, Tunisia, Aljazair, Indonesia. Imam Masjidnya sebahagian
besar berasal dari Al-Azhar Mesir.
Dalam sejarahnya, perlu waktu yang panjang untuk
sampai berdirinya Masjid Raya di Roma, Italia ini. Benito Amilcare Andrea
Mussolini, Perdana Menteri Italia yang berkuasa dalam periode 1922-1943 sempat
menentang pembangunan masjid di kota yang mayoritas beragama Katolik, namun 50
tahun setelah kematian Mussolini, rencana pembangunan masjid di Roma kemudiannya
terwujud juga.
Pada tahun 1974 sebanyak 23 negara mayoritas
Islam Aljazair, Arab Saudi, Bahrain, Bangladesh, Brunei Darussalam, Indonesia,
Irak, Kuwait, Libya, Malaysia, Maroko, Mauritania, Mesir, Oman, Pakistan,
Qatar, Senegal, Sudan, Tunisia, Turki, Uni Emirat Arab, Yaman, dan Yordania
bekerjasama membangun masjid di Roma.
Sempat Faisal
bin 'Abdul 'Aziz bin 'Abdurrahman as-Saud, Raja Faisal - menduduki
tahtanya pada tahun 1964-1975, dari Arab Saudi melakukan komunikasi dengan Giovanni
Leone, Presiden Italia tahun 1971-1978, untuk memberitahukan rencana
pembangunan masjid ini. Dewan Kota Roma kemudian memberikan izin untuk membangun
masjid di atas lahan seluas 30 ribu meter persegi, tepatnya di kaki Bukit
Parioli (Monte Parioli) di kawasan Acqua Acetosa. Dalam kompleks Masjid Agung
Roma ini terdapat pula - sekaligus berfungsi sebagai - Pusat Kebudayaan Islam
Italia.
Pada tahun 1975 pembangunan Masjid Raya Roma di
mulai. Bangunan masjid didesain empat orang arsitek yakni: Paolo Portoghesi,
Vittorio Gigliotti, Sami Mousawi, dan Nino Tozzo, dengan gaya perpaduan Romawi
dan Islam. Bangunan masjid dan pelataran sekelilingnya nampak megah. Untuk memasuki
ruang utama masjid, jamaah akan melewati serambi sepanjang 15 meter dari tangga
yang menghubungkan pelataran luar dan masuk ke dalam masjid.
Melalui tangga dengan tinggi kurang lebih 2,5
meter itu - sepertihalnya Masjid Agung Al-Azhar Kebayoran Baru Jakarta, akan
dirasakan detail kemegahan bangunan-bangunan ala Romawi kuno yang dipadukan dengan
16 kubah dan kubah besar di tengahnya. Bagian atas kubah besar itu dihiasi
dengan bulan sabit. Tinggi menara masjid ini sekitar 40 meter yang berbentuk
pohon palem. Dengan itu pemandangan eksterior
(dari luar masjid) terlihat Masjid Raya Roma begitu megah, begitu pula interior
masjid (ruang dalam masjid), lihat imej gambarnya diantaranya pemandangan eksterior yang diambil dari sudut atas, eksterior yang menghadap depan dengan pelatarannya. Lainnya interior dan ruang utama masjid.
Demikianlah pesona salah satu masjid yang berada di daratan Eropa sebagai informasi bahwa agama Rahmatan
Lil ‘Alamīn ini sudah menyebar ke seluruh dunia. Salam takzim kami,
Germantown, MD. 19 Jumādī Tsāni 1441 / 13
Februari 2020 M. □ AFM